Chapter - 43

176 9 3
                                    

***

Clara membuka matanya perlahan dan menyipit saat merasakan sinar matahari mengenai kulit wajahnya ia mengernyit merasakan sakit dikepalanya, ia ingat ia pingsan semalam akibat ulah pria itu. Clara bangkit dari tidurnya bersandar di kepala ranjang memikirkan perbuatan Andrew semalam membuatnya takut ia memeluk lututnya sendiri,ia tidak mau berada disini ia harus pergi dari tempat neraka ini dan menjauh dari pria psikopat itu.

Clara menoleh ke arah pintu yang terbuka dan ternyata  menampilkan pelayan yang membawa nampan berisi sarapan untuknya.

"untuk apa membawanya kemari?" tanya Clara bingung kepada pelayan itu

"Maaf nona tapi Tuan Andrew yang memerintahkan untuk membawa makanan kepada anda" Jawab pelayan itu sopan

"kau tidak perlu repot seperti itu" Clara tersenyum tidak enak kepada pelayan tersebut

"dan satu lagi aku tidak ingin memakan makanan atas perintah pria itu" Seketika nada bicara Clara terdengar tidak ramah

"maafkan saya nona tapi anda harus, saya permisi" pelayan tersebut mengundurkan diri dari hadapan Clara dan tak lupa mengunci pintu kamar tersebut dari luar atas perintah Andrew

Clara frustasi ia menatap sarapan itu dan juga pintu yang terkunci dengan emosi yang menguasai dirinya, ia tidak tahan dan berakhir meneteskan air matanya. ia membenamkan wajahnya dilututnya yang tertekuk memeluk dirinya sendiri. entah cobaan apalagi yang akan menimpanya kali ini. Terkurung bersama pria pembunuh membuatnya tertekan

sampai malam menjelang Clara juga tidak menyentuh makanan apapun sama sekali, ia hanya melamun menatap keluar jendela dengan pikiran kosong.

Devan

ia kembali mengingat pria itu pria yang pernah menyakitinya secara fisik dan akhirnya mencintai nya tetapi tidak berlangsung lama pria yang ia cintai malah menyakitinya lagi yang kali ini berkali kali lipat sangat sakit melebihi saat pertama kali mereka menikah yang dimana Devan menyiksanya terus. dan saat ini pun ia kembali dihadapkan oleh pria gila yang obsesi kepadanya. Kenapa ia di hadapkan oleh pria pria sinting?

Clara menghela nafas bahkan tetap fokus menatap keluar jendela walaupun ia mendengar bahwa pintu kamarnya terbuka. sampai ia mendengar suara isak tangis memasuki indra pendengarannya barula ia menoleh dan tercengang melihat pelayan muda yang mengantar makanannya kini berurai air mata menatapnya. lalu pandangan Clara jatuh kepada pria yang ada dibelakang pelayan tersebut yang menatapnya tajam sambil memegang pistol ditangannya.

"a...apa yang k...kau lakukan?" tanya Clara seketika bangkit dari duduknya

"apakah aku harus membunuhnya?" suara dingin dan rendah Andrew yang penuh ancaman membuat Clara kalang kabut sendiri 

ia menggelengkan kepalanya saat melihat ujung pistol Andrew tepat dibelakang kepala pelayan itu, yang membuat sang pelayan semakin menangis histeris menatap Clara memohon, Clara bingung apa yang sudah ia lakukan sehingga Andrew ingin membunuh pelayannya sendiri?

"jangan menyakitinya! Aku mohon jangan! ia tidak salah apa apa! mengapa kau ingin membunuhnya Tuan?!"

"dia tidak becus melakukan tugasnya itu membuatnya sangat tidak berguna dan aku tidak menyukainya"

"kau ingin aku mengampuninya?" Clara seketika mengangguk cepat

Andrew tetap pada tatapan dingin tajamnya yang mengarah kepada Clara, Ia menggerakkan tanggan satunya menunjuk ke arah meja yang berisikan makanan Clara yang tidak ia sentuh ama sekali yang dimana membuat darah Andrew mendidih karena marah.

"kau nakal Clara aku mendengar kabar bahwa kau tidak makan sama sekali, bagaimana caraku membuatmu menghabiskan mkananmu Clara? atau tunggu aku membunuhnya dihadapanmu? yang tak becus dengan tugasnya?" Andrew memiringkan kepalanya melihat Clara yang tampak terkejut dengan kata katanya

 FORCED MARRIAGE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang