Limerence 41: Long night

92.2K 3.8K 8
                                    

____________________________
Mengandung unsur 🔞⚠️
Harap bijak dalam memilih bacaan!
____________________________

Mereka tiba di rumah.

Mayra menatap Malvin yang berjalan lebih dulu di depannya. Setibanya di kamar, pria itu mengambil handuknya dan langsung pergi ke kamar sebelah.

“Ada apa dengannya?" Mayra bingung. Pria itu tidak berbicara sampai mereka tiba di rumah.

Mayra pun memutuskan untuk mandi juga.

Mayra menyelesaikan mandinya dan menatap dirinya di depan cermin. Dia mengencangkan handuknya dan duduk di kursi sambil mengeringkan rambutnya.

Malvin masuk ke kamar dan menatap Mayra. Dia menghampirinya dan memeluknya dari belakang.

“Kamu sangat wangi,” ucap Malvin mengendus leher Mayra. Mayra yang merasa geli langsung berbalik dan mendorong Malvin.

Dia melihat Malvin yang menatapnya dalam. Pria itu langsung menciumnya tanpa aba-aba. Malvin melumat bibir Mayra dengan lembut. Dia mendorong kepala Mayra agar ciuman mereka semakin dalam.

Mayra yang terbuai mulai ikut membalas ciuman itu.

Malvin melepaskan pangutannya dan menatap Mayra dengan nafas memburu.

“Kurasa pelukan dan ciuman tidak akan bisa menyelesaikan masalahku kali ini.” Pria itu mengangkat tubuh Mayra dan membaringkannya ke kasur.

“Malvin, tunggu!" Mayra menyilangkan tangannya di dadanya. Dia panik saat Malvin mulai merangkak ke atas tubuhnya.

“Tunggu apa lagi?" Malvin meraih kedua tangan Mayra dengan lembut. Dia melingkarkan tangan itu ke lehernya dan kembali melumat bibir istrinya penuh nafsu.

Ciuman Malvin menuruni leher Mayra dan kemudian ke dadanya.

“Mmhh, berhenti Malvin!” Mayra menggigit bibirnya.

“Jangan ditahan, sayang. Kamar ini kedap suara, jadi hanya aku yang bisa mendengar desahanmu,” ucap Malvin mengelus bibir istrinya.

“Aku akan lembut, ini tidak akan sakit. Kamu akan menikmatinya.” Malvin menatap Mayra dengan dalam. Pipi wanita itu memerah dengan dadanya yang naik turun gelagapan karena sentuhan dan lumatannya.

“Bisa ku lanjutan?" tanya Malvin.

Mayra hanya diam dan mencoba menenangkan pernafasannya. Dia kembali menggigit bibirnya saat tangan Malvin bermain nakal di dadanya.

“Bisa kelanjutan, sayang?” Malvin kembali bertanya.

“Pelan-pelan,” jawab Mayra pelan.

Malvin tersenyum dan mengangguk. Mendapatkan lampu hijau, dia langsung menyambar buah dada Mayra dan mengisapnya penuh nafsu. Tangannya mulai mengelus paha Mayra.

Malvin melebarkan paha Mayra dan langsung memasukinya. Mengulanginya berulangkali sampai mereka menyatu.

Dia menatap Mayra yang berurai airmata dan mencium bibirnya.

“Sebentar, ini akan sedikit sakit.” Malvin mendorong kembali miliknya sampai kejantanannya benar-benar masuk di liang sempit Mayra.

“Mhhh, Mayra!” Malvin mengerang dan kembali mencium bibir Mayra guna meredakan sakitnya.

Dengan pelan-pelan, dia mulai mendorong tubuhnya dan menghentakkan pinggulnya.

“Eukhh... Malvin! Mhhh, berhenti! Kamu bilang akan pelan!" Mayra memeluk Malvin kuat karena hujaman suaminya yang semakin kencang.

“Mayraaa, kamu adalah milikku. Milikku!"

Rembulan bersinar begitu indah. Di malam yang dingin itu, erangan kedua insan tersebut bersahutan menikmati penyatuannya.

Malam yang panjang itu pun menjadi saksi penyatuan mereka. Malvin benar-benar membuat Mayra menjadi miliknya secara sah.

--o0o--

Pagi telah tiba.

Malvin menatap Mayra yang mulai bangun dari tidurnya.

“Pagi,” sapanya.

Mayra menatap Malvin dan langsung menutup wajahnya yang memerah.

“Hey, ada apa?” Malvin memeluk tubuh tanpa sehelai benang itu dibalik selimut.

“Sialan kamu, Malvin!”

Malvin tertawa kecil dan mencium kening Mayra.

“Maaf, seharusnya aku lebih lembut tapi aku tidak tahan melihatmu.”

Mayra langsung memukul dada suaminya itu dan kembali bersembunyi.

“Kita harus mandi,” Malvin bangun dan membuat selimutnya melorot. Otot perut dan lengannya terpampang jelas membuat Mayra kembali menutup matanya. Dia teringat betapa gagah dan jantan suaminya menjamahnya.

Malvin bangun dan melilitkan handuk di pinggangnya. Dia bangun dan mengangkat tubuh Mayra yang berlilitkan selimut itu ke kamar mandi.

“Turunkan! Aku bisa sendiri!" Ucap Mayra.

“Aku tahu. Mandilah terlebih dahulu, aku akan membereskan kekacauan yang semalam,” ucap Malvin. Dia mengecup kening istrinya dan meninggalkan Mayra di kamar mandi.
Wanita itu langsung menutup wajahnya karena malu.

Malvin keluar dan menatap kasur. Dia membuka sprei dengan noda darah dan cairan mereka yang membasahi kasur.

“Mayra sangat indah. Kurasa aku akan kena masalah lagi pagi ini.” Gumam Malvin teringat malam panasnya. Dia kembali bernafsu dan menunggu sang istri agar cepat-cepat keluar dari kamar mandi.

LIMERENCE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang