Limerence 22: Malam yang tenang

92.7K 4.2K 15
                                    

Mayra merasa cukup senang hari ini. Dia kembali bekerja dan sore itu, dia dan Bella memasak cupcake.

Dia menyusun makanan yang dia masak bersama Bella dan menunggu Malvin pulang.

“Daddy...” Bella berlari ke pelukan Malvin.

“Ada apa? Putri daddy terlihat sangat bersemangat hari ini.” Tanya Malvin.

“Bella dan mommy memasak. Ayo kita makan." Ajak Bella.

Malvin pun membawa putrinya menuju meja makan. Dia melihat makanan yang tersedia di sana dan menoleh pada Mayra yang sedang menuang air.

“Makanlah," ucap Mayra lembut. Wanita itu menarik kursi agar Bella duduk di sampingnya.

Malvin pun memakan makanan itu. Dia mengangguk dan menoleh pada Bella dan Mayra yang tersenyum manis menunggu reaksinya.

“Mm, ini enak.” Puji Malvin tidak berbohong.

Keduanya menepuk tangan dan saling tersenyum kemudian menatap Malvin. Mereka menunggu pria itu mencoba yang lain.

Malvin mencicipi semua menu itu dan memuji kembali.

Senyuman terukir di ujung bibirnya melihat interaksi manis Mayra dan putrinya.

“Terimakasih untuk makan malamnya.” Ujar pria itu membuat keduanya mengangguk antusias.

Setelah makan malam, Mayra membersihkan dirinya. Dia keluar dari kamar mandi dan melihat Bella mengobrol bersama Malvin di atas kasur. Bella bercerita panjang lebar tentang harinya yang menyenangkan bersama Mayra.

Mayra meraih ponselnya yang berdering.

“...”

“Ya, aku sibuk. Maaf tidak pernah menghubungi mu lagi.”

“...”

“Aku benar-benar sibuk. Jika ada waktu, aku akan menemui mu. Mm, salah sendiri pergi tanpa pamit tadi pagi.” Kesal Mayra.

  “Panggil mommy mu untuk tidur,” ucap Malvin.

“Mommy, ayo tidur." Ujar Bella sedikit lebih kencang.

“Sampai jumpa." Mayra mematikan ponselnya dan menghampiri keduanya.

“Siapa tadi? Ingat kamu sudah punya suami, Mayra.” Ujar Malvin dingin.

“Mm, aku tahu." Balas Mayra acuh. Pria itu selalu saja menjaga nama baiknya.

Mayra berbaring diikuti Bella yang langsung memeluknya. Anak itu benar-benar memeluk Mayra bagai koala.

“Mommy mu kecil juga, dia bisa mati karena kamu menindihnya.” Ujar Malvin menggeser Bella agar turun dari tubuh ramping istrinya.

“Meski kecil, aku kuat.” Balas Mayra memerengkan tubuhnya. Dia membalas pelukan Bella dan mengelus-elus rambutnya.

“Sekuat apa?” Malvin menatap remeh Mayra.

“Aku menanggung semuanya di pundak ku. Kurang kuat apa aku?” Mayra menatap kesal Malvin yang tersenyum miring.

“Mari anggap begitu. Aku tahu kamu kewalahan menggendong Bella.” Ujar pria itu dan memeluk mereka. Aksinya membuat Mayra menegang dan menatapnya kesal.

“Daddy? Daddy tahu kan kami tidak kecil? Daddy saja yang besar.” Bella menggerutu mendengar keduanya yang sepertinya tidak mengajaknya untuk mengobrol.

“Mm.” Malvin berdehem. Tangannya mengelus pinggang Mayra membuat wanita itu langsung menahan tangannya.

Malvin menatap Mayra santai.

“Kenapa?”

“Kenapa?! Lepaskan!" Kesal Mayra.

“Jika kamu ingin koala mu ini merengek sepanjang malam.” Ucap Malvin santai.

Mayra menatapnya kesal.

“Tapi jangan mengelus ku. Itu geli." Gumam Mayra pelan.

Malvin tersenyum miring. Ekspresi wajah Mayra yang takut dan kesal itu memberinya kesan lucu.

Tangannya kembali mengelus pinggang wanita itu. Dengan lembut berpindah ke punggungnya dan sampai ke lehernya.
Wanita itu merasakan sesuatu yang aneh karena sentuhan lembut itu. Dia bergidik dan langsung menepisnya.

“Dad, peluk kami lagi." Bella menarik lengan pria itu.

“Berhenti mengelus ku!" Kesal Mayra saat Malvin merangkulnya.

“Mommy tidak suka?" Tanya Bella yang merasa nyaman di tengah.

“Bukan begitu, sayang. Mommy mengantuk dan tidak mau diganggu." Jawab Mayra.

“Sudah larut. Kalian tidurlah dengan tenang." Ucapan Malvin menutup percakapan mereka.

Pria itu menatap keduanya yang mulai menutup matanya.

“Seperti mengurus dua putri sekaligus." Gumamnya menatap kedua perempuan dalam dekapannya itu.

LIMERENCE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang