12

715 74 3
                                    

Berawal dari empat orang, korban Jaekyung bertambah menjadi dua puluh satu orang. Semuanya merupakan murid kelas satu dan dua penerima beasiswa tidak mampu, baik dari pemerintah maupun dari yayasan keluarganya Haruto langsung. Seandainya Hajun dan teman-temannya tidak berani mengadu lewat Junghwan, mungkin kebusukan Jaekyung tidak akan pernah terbongkar. Semuanya memiliki aduan yang sama. Diancam dan dipaksa untuk menuruti kemauannya. Dan Jaekyung yang terus-menerus memaki mereka dengan kata-kata kasar hanya karena mereka anak-anak beasiswa dan merasa kalau dirinya itu berada di piramida kekuasaan paling atas di sekolah itu.

Junkyu dan Doyoung dan juga diminta datang ke ruang kepala sekolah untuk bersaksi bisa melihat bagaimana kepala sekolah memarahi sang anak. Lelaki paruh baya itu bahkan tidak ragu untuk menampar pipi Jaekyung. Saking marahnya, kepala sekolah sampai menangis ketika membentak Jaekyung. Dia kecewa, malu dengan tingkah anak semata wayangnya itu. Namun di sisi lain, ibunya Jaekyung yang belakangan datang ke sekolah justru terus membela gadis itu. Dia berkata kalau anak mereka memang pantas menjadi nomor satu dan merasa hal yang Jaekyung lakukan itu wajar. Dia mengatakan, kepala sekolah yang seharusnya sebagai ayahnya Jaekyung bisa memberikan keistimewaan pada anak mereka dan juga bagaimana wanita itu justru menyerang kepala sekolah dengan mengatakan kalau beliau tidak menyayangi putri mereka.

Sedikit banyak, Junkyu dan yang lain tampaknya mengerti kenapa Jaekyung bisa tumbuh menjadi orang yang egois seperti itu. Ternyata itu didikan ibunya sendiri yang selalu ingin anaknya menjadi yang nomor satu dan paling istimewa.

Kepala sekolah menatap Haruto yang baru saja datang bersama Junghwan. Lelaki itu membungkuk ke arah Haruto seraya berulang kali mengucapkan maaf. "Maafkan saya, Haruto. Sebagai konsekuensi dari kelakuan anak saya, saya akan mengundurkan diri dari jabatan saya sebagai kepala sekolah."

Haruto menggelengkan kepalanya. "Nggak perlu, pak. Bapak bakal terus jadi kepala sekolah di sini."

Kepala sekolah terkejut dengan ucapan Haruto. "Ta-tapi..."

"Guru sama murid di sini nolak kalo bapak mundur dari jabatan bapak. Kita semua tau bapak orang yang jujur. Bapak selalu amanah sama jabatan yang bapak punya. Yang jadi masalah di sini, bapak lagi sial aja punya anak yang keliatannya macem Cinderella, taunya lebih mirip Mother Gothel."

Junkyu mengerutkan dahi. 'Buset. Referensinya kartun Disney...' batinnya refleks.

Haruto lantas melirik ibunya Jaekyung. "Ibu ini dokter bedah syaraf katanya?"

Takut-takut, ibunya Jaekyung mengangguk. Haruto tersenyum sinis. "Daripada ngoperasi syaraf di kepala orang lain, kenapa ga ibu aja yang operasi otak sendiri? Ngedidik anak model apaan kayak begitu? Anaknya salah, korbannya banyak pula. Tapi malah mati-matian dibela cuma gegara gengsi anaknya ga jadi nomer satu di sini. Mending anda bedah dan setting ulang otak anda, bu." ucapnya kasar. Tapi Haruto tidak peduli. Dia hanya mau mengormati dan menghargai kepala sekolah, tidak dengan istrinya apalagi anaknya.

"Oh iya. Karna di antara korban Jaekyung ini ada yang sampe luka fisik..." Haruto mengatakan hal itu sambil melirik Doyoung. "...saya sebagai pihak dari sekolah udah laporin hal ini ke kepolisian sebagai tindak pidana."

Jaekyung melotot syok. Dia tidak menyangka Haruto akan membawa masalah ini ke jalur hukum. Usianya yang sudah lebih dari delapan belas tahun tentu tidak akan bisa membuatnya dihukum dengan dasar hukum pelaku di bawah umur. Dia menangis memohon ampun, meminta agar tidak dilaporkan ke kepolisian. Begitu juga ibunya yang kini berlutut di depan Haruto sambil menangis memelas. Sayangnya, keputusan Haruto sudah bulat. Dia menghindar saat ibunya Jaekyung ingin memegang kakinya. Permintaan maaf saja tidak cukup. Luka yang Doyoung terima lumayan parah jika dilihat langsung. Sampai tempo hari harus di-opname pula. Junkyu juga tidak akan menerima yang namanya penyelesaian lewat jalur damai atau kekeluargaan. Dia ingin Jaekyung dihukum penjara atas perlakuannya itu.

HaruKyu - The PlanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang