Limerence 46: Aku mencintaimu

78.4K 3.8K 32
                                    

Mayra mengerjapkan matanya dan menatap Bella yang memeluknya erat.

“Astaga, aku ketiduran.” Gumam Mayra dan bangun pelan-pelan.

Mayra pun beranjak ke dapur untuk membuat makan malam, bersama para pelayan yang turut membantunya.

“Mommy!” Bella menangis mencari mommynya.

Malvin yang berada di ruang santai berlari menghampiri, bersamaan dengan Mayra yang ikut menghampiri mereka.

“Astaga, kenapa sayang? Mommy tidak pergi kemana-mana. Jangan menangis lagi, cup..." Mayra memeluk Bella dan mencium keningnya.

“Mommy mu tidak akan pernah pergi, Bella. Jangan menangis jika sudah bangun!” ujar Malvin.

Bella mengangguk dan menyeka airmatanya.

“Mayra, kamu masih kesal?” tanya Malvin.

“Kesal? Oh, karena yang tadi. Aku tidak kesal. Aku bisa berenang saat kamu tidak di rumah," jawab Mayra.

“Tidak, Mayra. Tidak boleh!" Malvin menatap istrinya dengan serius. Nadanya tidak marah dan tidak kesal, ucapannya terdengar memohon dengan manja.

“Semua ini hanya milikku.” Malvin melepaskan pelukan Bella  dan memindahkan anaknya bagai barang. Dia langsung memeluk Mayra manja.

“Eh?” Mayra terkejut.

“Daddy! Mommy Mayra milikku!” Kesal Bella menarik lengan Malvin.

“Mayra milikku!” Tolak Malvin.

“Kita sudah berjanji untuk berbagi, kan? Daddy harus adil! Mommy Mayra milikku!" Bella berteriak kesal dan mencoba melepaskan pelukan erat itu.

Mayra tersenyum dan menahan tawanya membiarkan mereka kembali ribut.

“Diam!" Mayra membuat keduanya diam dan menatapnya penuh harap.

“Mommy, pilih Bella atau Daddy?" tanya Bella.

“Mayra, kamu akan memilih ku, kan? Aku suamimu,” ucap Malvin.

“Tidak, mommy akan memilih Bella, kan? Bella akan menjadi putri yang baik dan sayang sama mommy. Nanti Bella juga akan menjadi kakak yang baik untuk adik dan tidak nakal. Mommy sayang Bella, kan?” tanya Bella penuh harap.

“Aku tidak memilih kalian berdua,” jawab Mayra.

  Keduanya berlutut di depan Mayra dan memegang tangannya. Tindakan itu membuat Mayra tersentak kaget.

“Kami akan berubah, janji!" Ucap Bella dan Malvin mengangguk menimpali.

“Kenapa kalian menjadi seperti ini? Ada apa? Jangan membuatku tidak nyaman." Mayra turun dari sofa dan berjongkok menyamai mereka.

Kesempatan itu digunakan Malvin untuk memeluk erat istrinya. Bella pun mulai kesal dan meminta ikut dipeluk.

Mayra tertawa kecil dengan tingkah keduanya

Keluarga itu terlihat begitu bahagia.

--o0o--

Mayra menatap Malvin yang mengelus-elus kepala Bella. Bella sudah tertidur pulas.

“Jangan membuat Bella kesal! Kamu bukan anak kecil lagi, Vin." Ujar Mayra. Dia menyusun buku Bella dan memasukkannya ke dalam tas anak itu.

“Aku memang bukan anak kecil.”

“Tapi kamu bertingkah seperti anak kecil dan suka mencari perkara. Bagaimana bisa kamu mengajak Bella untuk rebutan?" Mayra menggeleng. Dia meletakkan tas itu dan menghampiri mereka.

“Aku tidak mencari perkara. Aku ingin Bella tidak terlalu menempel pada mu," ucap Malvin.

Mayra terdiam. Dia mengangguk dan memperbaiki selimut Bella. Dikecupnya kening Bella dan dia pun pergi dari kamar itu.

“Apa agar Bella tidak sedih saat aku pergi? Apa maksud Malvin akan membiarkan ku pergi?" Mayra bergumam dan masuk ke kamarnya.

“Apa dia tidak merasakan apa yang ku rasakan?" Mayra mulai sibuk dengan pikirannya. Dia pun berbaring dan menarik selimutnya.

“Hey, kenapa tidak menunggu ku?" tanya Malvin menghampiri.

“Mm.., kupikir kamu ingin tidur bersama Bella," jawab Mayra.

“Kamu tidak akan berenang jika aku tidak di rumah, kan?" tanya Malvin. Dia berbaring dan memeluk manja istrinya.

“Mulai lagi." Mayra mendengus.

“Aku serius, Mayra. Aku tidak suka jika pria lain menatap mu kagum. Aku cemburu!”

“Cemburu?" Mayra terkejut.

“Ya, cemburu. Jadi jangan buat masalah dengan perasaan ku! Aku meredam amarahku dengan susah payah. Tapi entah mengapa aku mulai kesal saat mereka menatap mu kagum, juga jika menatap mu lama."

“Malvin?" Mayra memerengkan tubuhnya dan menatap pria itu.

“Aku sudah terpikat. Jauh ke manik indah mu yang selalu berbinar penuh kasih, senyuman, suara, dan perhatian mu. Ku rasa ..., aku mencintaimu.” Ucap Malvin. Suaranya begitu damai dan dengan tenang menyapa telinga Mayra.

“Aku mencintaimu, Mayra.”


==================
Hy Ezeng, ini Tania Ssi.

Terimakasih sudah mampir •⁠ᴗ⁠•

Jangan lupa untuk meninggalkan jejak vote dan komentar ya💓🥺!!!!!!!!!!!

See you in next chapter ~

Oh ya, bagaimana Januari mu? Semua baik-baik saja, kan? Ayo sambut Februari ini dengan semangat!!!!

Have a nice day and love you♡
==================

LIMERENCE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang