"Kita mau kedepan gapura bu, mau ke warung nasi pecel," jawab Ratih
"Yasudah ayo sama saya, sekalian saya juga mau kesana,"
***
"Oh ya, kalian rumahnya dekat sini?," tanya ibu itu
"Iya bu, rumah kita masih di komplek sini, tapi di ujung sana," jawab Ratih
"Di sini tinggal sama orang tua atau berempat?,"
"Sama orang tua masing masing bu, ibu orang baru di sini?," tanya Dwi
"Iya, saya pembantu di rumah cat putih yang rumah tingkat itu lho," jawab ibu itu
"Oalah, rumahnya bu Gayatri," sambung Wati
"Iya, rumahnya nyonya Gayatri," jawab ibu itu
Kami berlima pun melanjutkan perjalanan menuju penjual nasi pecel dekat gapura, sesampainya di sana kami makan dan berbincang bincang dengan ibu itu.
"Kayaknya mbak yang ini gak asli orang sini ya?," tanya ibu itu sambil melihat ke arah Gendhis
"Iya bu, saya bukan asli orang sini, saya dari kota sebelah, kebetulan saya pindah di sini ikut bapak sama ibu saya," jawab Gendhis
"Eh iya, nama ibu siapa, supaya kita lebih enak kalau manggil,"
"Panggil saja saya mpok," jawab ibu itu
Tiba-tiba seorang ibu ibu bersanggul dan memakai kebaya berwarna hijau datang dan menepuk bahu ibu itu.
"Astaghfirullah, saya cariin dari tadi saya kira kamu lagi ngapain kok gak pulang pulang ternyata lagi sarapan," ucap ibu bersanggul itu
"E-eh, nyonya, iya nyonya, saya lagi sarapan, tadi sekalian beliin nyonya sarapan," jawab mpok
"Yasudah itu makanan yang kamu belikan untuk saya beri saja ke orang, saya makan di sini saja," ucap ibu bersanggul yang kerap di panggil Nyonya Gayatri
"Mau nyonya beri ke siapa?," tanya mpok
"Ke tukang becak saja," jawab Nyonya Gayatri
"Kamu makan sama para gadis cantik ini?," tanya nyonya Gayatri sambil melihat ke arah Gendhis dan teman-temannya
"Iya nyonya, mereka tadi di godain sama para cowok yang sering nongkrong di komplek sini, saya kasihan jadi saya tolongin saja," jawab mpok
"Eh kamu Gendhis yang pemilik toko batik itu kan?," tanya nyonya Gayatri sambil menunjuk Gendhis
"Iya nyonya saya pemilik toko batik itu," jawab Gendhis
"Panggil ibu saja, wah saya suka beli batik di toko mu lho, kainnya bagus, lain kali saya pesan buat acara keluarga bisa gak ya?," tanya Gayatri Raminten
"Bisa bu," jawab Gendhis
"Yasudah nanti ikut saya ke rumah, saya mau pesan kain batik, soalnya, saya gak bisa ke tokonya langsung lagi repot," ucap nyonya Gayatri
"Iya bu," jawab Gendhis sambil tersenyum
Mereka semua pun sarapan di warung penjual nasi pecel, setelah selesai makan mereka semua membayar, lalu Gendhis dan ke-tiga temannya pun ikut nyonya Gayatri pergi kerumahnya.
Mereka berjalan kaki hingga sampai di sebuah rumah bercat putih yang bertingkat, memiliki aksen mewah yang menambah kesan bahwa pemilik rumah tersebut adalah orang kaya.
"Ayo masuk, jangan sungkan-sungkan," ucap nyonya Gayatri dan mereka berempat pun masuk kedalam rumah nyonya Gayatri
"Iya bu," jawab Gendhis dan teman-temannya
Saat mereka masuk terlihat sebuah ruang tamu yang memiliki sofa dan terlihat sebuah foto seorang laki-laki yang membuat Gendhis teringat akan seseorang.
"Mirip sama mas Jefano," gumam Gendhis sambil melihat foto itu
"Ada apa?," tanya nyonya Gayatri yang menyadari tingkah laku Gendhis
"Eh enggak bu, maaf bu, Gendhis mau tanya, ini anak ibu?," tanya Gendhis pada nyonya Gayatri sedangkan teman teman duduk di sofa
"Iya itu anak saya, dia tugas di kota kelahirannya," jawab nyonya Gayatri
"Ibu gak asli sini?,"
"Nggak, saya pindah kesini soalnya pingin aja tinggal di sini,"
"Kenapa, kamu suka sama anak saya?," tanya nyonya Gayatri
"E-eh, nggak bu, cuman anak ibu mirip sama orang yang saya kenal,"
"Oalah, yasudah duduk dulu, kita bahas tentang kain batik," ucap nyonya Gayatri
"Saya pingin pesan kain batik untuk acara keluarga, jadi kain batik nya bakal mirip semua jadi kelihatan bagus, bisa gak ya kira-kira?," tanya nyonya Gayatri
"Bisa kok bu, kain batiknya mau di pakai kapan?," tanya Gendhis
"Bulan depan bisa gak?,"
"Bisa bu, kalau mau cek kain bisa langsung ke toko saja,"
"Besok bisa gak saya ke sana?,"
"Bisa bu, kebetulan besok saya mau ke toko jadi sekalian saya temani buat ngecek kain,"
"Yasudah besok saya kesana ya, oh ya kalian mau minum apa?," tawar nyonya Gayatri
"Air putih saja bu," jawab Gendhis
"Kita es teh saja bu," sambung ketiga teman Gendhis
"Yasudah, mpok, tolong bikinkan es teh 3 dan bawakan air putih 1," perintah nyonya Gayatri
"Iya nyonya," mpok pun pergi dan membuat kan kami minuman
***
Ketika aku melihat seseorang yang mirip dengan mu aku langsung mengingat mu berserta kenangan mu
#Gendhis anantari djandramaya#
Enaknya tokoh nyonya Gayatri ini dikasih visual siapa ya?...Btw ada yang kangen sama Jefano gak, author sebenarnya gamon sama Jefano tapi ya gitu dehhh, ada masukkan untuk update selanjutnya?
Jangan lupa vote dan komen
😌😚
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Gendhis
RomanceLanjutan dari Kisah gendhis Gendhis, gadis yang ditinggal meninggal dunia oleh sang kekasih berusaha untuk melupakan kekasihnya itu, walaupun setelah lima tahun kejadian itu terjadi, Gendhis masih belum bisa melupakan kejadian itu, lima tahun bukan...