SHANUM (4)

44 10 5
                                    

Hayy-hayy. Bagaimana kabar kalian? Semoga sehat selaluu

Jangan lupa fllw akun ig author (ga maksa tapi usahain aja) :
@zhirhzlfa
@aksara_fara

Jangan lupa fllw akun ig author (ga maksa tapi usahain aja) :@zhirhzlfa@aksara_fara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Matahari mulai menampakkan dirinya. Seperti biasa, Shanum pergi ke sekolah dengan sepeda kesayangannya bermerk polygon dengan warna hitam dan putih. Shanum mengayuh sepedanya dengan kecepatan sedang karena kondisi dirinya yang belum begitu baik.

Di tengah perjalanannya ke sekolah. Di pinggir jalan di lampu lalu lintas, Ia menemukan seorang anak kecil yang berjenis kelamin perempuan yang sedang mengemis. Di tangannya memegang sebuah kaleng bertuliskan Tango untuk menampung uang yang diberikan oleh orang-orang.

Shanum melirik arloji yang terlilit di pergelangan tangan kirinya untuk memastikan agar Ia tidak terlambat masuk sekolah. Arlojinya menunjukkan pukul 06 : 15

Lalu, Shanum memutuskan untuk menepi dipinggir jalan.

"Adek kecil, kesini sebentar," panggil Shanum pada anak perempuan itu ketika lampu masih berwarna merah.

"Ada apa ya Mbak?" jawab si anak perempuan kecil itu.

"Minggir dulu Dek!"

Shanum mengeluarkan selembar uang berwarna ungu untuk Ia berikan pada anak kecil itu. Ia lalu memberikan uang selembar itu seraya menunjukkan senyuman manisnya. "Ini, sedikit untukmu Dek!"

"Ya Allah, terimakasih Mbak. Semoga kebaikan Mbak dibalas oleh Allah."

"Aamiin, sehat-sehat Adek kecil!"

Lampu lalu lintas telah berganti warna. Shanum bersiap untuk mengayuh sepedanya kembali.

5 menit kemudian..
Shanum telah sampai di sekolahnya. Dia segera bergegas ke area parkir untuk memarkirkan sepedanya disana. Ternyata, disana Ia mendapati Abhian bersama temannya yang tak lain adalah Gentala.

Ketika Abhian melewatinya, Ia menunduk dalam-dalam seraya melantunkan kalimat do'a.

"Ya Allah, matikanlah hati Hamba agar tidak mencintai makhluk-Mu untuk saat ini."

"Eyy! Ngelamun aja hobimu Num!" tutur Gema seraya menepuk pundak Shanum.

Shanum terkejut, dia hanya memberikan respon senyuman tipis pada Gema. Merasa ada yang berbeda dari sahabatnya, Gema pun memberanikan diri untuk bertanya pada Shanum. "Kamu kenapa Num? Sini cerita aja."

"Ngga kenapa-kenapa sayangku Gema. Aku hanya lelah saja," jawab Shanum. Akhirnya, Shanum menjawab juga. Jadi, Gema tidak perlu khawatir berlebihan akan perubahan yang ada pada diri sahabatnya.

"Mungkin, gara-gara Abhian kali ya," batin Gema.

***

SHANUM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang