Bab 10

993 64 0
                                        

Di area pertarungan. Percakapan di antara mereka pun terdengar ketika mereka saling berteriak untuk memberi peringatan, dan memberikan dukungan moral satu sama lain.

"Awas! Ada serangan dari sebelah kanan!" teriak salah satu anggota kelompok.

"Bersatu! Jangan biarkan mereka mendekati kita!" seru yang lain.

"Tetap tenang! Kita bisa melalui ini jika kita bekerja sama!" ujar David dengan suara tegar. 

Dalam kekacauan dan bahaya, mereka berusaha bertahan, berbicara dengan suara lantang, dan berkoordinasi untuk menghadapi serangan yang mengancam keberadaan mereka.

Dalam situasi seperti ini, David dengan cepat menyimpulkan bahwa beberapa orang di hadapannya adalah pembunuh bayaran yang dikirim oleh seseorang. 

David sadar bahwa kekuatan mereka tidak boleh diremehkan, karena jelas terlihat bahwa mereka telah menjalani pelatihan dan memiliki keterampilan yang mematikan. Bahkan, mereka sangat kewalahan dalam menghadapinya.

Saat ini, David berhadapan langsung dengan sosok yang diyakini sebagai pemimpin para pembunuh bayaran tersebut. Kedua belah pihak saling berhadapan dengan pandangan tajam yang penuh tantangan dan sikap siap tempur. 

David mengayunkan pedangnya dengan kecepatan dan kekuatan yang mengesankan, mencoba menaklukkan lawannya. Setiap serangannya dilancarkan dengan penuh tekad, mencoba mengalahkan pembunuh bayaran yang terlatih dengan baik.

Namun, pembunuh bayaran itu tidak kalah tangguh. Ia menghindari setiap serangan dengan gerakan gesit dan menangkis dengan keahlian yang memukau.

Dalam pertempuran yang penuh ketegangan, kedua belah pihak saling bertarung dengan kecerdasan dan keberanian. 

Terdengar suara pedang bertabrakan dan desahan napas yang berat saat mereka terus saling menyerang dan bertahan. Keduanya menampilkan kemampuan pedang yang luar biasa, menciptakan tarian mematikan di bawah dedaunan gelap hutan yang menjadi saksi bisu pertarungan mereka.

Mereka bertarung dengan kehendak yang kuat, menentang takdir dan berusaha memenangkan pertarungan ini untuk tujuan mereka masing-masing.

Semakin lama, sekelompok pembunuh bayaran tersebut terdesak mundur oleh kekuatan gabungan dan keuletan kelompok David.

Dengan tekad yang tak tergoyahkan, mereka terus melancarkan serangan, mendorong musuh dengan kekuatan yang semakin besar. Akhirnya, kelompok pembunuh bayaran itu terdesak mundur, meninggalkan mereka.

Rian berlari menuju arah kakaknya yang baru saja selesai bertarung. Dalam keadaan yang terengah-engah, kakaknya terlihat kelelahan setelah pertempuran sengit yang baru saja dilalui dan bersandar di sebuah pohon.

Rian dengan cepat mendekatinya, ekspresi khawatir tergambar jelas di wajahnya.

"Kak, apakah kau baik-baik saja? Apa kau terluka?" tanya Rian dengan suara khawatir.

Ia melihat luka-luka kecil di tubuh kakaknya dan noda darah di pakaian tempurnya. Meskipun Rian tahu bahwa kakaknya adalah seorang pejuang yang tangguh, tetapi melihatnya dalam kondisi lelah dan terluka membuat hatinya gelisah.

David tersenyum kelelahan saat melihat Rian datang.

"Aku baik-baik saja. Sedikit lecet di tangan, tapi tidak parah. Yang penting, kita berhasil mengusir mereka."

Rian merasa lega mendengar kata-kata itu, tetapi masih merasa cemas melihat kondisi kakaknya.

"Aku sangat takut tadi. Tapi aku kagum melihat cara kakak melawan mereka. Kakak sungguh hebat!"

Anak Angkat DukeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang