Bab 14

672 43 3
                                    

Hari-hari berlalu dan berganti minggu.

saat ini Rian terbangun dari tidurnya, perlahan-lahan ia menyadari kembali keberadaannya di dunia yang nyata. Matahari pagi yang lembut menyinari ruangan.

Sementara tubuhnya merasakan kehangatan dan kenyamanan setelah istirahat yang mendalam, pikirannya mulai menggeliat dan berputar untuk menyambut hari yang baru.

Rian baru saja selesai sarapan di kamarnya dan bersiap untuk keluar. Ketika ia hendak membuka pintu, tiba-tiba Verles muncul dan berdiri di depannya dengan wajah serius.

"Selamat pagi tuan, Maaf mengganggu, tapi ada sesuatu yang harus saya sampaikan. Duke Geral memanggil Anda ke ruang kerjanya. Beliau sepertinya ingin berbicara mengenai sesuatu yang penting."

"Oh, terima kasih sudah memberitahukan, Verles. Aku akan segera pergi ke ruang kerja ayah. Apakah ada hal lain?"

"Tidak ada tuan. Saya hanya ingin memberitahukan pesannya. Semoga semuanya baik-baik saja."

Rian melangkah menuju ruang kerja Duke Geral. Ia merasa penasaran dengan apa yang ingin dikatakan ayahnya. Dengan langkah mantap, Rian memasuki ruang kerja Duke Geral untuk mengetahui apa yang menanti di sana. Namun, ia melihat bahwa ayahnya sedang sibuk fokus pada berkas yang ada di tangannya.

"Pagi, Ayah. Apa yang perlu ayah sampaikan?"

Duke Geral mengangkat kepalanya dan tersenyum tipis pada Rian.

"Oh, Rian. Maaf, aku sedang sibuk dengan berkas ini. Ternyata, ada undangan pesta ulang tahun putri Kalina yang baru saja aku terima."

Rian merasa penasaran dengan isi undangan tersebut.

"Benarkah, Ayah? Apa yang tertulis di undangan itu?"

Duke Geral menunjukkan undangan kepada Rian

"Putri Kalina akan merayakan ulang tahunnya yang ke-11 minggu depan, dan kita sekeluarga diundang untuk datang ke istana."

Rian merasa senang mendengar kabar tersebut karena ia belum pernah ke istana

"Wow, itu kabar yang menyenangkan, Ayah! Aku sangat bersemangat untuk merayakan ulang tahun Putri Kalina. Terima kasih sudah memberitahu."

Duke Geral mengangguk mengerti.

"Kalau begitu Ayah apakah aku boleh ke ibukota membeli hadiah untuk putri Kalina nantinya"

"Tentu kau bisa pergi ke ibukota."

"Terima kasih ayah"

"Baiklah, pergilah dan hati-hati di perjalanan. Jangan lupa untuk kembali tepat waktu"

Rian pun bersiap-siap untuk pergi ke ibukota.

Rian naik ke kereta kudanya dan di temani oleh pelayan setianya Albert yang sudah menunggunya di depan rumah. Kereta kuda itu dikawal oleh beberapa pengawal yang ditugaskan oleh ayahnya untuk menjaganya.

"Kita berangkat sekarang!"

Kereta kuda melaju melintasi pepohonan. Namun tiba-tiba kereta itu berhenti mendadak di tengah hutan yang lebat.

Rian merasa bingung dan khawatir.

"Mengapa kita berhenti di sini? Apa yang terjadi?

"Saya tidak yakin tuan. Ada sesuatu yang tidak beres, saya akan memeriksanya, Anda tetaplah didalam kereta"

Albert keluar dari kereta dan berjalan menjauh untuk menyelidiki situasi.

Rian duduk dengan gelisah di dalam kereta, mencoba memahami apa yang sedang terjadi. Tiba-tiba terdengar suara rebut dan pertarungan.

Anak Angkat DukeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang