Extra Part I

46.2K 2K 28
                                    

Sore ini Malvin menyelesaikan semua pekerjaannya. Dia nampak buru-buru menandatangani semua berkas-berkas itu.

“Kenapa?” tanya Liam.

“Aku harus pulang dengan cepat, anak-anak ku berulah lagi. Istriku pasti sedang kewalahan saat ini,” jawab Malvin. Dia menumpuk kembali berkas itu dan langsung memakai jasnya.

Malvin langsung melajukan mobilnya.

Dalam perjalan itu, dia memutuskan untuk berhenti sejenak membeli buah-buahan. Kemarin Bella dan Zean bertengkar karena merebutkan potongan terakhir buah semangka.

Malvin pun kembali melajukan mobilnya.

Setibanya di rumah, dia begitu bersemangat untuk menemui keluarganya. “Daddy pulang,” ucapnya menatap sekitar.

“Daddy!”

Bella dan Zean berlari menghampiri pria itu. Mereka langsung memeluknya.

“Daddy pulang cepat, ya?” tanya Zean. Anak berumur lima tahun dengan lesung pipi itu berusaha naik ke pangkuan Malvin.

“Iya, daddy pulang cepat. Kemari, daddy membawa banyak buah-buahan,” jawab Malvin. Dia menggendong Zean dan menggandeng Bella menuju sofa.

“Dimana mommy dan Bian?” tanya Malvin.

“Di atas.” Bella yang menerima kantong buah dari pengawal itu berjalan menghampiri Malvin dan Zean.

“Daddy dengar kalian mengganggu Bian, kan? Kenapa kalian sangat jahil?” tanyanya.

Zean terkikik. “Bian merusak mobil-mobilan Zean.” ucapnya.

Malvin menghela nafas dan mencubit gemas pipi putra tertuanya itu. “Kamu memarahi Bian karena itu? Kalian terlalu cemburu padanya,” ujar Malvin menggeleng.

Bella yang sedang mengupas jeruk itu menyuap adiknya. “Kami tidak bertengkar. Adik yang menangis karena kakak marahi, padahal hanya menegurnya saja." Bella beralih memakan jeruknya, lalu menyuap Zean kembali.

Malvin menggeleng. Bian memang terlihat lebih manja dari mereka. Anak itu juga lebih pendiam dan lebih suka menghabiskan waktu bersama sang mommy.

Atensi mereka beralih ke arah Mayra dan Bian. Wanita itu menggandeng Bian yang bersembunyi-sembunyi di belakangnya.

“Aku pulang, sayang. Bagaimana hari mu?” Malvin langsung berdiri dan memberikan kecupan di kening istrinya.

Mayra tersenyum dan mengangguk.

“Bagaimana dengan mu, jagoan kecil?” Malvin berjongkok dan mengelus kepala putra bungsunya.

“Daddy pulang cepat?” tanya Bian pelan.

Malvin mengangguk. Dia langsung menggendong anak itu menuju sofa.

“Sekarang, jelaskan apa yang terjadi. Kenapa kecebong-kecebong terbaikku ini membuat istriku kelelahan?” tanyanya kepada ketiga anaknya.

Mayra langsung menyikut perut pria itu. “Mulut mu!”

Malvin yang meringis menoleh pada sang istri. “Maaf, sayang. Tapi aku tidak mau mereka membuatmu kewalahan,” ujar Malvin menjelaskan.

Malvin pun beralih menatap ketiga anaknya.

“Kakak minta maaf. Kakak memang kesal karena takut kalian bertengkar. Maafkan kakak, oke?" Bella memberikan jeruk yang telah di kupas pada Bian.

Bian hanya diam dan menatap sekilas kakaknya.

“Abang minta maaf juga,” ucap Zean tak ikhlas.

Bian pun hanya diam lalu menoleh pada sang mommy. Wanita itu tersenyum dan mengangguk.

LIMERENCE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang