09

660 72 5
                                    

Niatnya update cepet, eeh kehalang kesibukan rl :")
Jadi kukasih double update ni ya gaes~

Happy reading~

.

.

.

Hari masih pagi, bel masuk sekolah pun belum berbunyi, Junkyu sudah harus dihadapkan dengan seorang siswi yang dirundung segerombolan siswa bagian belakang sekolah dekat gudang olahraga. Niatnya yang ingin merokok pun batal. Junkyu memasukkan kembali rokok elektrik miliknya ke dalam saku blazer sambil terus berjalan ke arah gerombolan itu. Mereka nampaknya terlalu asyik tertawa-tawa mengerubungi mangsa sehingga tak menyadari kehadiran Junkyu.

"Ayolah. Apa salahnya sih buka dikit? Kita-kita kan pengen liat beha lo warna apa."

"Sekalian celana dalemnya dong biar komplit! Hahahaha!!"

Junkyu mengepalkan tangannya. 'Ini bukan perundungan. Ini udah termasuk pelecehan, bangsat!'

Tanpa babibu, Junkyu mengayunkan kakinya ke arah selangkangan salah satu siswa mesum itu dan menendangnya dengan keras. Teriakan kesakitan orang itu pun membuat teman-temannya kaget dan serentak menoleh ke belakang. Mereka seketika ketakutan melihat Junkyu yang sudah menggenggam tongkat baseball yang tadi dia ambil secara asal di dekat pintu gudang olahraga.

"Udah seberapa banyak video porno yang kalian tonton? Dan sesange apa kalian sampe-sampe cewek berpenampilan rapi dan sopan kayak gini aja masih kalian penasaran pengen liat beha sama caldemnya?" tanya Junkyu sarkas sambil terus menatap tajam semua siswa itu satu-persatu. Ada enam orang siswa, yang salah satunya terkapar di tanah sambil mengerang kesakitan memegangi selangkangannya.

Junkyu menyeringai. "Kenapa? Pecah ya telor lo? Satu apa dua-duanya yang pecah?"

Gerombolan itu meskipun ramai ternyata semua ciut berhadapan dengan Junkyu. Siapapun yang berani dengan Haruto dan Junghwan akan ditakuti juga karena dianggap setara. Seisi sekolah sudah tahu dan melihat bagaimana sikap berani Junkyu pada sang penguasa sekolah. Jelas saja mereka tidak berani macam-macam.

Junkyu menyuruh siswi yang sedang menangis itu untuk mendekatinya. Tanpa pikir panjang, siswi itu berlari ke arah Junkyu dan langsung memeluknya. Bisa Junkyu rasakan tubuh siswi itu gemetar hebat. Dia jadi kasihan sendiri melihatnya.

"Lo ke ruang BK, lapor bu Boa. Kalo beliau belom dateng, ke ruang guru aja. Gue liat ada pak Yoshi sama bu Lisa di sana."

"I-iya, kak..." ucap siswi itu patuh dan bergegas menuju gedung utama. Sementara itu Junkyu memainkan bat baseball di tangannya dengan santai.

"Jadi...siapa yang mau duluan?"

Lima orang yang masih berdiri itu langsung tegang mendengar ucapan Junkyu. Mereka bingung harus melakukan apa karena jalan satu-satunya sudah diblokir oleh Junkyu yang kini sudah mengambil sebuah papan cakram. Dia nampak menimang-nimang berat piring cakram itu.

"Hmm...beratnya cuma dua kilo. Ini sih ga bisa bikin kepala bocor." ucapnya yang membuat gerombolan siswa itu makin ketakutan. Keringat dingin sudah membanjiri wajah dan tengkuk mereka. Dengan santai Junkyu melempar piring cakram itu sembarangan ke dekat kaki gerombolan mesum itu. Beberapa refleks melompat kecil karena takut piring cakram itu menimpa kaki mereka.

"A-ampun, kak..."

Junkyu berdecih mendengar salah satu dari mereka memohon ampun dengan suara yang memelas. "Ampun kata lo?"

Junkyu mengangkat tongkat baseball, bersiap menghajar orang-orang itu. Siapapun yang pertama kali kena hajar, Junkyu tidak peduli.

Namun gerakan Junkyu terhenti saat merasakan ada yang menahan tongkatnya. Ia menoleh ke belakang, dan melihat Haruto yang rupanya menahan pergerakannya. Tak jauh di belakangnya, ada Junghwan yang sedang bergelayut di salah satu dahan pohon besar.

HaruKyu - The PlanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang