SHANUM (9)

27 5 1
                                    

Jangan lupa dukung terus cerita ini dengan follow akun wp author yaa gengs.

Maafkan author, jika masih banyak typo yang bertebaran, silahkan bisa tandai di setiap paragrafnya dengan komen ya gayss.

Jangan tinggalin cerita ini yaa, nanti author nangis loh.

Selamat Membaca


***

Pagi buta, Shanum merasakan sakit yang luar biasa. Rupanya, ia kedatangan tamu bulanan. Kini, ia hanya bisa meringkuk diatas kasur dengan berbalut selimut bergambar barbie.

Ia meremat selimut yang membalut seluruh tubuhnya. "Ya Allah, sakit banget."

Sungguh sangat menyiksa sekali tamu bulanannya itu. Ia sampai dibuat menangis karena sakit yang ada di perutnya.

Di sisi lain, Gayatri merasa heran dengan anaknya. Biasanya, pagi-pagi seperti ini anak perempuannya itu akan turun dan menemaninya memasak.

Gayatri pun berniat untuk melihat anaknya yang belum sama sekali menampakkan batang hidungnya.

"Ini anak ku yang satu mana ya?"

"Udah jam segini belum juga keluar kamar. Pasti lagi haid kuwi bocah."

"Le, kamu lihat mbakmu nggak?" tanya Gayatri pada anak laki-laki yang sedang duduk di meja makan yang masih saja menutup mata.

"Heh, Le! Kok nggak dijawab to?" lanjut Gayatri.

"H-hah? Enten nopo Umma?"

"Wealah bocah! Mbakmu kok yo durung metu kamar piye iki?"

(Kakakmu kok ya belum keluar kamar gimana ini?)

"Nggeh mboten ngertos to, wong Labib wae tidur kok."

Gayatri hanya geleng-geleng kepala mendengar sahutan dari anaknya itu.

Selepas memasak, Gayatri melangkahkan kakinya ke kamar anaknya, Shanum. Tak lupa, ia juga membawa beberapa camilan kesukaan anaknya itu.

Tok! Tok! Tok!

Tak ada sahutan sama sekali, Gayatri mengecek pintu kamar Shanum. Dan ternyata, tidak dikunci. Ia lalu memutuskan untuk masuk ke ruang kamar anaknya.

Tubuh anaknya yang meringkuk di atas kasur mengalihkan atensinya dan rasa khawatir menyelimuti pikirannya.

"Ya Allah Nduk, kenopo kamu iki?" tanya Gayatri seraya membalikkan tubuh Shanum.

Ia melihat mata anaknya yang memerah dan hidung yang penuh ingus. Dan juga nafas anaknya yang tidak teratur.

"Astaghfirullah! Haid ya Nduk?" lanjut Gayatri.

"Nggeh Umma."

"Astaghfirullah! Sek-sek umma tak ngambil air anget dulu yo."

Umma Gayatri tau betul tanda-tanda yang ada di dalam diri anaknya itu. Ia sangat hafal gelagat yang ditunjukkan anaknya.

Shanum kembali menangis tersedu-sedu. "Um-umma, sakit."

SHANUM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang