Halo teman-teman, apa kabar? Udah lama ya aku gak update, sekitar berapa bulan ya? Maaf ya aku gak pernah update, insya Allah aku bakal rajin update lagi kayak dulu...
.
.
.Hari ini adalah waktu dimana Gendhis dan keluarga nya bebersih rumah, memang sudah rutinitas mereka jika dua minggu sekali akan bebersih rumah dan membuang barang yang sudah tidak dipakai.
Termasuk lemari pakaian Gendhis, sekarang ia sedang melipat baju baju di lemarinya dan melihat apakah ada yang sudah ia tidak pakai.
"Ndhis, nanti kalau sekiranya ada yang udah gak di pakai, taruh aja di kardus, nanti bakal ibu cuci terus ibu sumbangkan ke orang yang membutuhkan," ucap ibu
"Iya bu," jawab Gendhis
Satu persatu bajunya ia lipat, ia baru sadar bahwa ternyata baju yang ia miliki cukup banyak.
"Banyak juga baju ku," gumam Gendhis
Sekarang semuanya sudah selesai namun saat Gendhis berbalik badan ia menemukan satu gaun yang tertinggal.
Gaun merah bermotif bunga, dengan lengan pendek bermodel balon itu membuatnya tidak jadi merebahkan tubuhnya.
"Ya tuhan, ketinggalan satu," resah Gendhis
Ia pun mengambil gaun itu dan melihat di bagian sakunya seperti ada barang.
"Apa ini?" gumam Gendhis
Ia membuka sebuah kertas yang ada di saku gaun itu, gaun itu tidak pernah terpakai, bahkan Gendhis lupa dari siapa atau beli dimana gaun itu.
"Ckk, paling benci sama yang kayak gini!" gerutu Gendhis
Ia berjalan menuju tong sampah kamar nya dan membuang kertas itu, entah apa isi dari kertas itu.
"Kenapa gaun ini masih di sini?" gumam Gendhis
"Ndhis, lama banget, kamu masih ngapain aja sih?" tanya ibu
Gendhis langsung melihat kearah ibu yang berada di depan pintu kamarnya, memang selama itukah dia melihat gaun itu?
"Masih ngapain sampai lama?" tanya ibu
"Ini bu, masih menata baju tadi," ucap Gendhis
"Oh, yasudah, itu kalau udah taruh di kardus, kardus nya ibu taruh di ruang tamu," ucap ibu
"Iya bu, nanti Gendhis taruh situ, oh ya bu, mainan Gendhis dulu jangan di buang ya, itu lho mainan yang Gendhis simpen di gudang, itu jangan di buang, nanti mau Gendhis pajang, soalnya mainannya dari tanah liat, lumayan kalau di pajang bu."
"Iya, nanti gak ibu buang, kamu cepetan kalau nata baju, soalnya orang yang mau ngambil barangnya udah mau datang," ucap ibu
"Iya bu, bentar lagi selesai," jawab Gendhis
Gendhis pergi keluar kamar membawa berberapa pakaian yang sudah tak terpakai nya, meninggalkan kertas itu di tempat sampah, padahal ia tidak tahu apakah itu penting atau tidak.
"Ini bu, baju Gendhis yang sudah tidak terpakai," ucap Gendhis
Gadis itu menyerahkan sekotak kardus yang berisi berberapa bajunya, yang sepertinya masih bisa di pakai oleh yang membutuhkan.
"Iya, terus ini mainan mu mau di pajang dimana?" tanya ibu sambil menunjuk mainan tanah liat Gendhis
"Nanti aja bu, nanti Gendhis pajang di lemari kaca Gendhis," jawab Gendhis
Gendhis pun mendudukkan dirinya di sofa dan bersandar sambil beristirahat sejenak sedangkan sang ibu pergi keluar rumah sambil membawa barang-barang bekas itu.
"Capek banget, capek-capek gini enaknya makan apa ya?"
Gendhis melamun memikirkan apa yang hendak ia makan untuk makan siang.
"Nasi goreng..."
"Nasi Padang, nasi gudeg, sayur asem, sayur lodeh, apa sayur sop ya?" batin Gendhis
"Ndhis, bantu ibu buat bersihin halaman!" teriak ibu
Teriakan itu membuyarkan lamunan Gendhis, ia tidak jadi memikirkan apa yang hendak ia makan untuk siang nanti.
"Iya bu..."
"Ckkk, orang lagi seru-serunya mikir makan siang malah di suruh bersihin halaman," gerutu Gendhis
Gendhis berjalan dengan lemas karena dia sebenarnya malas di suruh bersih-bersih halaman, pasalnya halaman itu sangat susah di bersihkan apalagi di musim kemarau seperti ini, angin kencang dan daun banyak yang berjatuhan.
"Ini, bantu ibu nyapu daun," ucap ibu sambil memberikan sapu lidi kepada Gendhis
"Ckk, kenapa sih daunnya harus jatuh," gerutu Gendhis
Gadis itu menyapu halaman dengan wajahnya yang cemberut, ibunya yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya.
"Kalau nyapu yang bersih, nanti kalau gak bersih suami mu brewokan," ucap ibu
"Gak percaya aku," tolak Gendhis
"Di bilangin malah bantah," jawab ibu
Gadis itu tetap melanjutkan menyapunya sambil tetap cemberut, keheningan terjadi, yang terdengar hanya suara dari angin pohon dan berberapa orang yang sedang lewat, namun keheningan itu hilang saat terdengar suara perut Gendhis.
Krukkkk
Krukkkk
"Lapar?" tanya ibu
"Hehe, iya bu, Gendhis lapar," jawab Gendhis
"Ibu belum masak, beli nasi gudeg aja ya?" tanya ibu
"Iya!" seru Gendhis
"Di tawarin makanan aja langsung semangat," ejek ibu
"Pasti dong bu, oh ya bu, nanti sore Gendhis mau pergi ke nikahan sama Bima," ucap Gendhis
"Iya, di mana emangnya?"
"Mbak Inggi, tetangga kita bu," ucap Gendhis
"Yasudah, gak papa, nanti Bima kesini berarti?"
"Iya bu," jawab Gendhis
Sang ibu pun pergi meninggalkan rumah untuk membeli nasi gudeg, sedangkan Gendhis terus melanjutkan membersihkan halaman rumah dengan suasana hati yang sudah cukup membaik.
.
.
.
.See you in the next chapter >>

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Gendhis
RomanceLanjutan dari Kisah gendhis Gendhis, gadis yang ditinggal meninggal dunia oleh sang kekasih berusaha untuk melupakan kekasihnya itu, walaupun setelah lima tahun kejadian itu terjadi, Gendhis masih belum bisa melupakan kejadian itu, lima tahun bukan...