CHAPTER 7.

605 50 0
                                    


                                  ✪✩✪

Keesokan hari nya.

Leona sedang berjalan bersama Chaithania di lorong menuju ke kebun belakang sekolah. Mereka hanya berdua di lorong itu karena memang lorong ini jarang di datangi banyak orang. Orang-orang lebih suka bermain di halaman depan daripada di halaman belakang karena lebih luas. Padahal di halaman belakang lebih asri dan rindang di banding halaman depan.

Dari tadi sudah mereka berjalan dengan santai tanpa merasakan firasat apapun. Tetapi di tengah perjalanan nya, Chaithania merasa ada seseorang yang menguntit di belakang mereka. Chaithania terus bolak-balik melihat ke belakang dan Leona tidak mengetahui akan hal itu.

Beberapa kali Chaithania merasa janggal dengan lorong nya, ia pun terpaksa memberitahu Leona.

"na, kamu ngerasa kaya ada yang ikutin kita gak?" ucapan Chaithania serentak membuat Leona memberhentikan langkah nya.

Leona menengok ke belakang, "apaan? gak ada apa tuh?" ucap nya.

Chaithania ikut menoleh, "gatau, feeling aku ngerasa seperti ada orang menguntit di belakang kita" ia menoleh kembali ke Leona.

"biar aja lah, gausah di peduliin, chai" Leona menarik tangan Chaithania.

Chaithania tidak peduli lagi dengan perasaan aneh nya itu, ia kembali melanjutkan langkah nya menuju ke kebun halaman belakang.

Tiba-tiba, suara sepatu terdengar di belakang mereka. Leona baru sadar kalau firasat Chaithania memang benar. Mereka menoleh bersamaan.

Dan itu adalah geng pembully.

"hey! ngapain kalian disini?" ucap Chaithania pada lima gadis di depan nya.

Floren mendorong Chaithania dari sisi Leona, "kita cuma mau mampir kok sama kalian" ucap nya.

Floren mulai meraba-raba badan Leona dan firasat Chaithania mulai tidak enak dengan tingkah laku yang akan di buat oleh kelima gadis itu kepada Leona.

Chaithania mendorong Floren sampai ia jatuh ke lantai. Chaithania melindungi Leona agar tidak di perlakukan aneh-aneh.

"aduhh!" rintih Floren saat ia jatuh dan merasakan sakit pada punggung nya.

Teman-teman nya yang lain nampak sangat marah melihat perlakuan Chaithania kepada salah satu teman nya. Cery, si ketua geng langsung mendorong Chaithania hingga kepala nya terbentur tembok.

"sialan!" teriak Chaithania ketika kepala nya terbentur pada tembok.

Cery menarik baju Chaithania, "bajingan lo ya! udah berani dorong salah satu teman kami? lo pikir lo hebat? rasain ini!" tangan nya langsung melayang ke pipi Chaithania. Ia menampar gadis di hadapan nya itu berkali-kali.

Leona mulai geram dengan tingkah laku Cery terhadap sahabat nya. Ia memberanikan diri untuk menjambak rambut Cery dari belakang.

Cery berhasil tumbang di lantai.

Cery mendongak dan menatap Leona, "bajingan! apa maksud lo? lo mau jadi pahlawan kesiangan?!" ia berteriak dengan suara lantang nya.

Cery menoleh ke teman-teman nya yang lain, "what the fuck you see it? urus jalang kecil ini!" ia memerintahkan teman-teman nya untuk memberikan pelajaran kepada Leona.

"leona! jangan! jangan main-main sama mereka!" teriak Chaithania dari tempat nya berdiri.

Sementara ketiga gadis lainnya mulai mendorong Leona sedikit demi sedikit ke belakang. Jasellyn membawa sebuah buku kamus tebal yang ia pinjam dari perpustakaan.

Better Life | MilkLoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang