Lost you

338 27 4
                                    






/tingnong tingnong/



"PAKET"




"YA SEBENTAR---




"LHO KOK"



Melvin langsung terdorong menyandar tembok setelah pintu ditutup oleh seseorang.







"EH JEAN ANJIR KOK ELU TAU RUMAH GUE YANG INI KANG PAKET NYA MANA---




Melvin yang sempat berpikir rumahnya kedatangan tukang paket merasa tertipu karena ternyata itu adalah Jean.




"Ssstt diem." Jean memeluk Melvin



"Lu kenapa dah?" Tanya Melvin bingung



Jean hanya menggeleng dan menempel pada leher Melvin. Jean memeluknya dengan erat. Saking eratnya, entah detak jantung siapa yang bertalu-talu dengan keras. Melvin menjilat bibirnya dengan gugup. 



Jean kemudian terlihat salah tingkah dan mengalihkan pandangan lalu berdeham.




"Gue minta maaf" ucap Jean sambil memegang kedua tangan Melvin




"Kenapa?" Melvin jadi bertanya-tanya



"I used you" gumam Jean menempel kembali pada Melvin



"Hah?" Melvin makin bingung



"I f*cked you---



"Wait hold on. Jangan cursing okay" ucap Melvin heboh dan ia sedikit merasakan milik Jean mengeras di antara pahanya yang terekspos karena ia memakai gaun tidur yang pendek. Jarak di antara keduanya sangat lah dekat.


Wangi parfum jean tercium sangat jelas oleh Melvin. Sungguh ia ingin pergi dari hadapan Jean.



"Ya maksud gue---




"Melv lu sadar gak sih?" Tanya Jean memandang Melvin dengan mata yang memandangnya penuh arti. Lelaki itu menjilat bibirnya yang kering lalu menelan ludahnya. Melvin saat ini hanya mengenakkan pakaian tidur berupa gaun pendek dengan rambut yang dicepol asal membuat Jean terpana.



'Cantik' puji jean dalam hati





"Sadar apa? Duduk dulu napa. Pegel berdiri mulu" ucap Melvin mengalihkan pembicaraan. Mendorong Jean menjauh darinya.


"Lo ngehindar dari gue" ucap Jean



"Enggak." Geleng Melvin membantahnya




"Kalau lo gak ngehindar, kenapa selama seminggu ngilang?" Tanya Jean



"Sengaja?" Tanya nya lagi membuat Melvin menggeleng cepat seperti panik.



"Gak. Gue lagi fokus ngerjain tugas kuliah. Gue ngerjain project kuliah ya itu haha" ucap melvin sedikit bergetar karena gugup



'Cantik banget' puji jean dalam hati 



"Okay. Gue percaya" angguk Jean tidak mau memperpanjang perdebatan




"Ya duduk dulu napa" ucap Melvin lalu membawa tubuh bongsor Jean ke arah sofa.



"Gue bikinin minum dulu" ucap Melvin terburu ke arah dapur karena tidak ingin ditanya-tanya lebih lanjut oleh Jean.



Melvin segera mencari-cari stok teh di dapurnya.



"Mana ye? Jean ngedadak amat sih dateng sianjir. Tau dari mana gue di sini" gumam Melvin pelan



Ia berjinjit mengambil teh dan gula dari laci paling atas.



"Nah ini dia"


Saat ia berbalik, ia dikagetkan dengan Jean yang ada di hadapannya.





"Astaga bikin kaget"




"Lama banget bikin minum doang" komentar Jean sambil memajukan tubuhnya ke arah Melvin. Melvin secara tidak sadar memundurkan tubuhnya hingga ia terjebak di pojokan kitchen set.




Jean memeluk Melvin kembali dan menyandarkan dagunya di bahu kecil Melvin. Ia bahkan mengendus aroma tubuh Melvin dari lehernya. Ia memejamkan matanya, merasa perasaannya lega setelah memeluk wanita itu.


Melvin makin ingin menghindar saja dari pria itu. Ya memang selama seminggu ini dia sengaja menghilang darinya. Ia merasa risih kala Jean mulai mengcup pelan lehernya. Mengusapkan dagunya yang runcing pada kepalanya. Memeluknya erat lagi.





"Gue kangen" ucap Jean bak anak anjing yang merindukan majikannya.




'Lucu sih tapi enggak deh' ucap Melvin dalam hatinya



"Gue enggak" gumam Melvin pelan tanpa sadar


"Apa?" Tanya Jean terdengar marah



"Haha gak ini gue mau bikin teh lo mau gak?" Tanya Melvin






"Gue gak mau teh. Maunya lo"



Jean mengambil sekotak teh dari tangan Melvin, lalu mengurungnya dengan lengan kekarnya itu.



"Eh anjir Jean hmmfthhh"



Bibir Melvin dipagut oleh Jean. Bibir itu telah menjadi candu bagi Jean. Ia melumat bibirnya bergantian atas bawah hingga Melvin kualahan.


Lidah Jean mengetuk bibir Melvin bahkan menggigit pelan hingga bibir itu terbuka, Jean memasukkan lidahnya ke dalam mulut Melvin.


Melvin yang terlena akan ciuman menuntutnya Jean, membalasnya dengan lidahnya juga.



'Akhirnya' ucap Jean dalam hatinya


Ia tersenyum di sela ciuman mereka. Mengangkat tubuh Melvin dengan ringan di atas meja lalu melanjutkan ciuman mereka.



Beberapa saat kemudian, Melvin menepuk tubuh Jean pertanda ia kehabisan nafas karena Jean.



Benang saliva menjuntai di antara kedua bibir mereka. Jean mengusap bibir melvin dengan jari jempolnya dengan gemas.




Kini keduanya berada di sofa dengan secangkir teh manis hangat di meja.

situationship (gs)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang