CHAPTER 21.

444 37 1
                                    


                                  ✪✩✪

Pagi hari nya, di rumah Maela.

Sekitar pukul 8 pagi, Maela sudah rapi dengan baju kaus sopan dan celana jeans biru panjang. Di atas meja nya juga sudah ada sebuah sesajen sebagai persembahan.

Hari ini Maela dan ayah nya akan melakukan kunjungan ke pemakaman umum tempat almarhuma ibu nya di semayamkan. Ayah Maela akhir-akhir ini merasakan rindu terhadap istri nya semakin melanda, begitu juga Maela. Maka dari itu, mereka memutuskan untuk berkunjung hari ini selagi masih ada jadwal kosong di pagi hari.

Beberapa menit kemudian, mobil putih milik ayah Maela tiba di parkiran pemakaman umum. Pagi seperti ini terlihat beberapa orang berkunjung menemui makam masing-masing keluarga nya.

Maela dan ayah nya masuk ke dalam pemakaman umum, mereka mencari nisan ibu nya yang masih bersih karena rajin di bersihkan oleh tukang kebun pemakaman umum tersebut.

Wajah cantik ibu Maela masih terpapar indah di batu nisan nya. Senyum ibu nya tidak pernah hilang dari ingatan Maela dari kecil hingga sekarang. Bahkan, senyuman indah itu turun ke Maela, sangat persis.

Starla Madame Leayndri

was born : 7 September 1986
was died : 16 Mei 2023

Maela meletakkan beberapa makanan serta minuman kesukaan ibu nya semasa beliau hidup, yaitu ikan asin, brokoli tumis, kwetiau kering, dan lemon asam manis. Semua makanan enak itu di letakkan secara rapi terjejer di depan nisan almarhuma Starla Madame Leayndri.

Setelah itu, Maela dan ayah nya berdoa untuk ibu nya yang sudah lama meninggalkan keluarga mereka. Setiap kali Maela berdoa untuk sang ibunda tersayang, ia tidak bisa menahan air mata nya, selalu saja mengalir deras. Hati nya semakin tidak ikhlas menerima kepergian sang ibu saat ia melihat senyum cantik ibu nya di foto pada batu nisan nya.

Selesai berdoa, Maela menghelus batu nisan ibu nya secara perlahan dan lembut. Ingin sekali rasanya ia memeluk sang ibu lagi, namun takdir berkata lain. Bertahun-tahun Maela harus berusaha mengikhlaskan ibu nya untuk di bawa jauh bersama tuhan.

Maela sakit, tapi ayah nya jauh lebih sakit. Sulit menjadi sosok ayah yang kelihangan peran istri di dalam hidup nya. Harus berjuang sendirian untuk anak perempuan tunggal nya. Jika ayah nya tidak melihat Maela sebagai jalan kesuskesan, pria berkumis tipis itu mungkin akan menyusul sang istri ke surga selama-lamanya.

Namun berkat hadir nya Maela, ia menjadi semangat menjalani hidup meski hanya berdua. Sampai akhirnya takdir mengubah hidup mereka 180°. Perusahaan Ayah Maela sukses besar karena memiliki kualitas tinggi dalam melakukan bisnis.

Sehingga terbitlah kehidupan baru yang lebih baik dari sebelumnya. Ayah nya percaya, istri nya di atas sana pasti sangat bangga melihat perjuangan nya bertahan demi sang anak perempuan tercinta.

"bu, ibu apa kabar disana? aku harap, ibu selalu doain ela dari atas sana ya? doain ela dan ayah agar selalu sukses, ya bu?" lirih Maela saat mulai berbicara dengan foto ibu nya.

"ibu tau gak, ela sekarang punya pacar yang baik dan cantik banget. kalo ibu bisa lihat pacar ela, ibu pasti bakal sayangin pacar aku seperti ayah sayang ke pacar ela, iya kan?"

Maela mengeluarkan gantungan kunci dari dalam tas nya yang berisi foto Leona, "pacar ela nama nya lena, cantik kan? jelas dong, pacar ela!" seru nya, ia sungguh bersemangat bisa memperkenalkan Leona kepada ibu nya meskipun mustahil untuk di dengar.

"ela sayang banget sama lena, ela mau sama lena selama-lamanya boleh kan, bu? ibu doain ela sama lena selamanya ya? kalo bisa, di lain hari ela ajak lena kesini buat ziarah bareng"

Better Life | MilkLoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang