typo*
Info portal anime! Pen ketemu sama Waifu!
*
*aidan baru selesai dari beres-beresnya saat matahari sudah mulai terik. bahkan udara hangat mulai menelisik masuk menyapa kulit miliknya.
aidan bernafas lega setelah meletakan Vacum Cleaner. melihat sekeliling yang sudah mulai bersih dan tersusun rapi, aidan tersenyum tipis.
"Alhamdulillah. akhirnya selsai juga." lega aidan memilih duduk di atas sofa ruang tamu.
aidan menyandarkan punggungnya pada sandaran sofa, menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskan nya dengan perlahan.
ingatan beberapa jam yang lalu kembali mengusiknya. dimana aiden kecil yang menangis dan mengudarakan nama ayah dan bunda secara bergantian. melihat ingatan aiden kecil yang meringkuk di bawah ranjang tatkala perseteruan kedua orang tuanya kembali menjumpai.
Aidan kembali menghela nafas sambil mengusap dadanya yang tiba-tiba tersa sesak. rasa sakit seperti di tikam oleh ribuan jarum itu hinggap di relung hatinya yang terdalam. dalam diam, aidan mengucapkan kalimat 'lo kuat sampai bisa tumbuh sebesar ini.'
aidan tersenyum simpul dengan mengucapkan istigfar 3 kali. hanya karena itu, dia bisa sedikit mengendalikan emosi miliknya.
aidan bangkit dari duduknya dan berjalan menaiki tangga menuju kamarnya. dia akan mandi lalu menunaikan ibadah sholat dzuhur. Sekalian ia ingin mengqada' sholat subuhnya yang tertinggal.
perlu kalian ketahui, meskipun aiden adalah seorang yanng di cap sebagai antagonis, dia tetaplah penganut agama yang taat. sholat tak akan pernah ia tinggalan walau sebejat apapun cara dia bersikap.
jadi, tak heran jika seorang aidan wijaya menemukan tumpukan buku, bahkan kitab-kitab yang pernah ia pelajari semasa berskolah dulu.
tak hanya itu, alat sholat pun selalu tertata rapi dalam lemari yang berbeda.
setelah selesai membersihkan diri juga menunaikan ibadah, aidan keluar dengan niat mencari makanan. Dia belum makan, apalagi sarapan. Ya.... Itung-itung liat kondisi di sekitarnya.
Untuk terima masalah ini, sebenarnya Aidan masih belum terima. Dalam keyakinan nya, berpindah jiwa itu mustahil adanya.
Meskipun begitu, ada sisi aneh dalam diri Aidan yang malah merasa malas memikirkan kondisi yang menimpanya saat ini.
Aidan masih belum begitu menerima kondisinya sekarang. Apalagi sampai berfikir, bahwa transmigrasi itu benar adanya. Aidan tidak ingin mempercayai hal itu. Karena pada dasarnya, manusia itu hanya hidup satu kali.
Saat ini, aidan hanya berusaha untuk setidaknya menerima tanpa percaya. Kalian faham?
Lama dalam perjalanannya, Aidan berhenti tepat di sebuah minimarket. Aidan berencana untuk membeli beberapa hal untuk persediaan di 'rumahnya' nanti.
"Mie instan, telur ayam, permen, sosisㅡ" Aidan terus mengabsen sesuatu yang ia beli, agar tidak tertinggal satu pun.
Uang? Tidak usah di tanya. Yakali punya rumah Segede 2 tingkat, uang gak punya. Rugi dong.
Aidan tersenyum ramah saat kasir menyerahkan belanjaannya. Memilih keluar, dan duduk di kursi depan minimarket sambil memakan beberapa camilan, Aidan menatap pada keseluruhan tempat.
Pak
Entah angin pargoy dari mana, seseorang memukul kepala bagian belakang Aidan, yang membuat remaja itu sontak menatap ke arah samping.
KAMU SEDANG MEMBACA
To Be Antagonis (Slow Up)
Teen Fiction🚫VOTE AND KOMEN BRO BRO SEKALIAN!!!🚫 Aidan adalah seorang mahasantri yang memiliki segudang prestasi. Ia menjadi presiden mahasiswa yang begitu di segani di Ma'had nya. Ketua tim basket juga perwakilan taekwondo, begitulah banyak nya prestasi Aida...