Hayy-hayy, bagaimana kabar kalian sahabat setianya SHANUM?
Sebelum membaca, pastikan kamu udah follow akun wattpad author yaa-! Semoga cerita ini dapat menghibur kalian semuanyaww.
"Jangan lupa untuk membaca Al-Qur'an, karena Al-Qur'an dapat menolong kita di alam kubur nanti.
Jangan malas salat ya sahabatnya SHANUM."- Shanum Diya Syakira
"Selamat Membaca bolo! Ojo lali tinggalno jejakmu. Jejak sikil yo gak opo-opo kok cah! Saranghaeyo bolo-bolone Shanum🌷"
.
."
"Fatimah, sungguh indah suaramu." puji Shanum akan merdunya suara Fatimah.
"Terimakasih Mba Nu-num!" Fatimah menjawab dengan senyuman manisnya.
Satu jam sudah terlewati. Walaupun hanya beberapa anak yang setoran pada Shanum, tetapi dirinya itu sudah kelelahan menghadapi sifat-sifat anak-anak kecil yang bandel. Memang, wajah mereka imut dan menggemaskan. Tapi tidak menutup kemungkinan, anak-anak itu memiliki sifat yang nakal.
"Aaaaa! Tolongin akuuu!" jerit Shanum frustasi ketika ada anak laki-laki menarik kencang hijabnya. Untung saja, peniti hijabnya tidak lepas.
"Allahuakbar! Fadil, lepas tangan kamu ihh!" bentak Shanum seraya kedua mata yang melotot kearah anak laki-laki yang bernama Fadil.
Fadil pun mulai takut dan melepaskan tangannya dari hijab Shanum. Anak kecil itu langsung berlari ke arah pintu keluar musala dan memeluk kaki remaja laki-laki yang sedang berdiri di ambang pintu musala.
"Ada apa adik kecil?" tanya remaja laki-laki itu seraya mensejajarkan tinggi badannya dengan Fadil.
"Kakak ganteng, itu Mbak Nu-num marah-marah," adu bocil itu dengan mata berkaca-kaca. Remaja laki-laki itu dengan sigap menggendong Fadil dan mulai berjalan ke arah dirinya.
"Woy Mbak! Ini gara-gara kamu nangis ini!" teriak remaja laki-laki itu.
"Astaghfirullah, apa-apaan!" bantah Shanum.
"Heh kowe kan bocah anyar sing lagi pertama gabung ke madrasah kan?! Kenopo awakmu malah mbantah aku to?"
"Wealah wong iki! Kowe lagi mlebu musala iki mau yo, kowe gak ngerti masalahku karo bocah tengil kuwi."
"SHANUM, GHAFFI CUKUP!"
"Z-zayba?" ucap Shanum dan remaja laki-laki itu kompak.
"Walah Mbak, kompak banget ternyata yo?" Fatimah tersenyum aneh. Pasti, Fatimah sedang mengusili Shanum.
PROK! PROK! PROK!
Suara tepuk tangan memenuhi gendang telinganya. Dia sangat kesal dengan masalah ini.
"Allahuakbar! Kesel aku kesel!" Shanum frustasi dengan keadaan saat ini. Dirinya menarik-narik hijab yang dikenakannya.
Tiba-tiba ada yang menahan kedua tangannya. "Stop, jangan kamu tarik-tarik, rambutmu keluar semua Mbak Shanum."
Diingatkan seperti itu, Shanum malah berteriak dengan kencang di dalam musala. "HAHHHHH!"
"Astaghfirullah Mbak! Di dalam musala jangan seperti ini," peringat Zayba.
Shanum mengabaikan balasan dari Zayba. Ia pergi melenggang keluar musala. Sekarang, dalam pikirannya tempat tujuannya untuk menangkan diri adalah pohon rindang yang berada di depan musala.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHANUM
Teen Fiction[Usahakan follow sebelum membaca kawan!] Kisah seorang gadis SMP keturunan jawa yang dimabuk asmara disaat masa hijrahnya. Shanum Diya Shakira, gadis humoris yang jatuh cinta dengan seorang remaja laki-laki yang memiliki tubuh tinggi yang tak kalah...