SHANUM (8)

25 3 0
                                    

Jangan lupa dukung terus cerita ini.

Maafkan author jika masih banyak typo yang bertebaran. Silahkan bisa tandai dengan komen di setiap paragrafnya.

Maafkan author jika alurnya aneh ya, karena masih pemula.

Maafkan author jika alurnya aneh ya, karena masih pemula

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Nyali dua orang laki-laki itu mengkerut mendengar bentakan kanjeng ratu Shanum.

"Aduhh, wedi aku Pak," bisik Labib pada ayahnya yang duduk disebelahnya.

"Iyo Le, sing ati-ati karo kanjeng ratu."

"Heh, aku masih denger Bib!" sentak Shanum.

Gayatri menengahi perdebatan mereka bertiga. "Wes! Tukaran (berantem) wae. Kupingku iso-iso meledak."

Shanum menggerutu dalam hati. "Hih, Ibu. Padahal lagi pengen debat."

"Nduk, kamu sudah makan belum?" tanya Gajendra. Pasalnya, matahari sudah berada tepat di atas kepalanya sedangkan anak perempuannya belum makan sama sekali.

Shanum menunjukkan puppy eyes nya. "Bakso boleh nggak?"

"Boleh Nduk, apapun itu. Asal, jangan yang aneh-aneh ya.."

"Oke Bapakku sayang."

Gajendra terkekeh. Ia mengajak anak keduanya itu untuk menemaninya membeli bakso di warung depan rumah sakit.

Labib hanya menurut dan membuntuti Gajendra.

Seraya menunggu bapak dan adiknya membeli bakso, Shanum baru bertanya tentang keadaan Lila pada sang ibunya. Dia benar-benar lupa dengan bagaimana kondisi anak itu.

"Ibuk, Lila bagaimana?" tanya Shanum tiba-tiba.

Ibunya yang sedang sibuk melamun pun menoleh dan menjawab pertanyaan putrinya. "Lila dinyatakan koma Nduk."

"APAA!" teriak Shanum. Matanya berkaca-kaca mendengar jawaban ibunya.

"Dia ada dimana Buk?" tanya Shanum.

"Di ruangannya Nduk, kamu mau lihat? Kamu kuat berjalan?"

"Tapi, ruangannya terlalu jauh Buk,"

"Ya sudah, besok saja ya kalau kamu sudah sembuh. Kita tengok sama-sama dengan bapak dan Labib."

Shanum mengangguk dan tersenyum.

"Iya Ibuku sayang."

***

Pagi ini adalah jadwal dokter Shanum untuk visit ke ruangan rawatnya. Shanum benar-benar dibuat senang oleh dokter yang memeriksa dirinya.

SHANUM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang