8⁸

852 127 11
                                    

Typo*

Kemarin hari Minggu, lalu sekarang hari Senin. Dimana awal dari hari-hari kehidupan sekolah dimulai.

Hari Minggu kemarin, Aiden dan yang lainnya menghabiskan waktu bermain dirumah Aiden.

Mandi di kolam renang samping rumah yang luas itu, lalu bercocok tanam menanam bunga dan sejenisnya.

Setelah dilihat-lihat, rumah Aiden itu benar-benar luas. Bahkan bisa menampung banyak nya pepohonan, dengan garasi besar berisi banyak motor juga mobil yang sepertinya jarang sekali terjamah.

Dan sekarang, Aldi juga yang lainnya tengah menunggu kemunculan Aiden.

Kemarin, mereka sudah saling bertukar nomor sehingga hari ini mereka menunggu Aiden untuk berangkat bersama.

Sebelum nya, Aldi juga yang lainnya sudah melarang Aiden untuk tidak bersekolah. Mengingat kondisi anak itu bisa di bilang belum benar-benar fit dan sehat untuk beraktivitas.

Namun lain lagi bagi anak itu. Aiden dengan kekeras kepalaannya, ingin terus bersekolah.

Katanya dia sudah merasa lebih baik dari sebelumnya. Jadi ia tetap teguh ingin bersekolah.

Mau tak mau, Aldi dan yang lainnya menemani Aiden. Perkara dia yang sudah di cap sebagai biang onar, tidak melunturkan keinginan mereka untuk lebih dekat dengan Aiden.

"Biar gua bonceng aja. Gak usah bawa motor." Tukas Aldi menatap Aiden yang siap dengan kunci di tangannya.

"Tapi gue udah oke." Tolak Aiden dengan halus.

"Enggak. Baik apanya? Pala Lo aja masih di perban gitu. Gak ada tolak-tolakan. Lo kudu di bonceng biar aman." Bukan Aldi, tapi itu Ridho.

Aiden menghela nafas panjang. Kenapa mereka bisa jadi seperti ini si? Aiden jadi bingung sendiri dibuatnya.

"Tap-

Belum selesai ucapan Aiden, Rico langsung memotong nya.

"Gak ada tapi-tapian. Ayo cepet, bentar lagi bel." Desak Rico menggenggam tangan Aiden untuk ia tuntun menuju Aldi yang sejak tadi berdiri.

Ngomong-ngomong, motor mereka semua ada di luar gerbang. Jadi mereka berjalan untuk mendekati Aiden yang sudah siap akan mengambil motor nya.

Aldi mengambil alih tangan Aiden, lalu ikut menuntun nya menuju motor miliknya.

Aiden hanya bisa pasrah tak ingin banyak bicara. Lagi pula, tidak ada untungnya jika dia berdebat di pagi hari cerah begini.

Setelah Aldi menaiki motornya, Aiden ikut dari belakang dengan baik. Mengambil posisi duduk yang nyaman, lalu berujar "udah"

Setelah nya, mereka semua melaju membelah jalanan pagi itu.

Tak banyak pembicaraan diantara mereka. Aiden juga Aldi diam tak mengeluarkan suara sedikitpun.

Walau begitu, rasanya ini lebih baik dan tenang karena aura menenangkan milik Aiden.

"Lu udah sarapan belom?." Tanya Aldi setelah cukup lama terdiam.

"Belom." Jawab Aiden singkat.

"Kenapa gak sarapan? Kalo lu magh gimana?." Ujar Aldi menatap Aiden dari spion motor nya.

"Gue bawa bekal, nanti makan di sekolah." Balas Aiden sekenanya.

Ia memang membawa bekal untuk dirinya sendiri. Tentu alasannya karena ia tak ingin repot-repot berjalan untuk pergi ke kantin sekolah, dimana para pemeran utama dari novel itu berkumpul.

To Be Antagonis (Slow Up)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang