Bab 6

1.2K 81 3
                                        

Berburu jajanan di pasar


___________________________________



Rian yang baru tiba di ibukota langsung menjelajah setiap toko dan lapak penjual yang menarik perhatiannya saat baru tiba.

Hal pertama yang yang ia lakukan yaitu menuju lapak manisan yang cukup mengiurkan. Terlihat pria tua dengan tatapan sayu dan menggunakan topi menjajalkan dagangannya.

"Ah silahkan tuan"

"Berapa ini?"

"Hanya 2 perak tuan"

"Aku ambil 4"

"Ini silahkan tuan"

Bentuknya seperti sate buah yang dibaluti gula dan coklat. Daging buah yang memiliki tekstur lunak, manis, serta segar saat menyentuh lidah. Masing-masing pada buah tersebut memiliki karakter rasa yang berbeda dan sudah pasti memiliki manfaat yang berbeda juga.

Jajanan selanjutnya seperti gulali atau permen kapas. Tak ku sangka disini juga ada yang menjualnya. Ah tak sempat menanyakan namanya apakah sama atau berbeda. Aku sudah tak sabar mencicipinya.

Rasanya sama seperti gulali pada umumnya, setelah masuk ke mulut langsung meleleh dengan rasa manis dan meninggalkan rasa lengket.

Pindah ke lapak berikutnya seorang wanita muda dengan pakaian sederhananya sedang membuat makanan yang cukup unik menurut ku, bentuk bulat lonjong seperti telur.

'Ah ternyata begitu cara pembuatannya' batinya

Bisa kulihat jajanan yang terdiri dari telur rebus yang dibungkus dengan daging cincang. Lalu dibalut dengan tepung, sebelum digoreng hingga menjadi renyah dan kecokelatan.

Rasanya kombinasi antara kelembutan telur rebus ditambah daging yang gurih, dan tekstur renyah dari lapisan tepung. Dengan tambahan seperti saus cokelat atau saus tomat semakin menyempurnakan hidangan ini serta memberikan sentuhan rasa yang lebih kaya.

Berjalan pelan melewati berberapa orang dan lapak yang masih berjeje rapi sambil melihat-lihat mana yang menarik untuk dikunjungi.

Aku cukup penasaran dengan lapak yang mengeluarkan asap mengepul disebelah sana, kira-kira apa yang dijualnya.

Terdapat antrian yang cukup panjang, sepertinya cukup populer disini dan tentunya wajib dicoba.

"Tuan muda antriannya masih panjang, biar saya saja yang mengantri"

"Tidak perlu, aku masih bisa menunggu"

"Aku juga bisa sambil melihat-lihat"

Wow sate jamur.

Bikin penasaran, karena biasanya sate yang ku tau itu sate ayam, sate kambing atau pun sate sapi.

Cukup lama aku mengantri sekarang giliran ku. Setelah menunggu satenya matang akhirnya aku bisa menikmati nya.

Rasanya tak kalah lezat dibanding sate-sate pada umumnya. Sate jamur terasa lengkap dan tambah nikmat dipadukan dengan sambal kacang yang rasanya gurih manis. Aroma dari sate jamur juga sangat harum dan bisa membuat lidah bergoyang.

"Tuan mudah sudah waktunya makan siang"

"Apakah anda akan makan atau tidak tuan?"

"Ah aku masih mampu menampung makanan lagi, tenang saja Albert"

Kalo aku jadi Albert, aku juga akan mempertanyakan pertanyaan yang sama. Pasalnya aku sudah banyak makan berbagai jajanan. Albert mungkin khawatir aku sudah tidak mampu menampung makanan lagi.

Anak Angkat DukeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang