CHAPTER 33.

1.4K 40 2
                                    


                                ✪✩✪

Leona berjalan dengan tegas di koridor sekolah. Membalas senyuman adik-adik kelas menggunakan senyuman lucu nya. Leona berjalan memasuki ruang kelas 12 D. Melihat teman sekelas nya bermain kartu domino di meja. Leona membiarkan mereka menikmati kebahagiaan nya, ia memilih duduk dan mencatat materi untuk tes harian.

Seorang gadis berambut sebahu dengan model potongan rambut wolfcut memasuki kelas. Gadis keren itu lalu meletakkan tas nya di atas kursi dan melihat Leona menulis di buku. Tatapan nya sangat fokus.

Vera duduk di kursi depan Leona yang kosong, "hai, ketua osis!" sapa nya.

Leona mengadahkan senyum sumringah kepada Vera, "hai, ketua kelas. udah belajar buat tes harian matematika hari ini?" tanya nya.

Vera menggaruk tengkuk yang tidak gatal, "hehe... belum. kalo gitu, mau ajarin aku?" tanya nya.

Leona mengangguk menyetujui, "keluarin buku catatan kamu" suruh nya.

Vera mengangguk. Gadis itu melangkah satu kali agar sampai ke meja. Ia merogoh tas dan mendapatkan buku catatan dengan pulpen hitam nya.

Kemudian Vera duduk di kursi kosong di samping Leona. Vera mulai mendengarkan penjelasan Leona terkait rumus yang di anggap nya sulit. Ia mencatat setiap perkataan yang di katakan Leona dan meresapi materi ke dalam otak.

"LEONA!" panggil Chaithania dari abang pintu kelas 12 D.

Leona mengangkat kedua alis nya, "kenapa, chai?" tanya nya.

"kesini dulu!" suruh Chaithania.

Leona beranjak dari kursi dan mendatangi tempat Chaithania berdiri, "kenapa?" tanya nya lagi.

Chaithania memberikan tas merah muda, "dari kak maela" ucap nya.

Leona tersenyum lebar, "ini makan siang?" tanya nya.

Chaithania mengangguk, "iyaps! ada surat nya juga" bisik nya.

Leona terkekeh, "okey! makasi udah anterin makan siang aku!" seru nya.

"sama-sama! aku mau ke lapangan basket, mau ikut?" tawar Chaithania.

Leona menggeleng, "gak bisa, aku belajar" ucap nya.

"hm... oke-oke. good bye, ona!" ujar Chiathania, ia berlari menuju lapangan basket.

Leona melambaikan tangan. Gadis cantik yang berdiri di abang pintu itu melihat tas merah muda pemberian dari kekasih nya. Astaga, pacar Leona sangat romantis.

Leona tak henti-henti tersenyum, ia tidak sabar nanti malam akan bertemu dengan Maela. Bisa saja Leona menginap dan melepas kerinduan. Leona jadi tidak sabar ingin pulang.

•••

Leona mendatangi Chaithania dan Wine di kantin sambil membawa kotak makan siang nya. Baru saja Leona tiba di bangku kayu panjang, ia sudah di suguhkan pemandangan Wine menyuapi Chaithania dengan sangat romantis. Menyebalkan!

"ona! ayo duduk!" pinta Chaithania dengan mulut penuh makanan.

Leona duduk di bangku depan Chaithania yang kosong, "kalian berdua mending nikah aja, pusing liat keromantisan kalian yang udah kaya suami istri" pekik nya.

Wine terkekeh kecil, "gak sekarang, di masa depan kita pasti bisa membangun rumah tangga bersama" ia menggenggam erat tangan lembut Chaithania.

Wajah Chaithania segera memerah. Sial nya, gadis ini sangat susah mengontrol salah tingkah nya.

"bagus dong kalo sampe nikah, aku turut bahagia buat kalian berdua" ucap Leona dengan senyum di wajah nya.

Chiathania mengibas rambut nya ke belakang, "oihhh! masalah itu kita gatau bakal benar terjadi apa gak, nikmatin masa-masa yang sekarang aja" ujar nya.

Better Life | MilkLoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang