🛫(11) Pindah🛫

88 11 0
                                    

Happy Reading ❤️
.
.
.
.
.

Pukul 7 malam Prilly belum kunjung pulang dan tidak mengabari Ali. Selesai sholat magrib Ali menelpon Prilly namun telponnya tidak diangkat, Ali mengirim pesan juga tidak juga di balas, Ali pun keluar dari kamar dan ia berpapasan dengan ayah Soni yang juga baru keluar dari kamar.

“Maaf ayah, hari ini Prilly pulang jam berapa?” tanya Ali.

“Katanya lagi di jalan pulang sekarang, memangnya Prilly gak kasih kabar?” kata ayah Soni yang merasa heran.

“Belum ayah, mungkin udah di jalan pulang makanya gak sempat kabarin Ali,” ucap Ali.

Ayah Soni hanya mengangguk saja sambil tersenyum kecil, “yasudah, pasti Prilly sebentar lagi sampai rumah kok,” kata ayah Soni yang diangguki ayah Soni, “ayo nak Ali sebentar lagi ada acara tanding bola sekarang,” ajak ayah Soni kepada Ali. Lalu kedua laki-laki itu duduk di sofa ruang TV menanti acara yang di tunggu-tunggu.

“Walaupun Satya sudah pindah ke rumah barunya, ayah senang ada yang menemani nonton bola lagi. Kalau bundanya Prilly mana minat nonton beginian,” kata ayah Soni yang terkekeh kecil dengan Ali.

“Bunda denger lho ayah,” ucap bunda Sofi yang datang membawa cemilan lalu ditaruh di meja untuk di nikmati suami dan menantunya.

“Lho? Bener kan bunda?” kata ayah Soni yang menoleh pada bunda Soni.

“Iya deh, bunda gak paham soal bola. Untung aja ada nak Ali disini nemenin ayah,” ucap bunda Sofi, “ohiya, cobain kue buatan bunda nak Ali. Ini kue favoritnya Prilly dari kecil,” kata bunda Sofi.

“Ali cobain ya bunda,” ucap Ali yang diangguki bunda Sofi.

“Bunda mau kebelakang dulu ya, mau masak buat makan malam,” kata bunda Sofi yang melangkah ke arah dapur, sementara Ali dan ayah Soni menikmati pertandingan sepak bola sambil menikmati cemilan dan sesekali ayah Soni mengobrol dengan Ali seputar tim sepak bola favoritnya.

Sementara itu mobil Prilly sudah memasuki pekarangan rumahnya saat satpam membukakan gerbang untuknya, Prilly langsung keluar dari mobil dan masuk rumahnya dan terdengar suara ayah dan suaminya tengah bercengkrama saat Prilly melepas sepatunya. 

Prilly mendesah berat karena ia malas harus bertemu Ali disaat suasana hatinya sedang buruk gara-gara kekasihnya, ia berjalan begitu saja melewati ayah Soni dan Ali.

“Baru pulang nak?” tanya ayah Soni.

Prilly langsung menoleh dan menghampiri ayah Soni, “iya ayah,” jawab Prilly dan mencium punggung tangan ayah Soni, “Prilly ke kamar dulu.”

“Salam dulu dong sama suami kamu, nak,” titah ayah Soni, dengan malas Prilly mencium punggung tangan Ali tanpa meliriknya sedikitpun dan langsung masuk kamarnya, ayah Soni merasa tidak enak dengan sikap Prilly yang cuek kepada Ali, “nak Ali, maafin sikap Prilly barusan ya,” ucapnya.

“Gapapa kok ayah,” ucap Ali yang tersenyum, “Ali mau ke kamar dulu sebentar ayah,” kata Ali.

Ayah Soni mengangguk, “silahkan nak.”

Ali melihat Prilly seperti habis menangis makanya ia menyusul Prilly ke kamarnya, Ali terkejut melihat Prilly terduduk menatap cermin di meja riasnya dengan sesenggukan.

“Prilly? Apa yang terjadi sama kamu sampai menangis seperti ini?” tanya Ali dengan cemas.

Prilly menoleh pada Ali dan memberikan tatapan tajam pada suaminya, “bukan urusan lo! Lebih baik lo keluar dari kamar gue!” usir Prilly.

The Best My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang