Happy Reading ❤️
.
.
.
.
.Hari pernikahan pun tiba, baju pengantin sudah di kirim oleh pihak butik pada rumah mereka masing-masing karena ada sedikit perubahan pada ukuran tubuh mereka, untungnya baju pengantin mereka tidak ada yang kekurangan dan cocok di tubuh mereka.
Ali mengancingkan jasnya sambil menatap dirinya pada cermin panjang di kamarnya, ia melirik jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 6 pagi. Waktu ijab kabul pukul 9 pagi, ia tidak tenang jika tidak bersiap-siap dari awal meskipun masih ada waktu beberapa jam lagi.
Ali kembali memikirkan Prilly yang tinggal menghitung jam saja akan menjadi istri sahnya. Perubahan sikap Prilly tidak pernah berubah, ia seperti membenci dirinya, ia belum pernah melihat Prilly tersenyum kepadanya. Ah, jangankan untuk tersenyum, berbicara dengan tidak ketus pun rasanya sangat sulit Ali dapatkan dari Prilly.
Ali berdoa dengan menikahi Prilly, ia bisa membawa perubahan sikap Prilly ke arah yang lebih baik. Orang tua Prilly begitu berharap besar dan mempercayai anak perempuannya untuk menikah dengan Ali, bukan hanya orang tuanya saja, melainkan Satya juga mempercayakan Ali untuk membawa perubahan sifat adik kesayangannya menjadi adik yang penurut seperti dahulu.
Sejak orang tua Ali menjodohkan dengan Prilly, ia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk menjaga Prilly dan ia sudah siap menanggung semua resiko yang saat sah menjadi suami dari Safina Aprillya Latuconsina.
Setelah selesai Ali keluar dari kamar, terlihat ada beberapa kerabat Ali yang sudah datang untuk mengantarkan Ali ke rumah calon mempelai wanita.
“Duh, padahal kamu itu suka tante culik waktu kecil. Tapi sekarang udah besar apalagi udah mau jadi suami juga,” ucap seorang wanita yang merupakan adik dari mama Ayu, yaitu tante Alya.
Ali hanya terkekeh mendengar candaan tantenya, wajar saja Ali merupakan anak satu-satunya mama Ayu dan papa Andra dan juga cucu pertama di keluarga Syarief. Sejak kecil Ali sangat disayangi oleh keluarganya dan juga selalu menjadi rebutan tante dan om-nya, sampai-sampai nekat menculik Ali kecil untuk diajak main ke rumah.
“Om Ali ganteng sekali!” puji anak perempuan berusia 8 tahun yang mendongak menatap Ali. Ali tersenyum mendengar pujian dari anak tante Alya, “om mau digendong!” pintanya, lalu Ali menggendong tubuhnya membuat gadi kecil itu sangat senang.
“Amira juga cantik kok,” puji Ali, Amira tersenyum dan tersipu malu.
“Amira ayo turun, om Ali mau nikah. Nanti ada yang cemburu lho,” titah tante Alya.
“Gak mau! Amira mau digendong om Ali!” tolak Amira, gadis kecil itu memang sangat dekat dengan Ali walaupun usianya terpaut jauh yaitu 19 tahun.
Sebenarnya tante Alya dan suaminya om Dion sudah lama menikah hampir 20 tahun, namun tante Alya pernah keguguran 2 kali sampai akhirnya Amira hadir dikeluarga mereka. Walaupun harus melewati ujian untuk memiliki anak tapi mereka tidak putus asa.
“Kamu harus siapin tenaga makan yang banyak supaya gak lemes dan gak gugup waktu ijab kabul nanti,” titah papa Andra.
“Nah iya, apalagi habis ijab kabul nanti kamu harus tetap kuat. Jangan bikin kecewa istri kamu nanti malam,” kata om Dion.
Tante Alya yang tau maksud pembicaraan suaminya langsung memukul pelan pundak suaminya, “kasian Ali jangan digodain gitu!” tante Alya memperingatkan suaminya, hal itu mengundang tawa semuanya.
•••••
Di tempat lain, Prilly sedang di rias oleh perias yang diundang oleh bunda Sofi. Hari pernikahan merupakan hari bahagia yang ditunggu-tunggu oleh setiap pasangan, tapi berbeda dengan Prilly yang terus murung tidak tampak kebahagiaan di wajahnya. Sepanjang ia dirias bibirnya terus ditekuk sampai membuat sang perias keheranan, namun tetap menjalankan tugasnya tanpa banyak bertanya.
Prilly masih kesal karena niatnya untuk kabur menghindari pernikahannya gagal. Pintu kamarnya sudah dikunci dari luar, setiap sudut teras rumahnya dijaga oleh satpam suruhan ayahnya sehingga ia tidak ada akses untuk Prilly melarikan diri. Ia sangat membenci keluarganya sendiri karena tidak diberikan kebebasan, apalagi hari ini ia akan menjadi seorang istri dari Arkalindra. Ia menatap dirinya dengan penuh kebencian, ia tak sudi menikah dengan laki-laki yang tidak pernah ia cintai. Kenapa takdir mengharuskan ia dijodohkan lalu menikah dengan Ali? Ia sangat mencintai Fandy sampai kapanpun!
Ngomong-ngomong soal Fandy, ia sempat marah karena Prilly membatalkan janjinya untuk berkencan. Jika Fandy tau kalau hari ini Prilly menikah dengan laki-laki pilihan orang tuanya pasti dia akan sangat marah besar, mungkin saja ia akan mengacaukan pernikahan Prilly dengan Ali.
“Maaf mbak, boleh hadap sini? Saya mau pasangkan bunganya di rambut,” ucap wanita yang merupakan penata rias.
“Gak usah pasang bunga mbak, sudah cukup segini aja,” tolak Prilly yang sudah malas.
“Tapi mbak—”
“Saya bilang gak usah! Saya alergi sama bunga!” sentak Prilly yang beralasan dan wanita penata rias itu sampai dibuat terkejut oleh Prilly.
Ia sudah tidak mood lagi untuk di rias, rasanya waktu berjalan begitu lambat. Prilly begitu membenci harinya sekarang!
Bunda Sofi dan Dara masuk kamar Prilly untuk mengecek Prilly, karena Prilly sempat menolak menikah untuk kesekian kalinya.
“Sudah selesai?” tanya bunda Sofi.
“Sudah bu, tinggal pemasangan bunganya tapi saya gak tau kalau mbaknya alergi sama bunga,” kata wanita penata rias itu pada bunda Sofi.
Prilly tidak peduli dengan reaksi bunda Sofi sekarang.
Bunda Sofi menoleh pada Prilly sebentar lalu kembali menatap lawan bicaranya, “iya anak saya memang alergi bunga, saya lupa bilang sama mbak,” kata bunda Sofi yang terpaksa beralasan juga, ia paham jika Prilly sedang tidak bisa dipaksa sekarang, syukur-syukur Prilly menurut untuk mau dirias dihari pernikahannya.
Prilly hanya melirik bundanya sekilas dan menunduk kembali sampai akhirnya Dara menghampiri adik iparnya.
“Dek?” Dara mengusap lembut pundak Prilly yang membuat Prilly mendongak, Dara memperhatikan wajah Prilly yang sangat cantik, “cantik banget adik kakak,” puji Dara.
Prilly hanya tersenyum tipis sampai akhirnya bunda Sofi duduk disebelah Prilly, bunda Sofi tersenyum melihat anaknya begitu cantik.
“Anak bunda kok cemberut terus sih? Bunda pengen liat senyum manisnya,” ucap bunda Sofi yang mengusap pipi Prilly.
Prilly tak bergeming, ia malah menatap ke arah lain menghindari bunda Sofi. Dara yang melihat raut sedih mertuanya begitu kasihan, ia tidak bisa menyalahkan Prilly sepenuhnya karena posisinya yang begitu berat menurutnya. Semenjak perjodohan Prilly berlangsung, bunda Sofi dan Prilly tidak pernah akur dan hampir tiap hari ada saja keributan. Dara berharap hubungan antara ibu dan anak ini kembali akur seperti dulu. Bunda Sofi adalah mertua yang sangat baik, begitu juga ayah Soni adalah sosok ayah mertua yang sangat perhatian.
“Nak, bunda tau kalau kamu memang belum siap untuk menikah. Kamu pasti membenci ayah dan bunda, bunda dan ayah sudah ikhlas jika kamu membenci kami. Tapi bunda mohon, jika kamu sudah menikah dengan Ali nanti, kamu hormati dan hargai Ali sebagai suamimu ya,” pesan bunda Sofi dengan sedikit terisak.
Dara langsung menenangkan ibu mertuanya, Prilly masih belum menoleh pada bunda Sofi, amarahnya masih belum reda karena sikap ayah dan bundanya.
“Sebenci apapun kamu sama bunda, bunda akan tetap menyayangi kamu selamanya. Maaf bunda belum jadi seorang ibu yang kamu harapkan, bunda dan ayah mungkin sudah egois sudah mengatur masa depan kamu. Tapi bunda menginginkan yang terbaik untuk anak bunda, maafkan bunda ya, Nak,” bunda Sofi menggenggam tangan Prilly.
Tanpa sadar air mata Prilly turun yang sudah ia tahan dari tadi, segera ia hapus tanpa memperdulikan riasannya yang akan luntur. Ia mengakui bahwa bunda Sofi dan ayah Soni sangat egois, tapi dalam lubuk hatinya ia sangat menyayangi kedua orang tuanya.
Bunda Sofi memeluk tubuh Prilly, “maafin bunda ya, bunda sayang sama kamu …”
Jangan lupa vote, comment and share cerita ini yups ✨
Terima kasih 🤗✨
🛫Tbc🛫
KAMU SEDANG MEMBACA
The Best My Husband
Fanfiction(Aliando❤️Prilly Fanfiction) °°°°° Safina Aprillya Latuconsina seorang mahasiswi yang akan lulus namun terpaksa dijodohkan oleh kedua orang tuanya berharap kelakuannya akan berubah menjadi lebih baik, dan penurut. Arkalindra Pradana Syarief adalah s...