Bab 5

1K 66 0
                                    

Sudah hampir 1 bulan aku berada di dunia ini dan telah banyak belajar mengenai banyak hal bahkan ilmu berpedangkupu ya bisa dibilang lumayan lah ya.

He he kalau tidak memuji diri sendiri siapa lagi yang mau memuji.

Selama sebulan ini akupun tidak pernah melihat Kak David karena ia sibuk belajar menjadi penerus duke. Ia sudah lulus 1 tahun lalu dari Bliss Akademi dengan nilai yang bagus. Bahkan hampir menyaingi putra mahkota. Putra mahkota dan kak David ternyata seumuran.

Kalau di ingat-ingat aku seumuran dengan putri Kalina. Berarti pangeran Louis tahun depan baru masuk akademi karena umurnya sekarang sudah 11 tahun. Putri Catherine berada di tahun terakhir di akademi, umurnya sekarang sudah 15 tahun. Sedangkan pangeran France dia baru berumur 5 tahun.

Ah aku jadi tidak sabar masuk akademi, padahal sebelumnya aku malas sekali. Rasanya malah mengulang sekolah. Kalo dibandingin dengan dunia ku dulu berarti saat masuk akademi itu seperti baru masuk SMP padahal aku sudah SMA.

Ngomong-ngomong lamanya pendidikan di akademi itu 4 tahun. Saat anak sudah berumur 12 tahun wajib masuk akademi dan berakhir pendidikan sekitar umur 15 tahun.

Semua masyarakat bisa bersekolah di Bilss Akademi. Jadi rakyat biasa pun dapat merasakan pendidikan yang sama dengan penerus kerajaan.

Bisa kalian bayangkan betapa besarnya akademi ini jika semua anak di benua Atria yang memiliki 5 kerajaan menempuh pendidikan di Bliss Akademi.

Sistem di akademi tidak ada membeda-bedakan kasta, semuanya sama. Meski masih ada oknum yang memanfaatkan kedudukannya dan menindas rakyat biasa. Sudah pasti itu orang yang sombong karena kedudukan orang tuanya.


*  *   *


Hari ini Rian berencana mengunjungi ibukota untuk melihat dunia luar dan kebetulan diberi istirahat dari latihan berpedang.

Ia sudah membayangkan apa yang akan ia lakukan nanti di ibukota.

Ia sudah meminta izin pada ayahnya meski harus melakukan beberapa usaha untuk membujuk ayahnya agar di izinkan keluar.

Berkat ibunya Rian berhasil mendapatkan izin.

Sekarang ia sedang duduk di dalam kereta kuda yang akan membawanya ke ibukota. Kereta kuda yang dia gunakan sangat sederhana karena ia yang meminta. Padahal ayahnya memberikan kereta kuda yang jauh lebih baik dan terdapat lambang keluarga Duke Cornwall.

Ia tidak ingin menjadi pusat perhatian, takutnya ia malah tidak bisa bebas.

Meski sekarang ia sudah di izinkan keluar, tapi sekarang ia malah duduk didalam kereta dengan cemberut.

Tok

Tok

Pintu kereta diketuk dari luar, saat terbuka muncul Albert dengan pakaian andalan.

"Tuan muda ada apa, apakah anda masih memikirkan hal tadi"

"Ini dilakukan tuan Gerald untuk keselamatan anda"

"Tapi menurut ku ini berlebihan, dikawal 5 kesatria elit Cornwall"

"Padahal kau saja sudah cukup"

"Baiklah bagaimana jika sudah di ibukota para kesatria akan saya suruh memantau dari jauh dan berbaur dangan rakyat"

"Itu lebih baik"

Pintu kereta ditutup kembali.

Rian sudah lelah berdebat dengan ayahnya tentang pengawalan saat akan ke ibukota dari pada tidak diperbolehkan keluar sama sekali. Hah, ini lebih baik dari pada harus dikawal 15 kesatria elit ditambah menggunakan kereta mewah.

Saat ini ia menggunakan pakaian biasa yang sederhana tidak ada kesan mewahnya sama sekali namun tampak elegan ditubuhnya.

Ia juga meminta Albert dan para kesatria menggunakan pakaian sederhana untuk menyamar.

Perjalanan dari wilayah cornwall ke ibukota sekitar 1 jam lebih dengan melewati hutan Hoicwood. Pemandangan sepanjang mata memandang hanya ada pepohonan.

Lama-kelamaan rasa pusing menyerang, perut terasa dikocok. Rian merasa sudah tidak kuat sambil memunculkan kepala dari jendela.

"Bisa kita berhenti sebentar"

"Baik tuan muda"

Setelah keluar dari kereta Rian berlari kesisi pohon dan memuntahkan isi perutnya. Ia merasa ada tangan yang membantu memijit tengkuknya.

"Tuan muda apakah anda sudah merasa lebih baik"

"Ya"

"Sepertinya anda belum terbiasa menaiki kereta kuda, tuan muda"

Rian hanya berdehem lemah

"Baiklah kalo begitu kita beristirahat sebentar disini"

"Silahkan duduk sebelah sini tuan muda"

Rian tidak pernah berfikir menaiki kereta kuda akan seperti ini, padahal awalnya baik-baik saja. Tapi setelah setengah jalan ia mulai merasa pusing dan mual, bagiamana tidak jalan yang dilalui tidak rata dan banyak bebatuan yang membuat goncangan dalam kereta meski dalam skala kecil, tapi jika sepanjang jalan seperti ini ia mana kuat.

Setelah beberapa saat beristirahat rombongan pun melanjutkan perjalanan.

Dan hingga tiba di ibukota Rian berdecak kagum melihat banyak bangunan rumah, toko-toko berjejer, terdapat juga lapak dagangan yang mengiurkan sepajang jalan, rakyat yang berlalu lalang melakukan transaksi jual beli, anak-anak pun banyak yang berlarian kesana kemari dengan gembira. Sungguh pemandangan yang memanjakan mata setelah sekian lama berdiam diri di dukedome.

Saat keluar dari kereta Rian diam menatap sekeliling dengan Albert dibelakangnya. Para kesatria sudah berpencar berbaur dengan rakyat.



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Anak Angkat DukeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang