SHANUM (11)

17 3 2
                                    

HAYY READERS! HOW ARE YOU?

YUKK, JANGAN LUPA UNTUK VOTE, KOMEN, DAN SHARE DEH. KALO KALIANN PUNYA TEMEN HOBI BACA, NAHH REKOMENDASIIN CERITA INI AJA KE TEMEN KALIAN.

MAAACIWW, AND JANGAN LUPA UNTUK FOLLOW IG AUTHOR

@zhirhzlfa, ini first acc

HAPPY READING

***

"Jalannya lebar noh, buka mata mangkannya!"

Lagi-lagi Shanum berbicara ketus dan itu mungkin membuat hati ketiga temannya tersinggung.

"Astaghfirullahal'adzim," ucap ketiga teman Shanum kompak.

Dari arah lain, umma Shanum datang dengan membawa nampan di tangannya. Rupanya, nampan itu berisi tiga cangkir teh untuk mereka.

Gentala berbisik kepada Gema dan Abhian. "Duh, ini ngerepotin Bu Gaya ngga sih kita?"

Abhian menggaruk kepalanya yang tak gatal. "Kayanya, iya deh. Gimana nih kalo kita langsung pamit aja?"

"Kasihan Bu Gaya atuh, capek-capek bikinin jamuan buat kita malah kita langsung pamit gitu aja," sahut Gema.

Shanum menyipitkan mata. Dari ekor matanya, ia menangkap ketiga temannya itu sedang bisik-bisik.

"Gak baik bisik-bisik kek gitu. Ntar, yang keempat setan!" sewot dirinya.

Ketiga temannya langsung menghadap ke arahnya. Mereka juga menetralkan suasana dengan pura-pura batuk.

"Uhuk! Uhuk! Uhuk!"

"Gak usah etok-etok watuk ngono kuwi. Aku yo ngerti kok! Paling kowe iki durung ngombe OBH."

(Gak perlu pura-pura batuk kayak gitu. Aku ya tau kok! Paling kamu ini belum minum OBH)

Mereka bertiga langsung tercengang mendengar langsung penuturan Shanum yang nyeleneh ini.

"Pura-pura nanya aja ngga sih ini?" batin Gentala.

"Kamu kenapa hari ini ngga masuk Num?" tanya Gentala basa-basi.

"Udah tau sakit masih aja nanya ya!" balas Shanum melotot.

"Nggak boleh begitu anakku, bicara itu yang baik. Nggak boleh melotot gitu matanya," peringat ummanya dengan lemah lembut seraya meletakkan tiga cangkir teh itu di atas meja.

"N-nah bener itu!"

"Gausah kamu nyautin apa kata umma ku ya! Kamu itu siapa sih?!" bentak Shanum kembali.

Mereka lelah. Sungguh lelah menghadapi sikap Shanum kali ini. Mereka juga menghela napas panjang, sangat panjang.

"Ada apa sih? Hah?" tanya anak Bu Gaya.

"Ketus amat kamu! Kenapa kamu berubah gini, Num?"

Allahuakbar! Allahuakbar!

"Udah isya nih, pulang aja deh kalian, ngga baik juga kan nunda shalat?"

"Astaghfirullah Num, gini nih ngusir dengan cara yang bener-bener halus."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SHANUM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang