🛫(4) Kesempatan Untuk Pergi 🛫

112 8 0
                                    

Happy Reading ❤️
.
.
.
.
.

Berkali-kali Prilly mendesah berat saat mengerjakan tugas kuliahnya, ia menyesali ucapannya yang malah menerima lamaran Ali gara-gara bayangan ayah Soni yang jatuh pingsan saat Prilly hendak kabur dari rumah. Dan semenjak menerima lamaran Ali juga Prilly bawaannya selalu kesal setiap hari dan jadi tidak fokus mengerjakan tugas kuliah.

Prilly menutup laptopnya dan menutup buku tugasnya walaupun belum selesai, ia pun mengambil hp-nya di bantal dan mengecek pesan. Lagi-lagi Prilly berdecak sebal tidak ada pesan dari Fandy.

“Ck! Kemana sih dia!? Bikin bete aja deh!” gerutunya, “mana ngerjain tugas malas banget! Di rumah terus bosen!” keluhnya.

Prilly pun menatap pesan dari Fandy semalam yang baru dibalas tadi pagi, selain itu beberapa kali juga Fandy menelpon dirinya, “apa Fandy marah ya sama gue? Pesan gue daritadi gak dibalas padahal dia aktif,” gumam Prilly. Lalu Prilly pun langsung menelpon Fandy dan langsung diangkat olehnya.

“Hallo?”

“Kamu kemana aja sih sayang?”

“Aku baru bangun sayang.”

“Kebiasaan kamu tuh bangun siang! Makanya jangan begadang terus dong!”

“Semalam aku habis balapan.”

“Terus?”

“Ya kalah.”

“Hah!? Kok bisa sih kalah!? Biasanya kamu selalu menang sayang!”

“Soalnya gak ada nyemangatin aku sih, jadi aku kalah.”

Prilly langsung cemberut mendengar perkataan kekasihnya.

“Kamu kemana sih kemarin? Tumben gak aktif nomernya?”

Kalau kamu tau aku dijodohin pasti kamu bakalan marah dan ninggalin aku …

Sayang?”

“Oh, semalam keluarga aku datang ke acara teman ayah dan hp aku mati makanya aku baru balas pagi sayang.”

“Nanti malam aku mau balapan lagi, kamu datang ya semangatin aku biar menang.”

Prilly terdiam bingung, jika keluar malam pasti Prilly akan dilarang oleh orangtuanya. Apalagi jika tau Prilly pergi dengan Fandy.

“Sayang dengar aku kan?”

“Ah, iya aku pasti datang kok sayang.”

“Oke! Aku mau lanjut tidur lagi ngantuk banget!”

“Ya udah, bye sayang!"

Prilly menutup telponnya dan ia menghembuskan nafasnya, “duh, gimana caranya ya nanti malam gue bisa keluar?” gumamnya sambil memutar otaknya.

Prilly memilih keluar dari kamarnya dan ia pun melihat ayah Soni dan bunda Sofi sedang duduk di meja makan sedang berbincang, lalu ia duduk di sebelah bunda Sofi sambil mengambil roti tawarnya.

Bunda Sofi pun menoleh, “lho? Baru bangun sayang?” tanya bunda Sofi.

“Prilly daritadi udah bangun kok,” jawab Prilly, lalu ia menatap penampilan bunda Sofi yang tampak rapi, “bunda mau pergi?”

“Iya sayang, bunda sama ayah mau pergi ke Bandung dan besok juga pulang kok,” ucap bunda Sofi yang membuat Prilly senang dalam hati.

Kesempatan gue nih bisa pergi!

“Oh iya, selama ayah dan bunda pergi kamu jangan pergi kemana-mana,” tambah ayah Soni.

“Iya ayah,” jawab Prilly yang melahap roti tawarnya.

The Best My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang