Typo*
"Jahat, bukan berarti tidak baik. Aku melakukannya demi anakku, itu saja."
_Dirga_
Setelah cukup lama mengurung diri di dalam kelas, Aiden memilih untuk pulang terlebih dahulu.
Di saat tim Aldi mendapat champion dan merayakan kemenangan mereka bersama timnya, Aiden memilih untuk pergi meninggalkan gedung sekolah seorang diri.
Langkahnya lunglai, pandangan nya kosong, dan tatapan nya sendu.
Ia masih sakit hati. Perkataan sang bunda mengusik pikiran nya terlalu dalam, hingga Aiden sendiri pun merasa kalut di buatnya.
Aiden memilih untuk pulang menggunakan bus. Ia meninggalkan motor nya di sekolah, karena takut pikiran nya mengendalikan dirinya yang kalut seperti ini.
Namanya sakit hati, kalo lengah dikit pasti taruhannya nyawa. Begitu kata Hisyam dulu.
Cukup lama Aiden menempuh perjalan menuju kediamannya, hingga ia benar-benar Sampai pada bangunan dua lantai itu.
Aiden menatap sesuatu yang asing dalam pandangan nya.
Disana, ada satu mobil yang terparkir apik dekat garasi. Tentu Aiden menyadari nya, karena mobil itu bukan lah mobil-mobil yang ada di garasinya. Jelas sekali itu milik seseorang, tapi siapa? Itu pertanyaan nya.
Aiden beralih menatap pintu rumah itu dengan intens, sebelum akhirnya memilih untuk melangkah kan tungkainya memasuki rumah itu.
Setelah mengucapkan salam, Aiden melangkah masuk dengan tenang sambil melihat sekitar yang terasa berbeda.
Meskipun samar, Aiden bisa mencium aroma lain dalam rumah itu.
"Siapa?." Tanya Aiden tatkala melihat satu siluet tegap yang tengah duduk membelakangi nya.
Merasa tak ada jawaban, Aiden melangkah untuk mendekati sosok itu. Ia sedikit ragu untuk menegur, tapi Aiden memberanikan dirinya.
tidak mungkin orang itu adalah maling, karena kawasan tempat rumah aiden adalah kawasan elit. jika dia dengan berani masuk, maka orang itu pastilah seorang kenalan aiden.
Aiden sudah siap akan menepuk bahu pria itu, namun si pria malah berdiri lalu berbalik dan menatap nya tajam.
Plak
Aiden terhuyung kearah samping saat mendapati sesuatu dengan kasar menapak pada pipinya.
"Apa kamu tidak melihat pesan saya?." Ujar pria itu dengan dingin. Tatapan tajamnya menghunus tepat pada Aiden yang masih merespon tindakan nya barusan.
mendapati suara yang tak asing baginya, tubuh Aiden seketika menegang mendengar penuturan itu. Suara itu seperti memberikan sinyal khusus pada tubuhnya sendiri, hingga ia lupa untuk kembali menatap pria itu.
Aiden mundur beberapa saat, ketika pria itu melangkah dan membuat nya harus berhadapan dengan tubuh tegap nan berwibawa itu.
Aiden terus mundur, hingga ia tanpa sadar terpojok pada kaki sofa di kebelakangnya.
"Apa yang kamu lakukan?." Pertanyaan itu di iringi dengan tangan yang terangkat lurus untuk tertuju pada Aiden.
Aiden dengan reflek tubuhnya, menunduk sambil menjaga bagian kepalanya dengan takut.
"Ayah, maaf. Aiden salah." Ujaran itu sontak keluar secara tiba-tiba dari dalam mulutnya. Rasa antisipasi Aiden begitu tinggi tatkala pria itu semakin mendekati nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
To Be Antagonis (Slow Up)
Teen Fiction🚫VOTE AND KOMEN BRO BRO SEKALIAN!!!🚫 Aidan adalah seorang mahasantri yang memiliki segudang prestasi. Ia menjadi presiden mahasiswa yang begitu di segani di Ma'had nya. Ketua tim basket juga perwakilan taekwondo, begitulah banyak nya prestasi Aida...