14

569 56 10
                                    

Junkyu terbangun akibat suara alarm yang cukup bising. Saat dia membuka mata, wajah Haruto adalah hal pertama yang dilihatnya pagi ini. Dia tidak kaget karena memang semalaman Haruto menemani dan menjaganya saat menangis. Dan mungkin setelah Junkyu tertidur, Haruto juga ikut tidur. Dia tidak merasa kesal karena bagaimanapun juga Haruto semalam benar-benar menjaganya.

Junkyu bangun dan duduk, kebingungan dengan suara alarm yang masih berdering. Dia tidak pernah menyalakan alarm saat weekend. Jadi ini suara alarm siapa?

Setelah ditelusuri, ternyata suara alarm itu berasal dari ponsel Haruto yang ada di saku celananya. Saat dikeluarkan dari dalam saku, bunyinya terdengar makin nyaring. Junkyu lantas melirik Haruto yang masih pulas.

"Ni anak seberapa kebo, sih? Alarm segini kenceng ga bikin kebangun juga."

Junkyu mematikan alarm di ponsel Haruto lalu berjalan keluar kamar. Dia mendapati Doyoung yang sedang membuat sarapan sendiri di dapur.

"Teh, kak?" tawar Doyoung saat melihat Junkyu menghampirinya.

"Boleh. Si Junghwan kemana?"

"Masih tidur."

"Di kamar kamu?"

Doyoung mengangguk. Dia melirik Junkyu yang sedang melakukan peregangan kecil. "Kak Ajun..."

"Oit?"

"Kita kok jadi kejebak sama mereka berdua, ya?"

Seketika Junkyu berhenti peregangan. Dia berjalan ke arah meja makan lalu duduk di salah satu kursinya. "Kak Ajun juga ga ngerti. Lagian bisa-bisanya mereka demen ama kita. Terutama si Haruto."

"Doy kira dia cuma bercanda atau iseng lho, kak."

"Ya kak Ajun juga mikir yang sama. Eh taunya beneran dia minta kita jadian begitu masalah Jaekyung kelar."

Doyoung menghampiri Junkyu sambil membawa dua cangkir berisi teh susu hangat. "Ngomong-ngomong soal Jaekyung, jadi dia nasibnya gimana itu, kak?"

"Kata Yoshi, pak kepsek langsung menerbitkan surat drop out buat Jaekyung. Beliau ga peduli meskipun itu anak sendiri karna dianggap perbuatannya udah keterlaluan."

"Wah, pak kepsek tegas banget ternyata..."

"Bagus, sih. Beliau megang dan jaga amanahnya sebagai kepsek dengan baik. Makanya kan para guru sama murid nolak waktu beliau pengen mengundurkan diri. Ya karna emang bukan salah beliau. Anaknya aje yang jelmaan iblis kabur dari neraka."

"Hmm... Ada wangi milk tea— aduh!!"

Obrolan mereka terhenti dengan munculnya Junghwan dari kamar Doyoung. Matanya masih setengah terpejam, jadi tidak heran kalau dia sempat menabrak tembok pembatas ruang makan dan dapur.

"Makanya melek dulu baru jalan, Wan..."

Junghwan hanya menunjukkan cengirannya lalu duduk di sebelah Junkyu. Doyoung langsung mengambil gelas baru dan mengisinya dengan teh yang sudah dia buat sebelumnya. Dia sodorkan gelas teh, sekotak susu dan toples gulanya ke hadapan Junghwan. "Susu sama gulanya atur sendiri ya, Junghwan. Gue ga tau takaran lo soalnya."

Junghwan mengangguk. Tak lupa dia juga mengucapkan terima kasih ke Doyoung. Junkyu diam-diam memperhatikan Junghwan dari samping. 'Sebenernya ni anak baek, dan sopan juga sama yang lebih tua. Dia baru songongnya kalo berhadapan sama orang songong beneran buat dibikin kicep dan mati kutu aja. Apa gue biarin aja dia deketin si adek?' batinnya bimbang.

.

.

.

.

HaruKyu - The PlanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang