08

702 77 7
                                    

Hari yang ditunggu pun tiba. Junkyu sudah menjelaskan rencananya secara terperinci pada adik serta teman-temannya, dan semuanya pun sudah paham dengan tugas masing-masing.

Begitu memasuki hari sabtu, Junkyu yang biasanya sangat malas bangun pagi kino bahkan sudah terbangun saat pukul enam. Dia baru akan jalan-jalan dengan Jaekyung sore nanti karena rencana mereka memang kencan malam. Setidaknya itulah yang Jaekyung pikirkan.

"Paling tu anak setan satu lagi sibuk milih baju apa yang mau dipake sama mau dandan yang kek gimana..." celetuk Yoshi yang sedang santai mengoleskan selai ke atas roti panggangnya. Ia sejak jum'at malam memang menginap di rumah Junkyu. Doyoung yang duduk di sebelahnya sedang mengunyah nasi gorengnya dalam diam.

Junkyu melirik sahabatnya itu. "Apal bener ama kebiasaan cewek lu, Yosh?"

"Lah kakak gue bertiga cewek semua. Ya hapal lah gue mau ga mau."

Mereka bertiga menghabiskan waktu hingga sore hanya untuk bermalas-malasan. Junkyu tidak perlu repot-repot memikirkan style pakaian dan rambut untuk acara 'kencan'nya dengan Jaekyung. Toh itu bukan tujuan aslinya.

Sampai waktu menunjukkan pukul tiga sore, barulah semuanya bersiap. Junkyu janjian dengan Jaekyung di depan kafenya sendiri pukul lima sore. Setidaknya dia harus datang lebih dulu untuk meselaraskan kode yang sudah disepakati dengan Jihoon dan Mashiho. Mereka berdua tidak akan terlalu banyak terlibat karena masih harus mengurus kafe. Yang akan melakukan rencana utamanya nanti hanya Doyoung dan Asahi yang sudah memakai pakaian yang sama. Mulai dari kaus, celana, jaket, topi, dan masker semuanya seragam.

"Oke. Semua udah fixed ya? Kita tinggal nunggu Jaekyung dateng."

"Iya, kak."

Junkyu menatap Doyoung yang nampak agak cemas. Dengan lembut dia usap rambut adiknya itu agar bisa merasa lebih tenang. "Tenang aja, dek. Kamu ga bakal kenapa-napa kok. Si Jaekyung kan cuma sendiri..."

Doyoung menatap wajah sang kakak cukup lama. "Maaf, kak..."

"Kenapa minta maaf?"

"Gara-gara aku, kak Ajun sama temen-temen yang lain jadi repot lakuin hal kayak begini."

"Sama sekali ga repot ah. Anggep aja kita lagi main apa kek. Mission Impossible gitu kek. Lagian kalo ga lakuin ini, si Jaekyung ga bakal jera sampe lulus sekolah. Atau malah dia bakal makin menjadi-jadi gilanya begitu masuk usia dewasa."

Junkyu memeluk Doyoung erat. "Kamu yang dibully gengnya Minjae sekedar verbal sama nyontek pe er aja kak Ajun ga terima, apalagi si Jaekyung yang udah bikin kamu luka-luka dan sakit sampe harus opname? Masih ditambah fitnah pula. Seriusan itu kemaren kak Ajun udah gatel pengen ngerobek mulutnya. Hih!"

Doyoung bersandar nyaman dalam pelukan sang kakak dan tersenyum. Dia teramat bersyukur memiliki Junkyu di sisinya. Ia yang sempat terpuruk setelah kabar hilangnya orang tua mereka, kino berhasil menata diri berkat Junkyu dan para sahabatnya yang selalu menjaga Doyoung dan menguatkannya.

Jihoon yang tadinya berjaga di kasir berjalan menghampiri duo Kim itu. "Udah mau jam lima. Ayo siap-siap."

"Oke, Ji. Kita keluar dulu kalo gitu."

"Sip sip~"

Junkyu mengecek kancing jaket Doyoung yang salah satunya sudah diganti dengan kamera kecil milik Jaehyuk. Tak hanya kamera, Jaehyuk juga membekali Doyoung dengan voice recorder berbentuk pulpen miliknya.

"Oke, dek. Ini kamera sama recorder udah abang nyalain. Kameranya langsung kesambung ke tab abang, jadi ga usah khawatir. Kita bakal bisa liat apapun yang nanti terjadi. Kamu cukup stand by di titik pertama kamu. Nanti sesuai rencana, begitu Sahi udah masuk mobil dan Jaekyung nongol kamu lari ke titik kedua, oke?"

HaruKyu - The PlanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang