episode 9

13.9K 1K 20
                                    

Setelah 10 menit perjalanan akhirnya Zidan tiba di sebuah apartement mewah.

"Oh jadi Rio tinggal nya di apartemen ya. "

Ucap Zidan dengan suara pelan setelah keluar dari mobil.

"Andra kau boleh pergi nanti ku kabari jika aku akan pulang" 

Ucap Zidan kepada sang bodyguard yang masih berada di dalam mobil.

Setelah itu Andra pergi dan Zidan mulai memasuki apartement mewah itu.

Saat ia memasuki lift seseorang berlari ke arah lift yang Zidan pakai, seperti nya ia akan menggunakan lift ini,

Lalu Zidan pun mengeluarkan sebelah tangannya untuk menahan pintu lift. Setelah itu pemuda tersebut masuk ke dalam lift.

Setelah berhasil masuk pemuda tersebut mencoba menetralkan nafasnya yang memburu karena berlari.

Melihat pemuda tinggi dan tampan di sampingnya yang seperti nya kehausan Zidan lantas memberikan minum ke padanya yang ia bawa dari rumah.

"Ini, minumlah kau pasti lelah berlari ke sini"

Ucap Zidan sambil menyodorkan botol minum nya. Lalu pemuda itu pun mengambil nya dan mulai menenggak minuman yang Zidan beri.

Glek..

Glek..

"Hahh.. Thanks "

Ucap pemuda tersebut sembari kembali mengembalikan botol minum milik Zidan yang kini air nya tersisa setengah.

"Sama sama. "

Ucap Zidan sembari mengambil botol minum milik nya dari pemuda tinggi itu.

"Emm.. Nama mu siapa? Nama ku Zidan.Apa kau tinggal di sini juga? "

Ucap Zidan sembari melihat ke arah pemuda yang ada di sampingnya. Lalu pemuda tersebut menundukkan kepala nya untuk melihat ke arah Zidan.

"Ya, aku tinggal di sini. "

Ucap pemuda tersebut tanpa memperkenalkan dirinya. Zidan pun lantas mengangguk kecil dan mendengus lirih.

Ting!

Pintu lift terbuka, setelah itu Zidan dan pemuda yang ada di sampingnya lantas keluar dari lift dan berjalan bersama karena arah tujuan mereka sama.

"Hmm... Rio bilang dia ada di ruangan nomor 136 . Emm.. 134 .. 135.. Nah! Ini dia. "

Ucap Zidan setelah berhasil menemukan ruangan milik Rio. Zidan lantas mengalihkan pandangannya ke arah pemuda yang ada di belakangnya.

"Kau ruangan berapa? " Tanya Zidan.

Pemuda tinggi itu lantas menunjuk kamar nomor 140 yang ada di ujung. Zidan lantas mengangguk.

"Baiklah, kalau begitu sampai jumpa lagi. Aku masuk dulu ya! " Ucap Zidan setelah mengetuk pintu.

Pemuda tersebut lantas mengangguk dan melanjutkan langkahnya ke arah ruangan yang ada di ujung tersebut.

Rio lantas membuka kan pintu agar Zidan dapat masuk ke dalam ruangannya.

Di sana sudah ada Edward dengan wajah datar nya tengah menatap ke arah TV yang menyala .

Rio lantas menyuruh Zidan untuk duduk di samping Edward. Lantas Zidan pun duduk di sofa single karena ia merasakan hawa tidak enak yang ada pada diri edward.

Melihat Zidan yang duduk di sofa single Rio lantas duduk di sebelah Edward dekat dengan zidan .

Lantas mereka pun mulai mengobrol santai sesekali tertawa. Setelah itu handphone zidan berdering.

Transmigrasi // Harem Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang