11. Kemudian apa, bulan?

4 1 0
                                    


Bulan, ketika aku sudah siap dengan semuanya, dengan hatiku yang berat, akhirnya aku mengatakan ingin menyudahi hubungan ini. Entah kenapa aku menyatakannya dengan menangis, seolah air mata tahu betul apa yang dirasakan oleh hati. Tentu aku tak dapat membendung perasaanku saat itu. Bayangkan saja kau ingin berpisah dengan orang yang kau cintai, orang yang kau sukai itu untuk pertama kalinya memberikan feedback yang besar dan belum pernah kau dapatkan sebelumnya. Akan tetapi jika aku tidak berpisah dengannya, berapa lama hati ini akan bertahan?

Aku memintanya, "Nanti ketika kita sudah tidak berhubungan lagi, jika dijalan kau melihatku, tolong sapa aku. Jangan seperti orang yang tidak pernah mengenal satu sama lain." Aku tahu ini sedikit egois, tetap ingin mengenalnya walau tidak berhubungan. Namun ia menolaknya. Ia tidak mau seperti itu, bulan. Ia ingin, "Nanti ketika sudah bertemu dijalan aku tidak akan menyapamu, kita balik seperti semula, kita kembali seperti orang asing yang belum pernah bertemu sebelumnya." Itu sangat pedih, kurasa. Bayangkan saja kau pernah melalui saat-saat bahagia bersamanya namun seketika kau dan dirinya seperti orang asing yang tidak pernah bertemu. "Sedikit egois, ya." Kubilang. Dia mengangguk tipis. Dan lihat akhirnya setelah bernegosiasi, aku tidak menyangka jawaban darinya.

Sungguh, bulan. Aku tidak menyangka jawaban darinya. Dia ingin mempertahankan hubungan ini. Kutanya, "Seberapa besar cintamu kepadaku?" kemudian dia menjawab, "Cinta itu tidak bisa dihitung dengan apapun." Aku terdiam dengan tatapan meminta penjelasan darinya. Lalu ia melanjutkan, "Gini, cintaku ini sebesar, ketika aku bersamamu, aku ingin bersamamu untuk seterusnya. Tidak ingin yang lain, hanya denganmu seterusnya." Aku tersenyum malu. Bagaimana bila seorang yang kau cintai berkata seperti itu? Tentu terdapat gejolak dalam hatimu untuk membawanya pulang saat itu juga, bukan? Baik, bulan, aku luluh lagi.

"Beri aku waktu." Jawabku. Aku ingin melihat seberapa jauh dia menginginkan hubungan ini terus berlanjut. Aku ingin membuktikan pada diriku sendiri bahwa aku layak diperjuangkan, bahwa aku layak dicintai. Tidak dapat aku pungkiri bahwa malam itu aku senang sekali. Aku berhasil mendapatkan dia kembali. Aku berhasil mendapat kepercayaanku Kembali, walau sedikit. Entahlah, bulan, untuk saat ini aku hanya ingin aku bahagia. Aku tidak ingin setelah ini aku overthinking dan menangis lagi. Aku ingin bahagia, bulan. Maaf aku egois.

 Maaf aku egois

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
A LETTER FOR MOONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang