13

750 70 8
                                    

"Ntar malmingan ga kemana-mana?"

"Tau nih. Kalian berdua ga pernah kemana-mana tiap malming gitu, kak?"

Junkyu melirik duo gapura kabupaten yang saat ini sedang tiduran santai di sofa. Ia sendiri sedang mengajari Doyoung memainkan game yang biasa ia mainkan bersama teman-temannya di kafe.

"Ngapain? Mendingan santai baringan sambil nonton Netflix ato Youtube daripada capek jalan keluar. Ya, dek?"

"Betul." Doyoung mengangguk mengiyakan ucapan Junkyu.

Haruto menatap duo Kim yang dari tadi duduk menempel tak mau lepas. Memang terlihat bagaimana Junkyu sangat menyayangi dan menjaga Doyoung. Wajar saja. Mereka berdua tidak memiliki siapa-siapa lagi yang bisa disebut sebagai anggota keluarga. Haruto sudah menyelidiki banyak hal tentang keluarga Junkyu.

Kim Junmyeon sang kepala keluarga merupakan seorang pebisnis sukses yang menjalankan perusahaan di banyak bidang. Perhotelan, wisata, hingga restoran. Istrinya, Bae Joohyeon, didapuk menjadi direktur utama di salah satu cabang anak perusahaan keluarga mereka. Keduanya merupakan anak tunggal, sehingga Junkyu tidak memiliki sanak saudara lainnya.

Yang tidak diduga, ternyata orang tua Haruto dan Junghwan berteman baik dengan orang tua Junkyu. Mereka sudah saling mengenal dari bangku SMP, terpisah saat memasuki masa perkuliahan karena berbeda universitas dan juga negara, lalu bertemu lagi di saat mereka sama-sama mulai merintis. Haruto bahkan sampai bertanya banyak hal pada orang tuanya mengenai kecelakaan pesawat yang menimpa orang tua Junkyu. Baik orang tuanya maupun orang tua Junghwan sudah berupaya mencari keberadaan mereka, namun selama tiga tahun ini hasilnya nihil. Haruto sengaja tidak memberitahu apapun pada Junghwan. Baginya, Junghwan tidak perlu ikut memikirkan apapun soal ini.

'Ucapan orang-orang tentang dunia itu sempit ternyata beneran adanya, ya? Siapa yang sangka orang tua kita berempat ternyata saling terhubung?'

.

.

.

.

.

Malam harinya, Junkyu berakhir pergi berdua bersama Haruto mencari makan malam. Sementara itu Doyoung dan Junghwan tetap di rumah, menonton TV sambil memakan cemilan yang Junghwan bawa dari rumahnya. Doyoung memilih channel secara asal karena bingung ingin menonton apa. Dia merasa canggung karena hanya berduaan dengan Junghwan. Sampai sekarang Doyoung masih tidak menyangka dua orang penguasa sekolah akan datang berkunjung ke rumahnya.

"Kak, lo dari tadi ga ada nyentuh keripik sama kuenya. Makan, dong..."

Doyoung kaget sewaktu Junghwan menyodorkan satu bungkus besar keripik kentang ke hadapannya. "Hah? I-iya gue makan..." ucapnya terbata serayamengambil beberapa keping keripiknya. Junghwan menatap intens wajah Doyoung dari samping, memperhatikan side profile dari orang yang disukainya itu.

"Lo kenapa masih takut sama gue dan bang Ruto sih, kak?" tanyanya langsung.

"Gue... gue masih belom terbiasa dan susah buat anggap kalian temen. Gue ga seberani itu kayak kak Ajun..."

"Karna imej gue sama bang Ruto di sekolah?"

Doyoung mengangguk kecil. 

"Coba sini madep gue, kak."

Doyoung menoleh ke arah Junghwan dengan raut wajah bingung. "Ada apa emangnya?"

"Ayo coba eye contact sama gue. Sepuluh detik aja dulu sebagai permulaan."

"Hah?"

"Ayo, kak. Biar terbiasa dan lo jadi ga takut lagi sama gue."

Doyoung pun menurut saat Junghwan berkata demikian. Dia pun mengubah posisi duduknya jadi menghadap ke arah Junghwan lalu mulai melakukan kontak mata dengan adik kelasnya itu. Namun barulima detik, Doyoung langsung memalingkan wajahnya dengan cepat.

HaruKyu - The PlanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang