Langit terlihat mendung di luar. Melvin memandang ke arah luar sembari mendengarkan teman-temannya presentasi di kelas."Mel minggu depan kita bagian presentasi, gue bagian ini ya" ucap teman sebelah Melvin, dibalas anggukan pelan oleh wanita cantik itu.
"Kenapa lo?" Tanya temannya lagi
Melvin menghela nafas membuat temannya mengernyitkan dahi, merasa heran dengan Melvin yang tidak biasanya seperti ini.
"Kenapa? Mau cerita?"
"Ya sekian dari kami, ada pertanyaan?" Ujar salah satu mahasiswa dari kelompok yang sedang presentasi.
Melvin menggeleng, "enggak nanti aja"
Ia menoleh ke arah depan, mengangkat tangannya, hendak mengajukan pertanyaan "ya silakan"
Teman Melvin hanya menggeleng pelan, 'dasar' ucapnya dalam hati, sudah biasa dengan Melvin yang kurang terbuka dengan masalahnya.
Karena minggu depan kelompok Melvin ada presentasi, kini ia berada di perpustakaan bersama temannya tadi mencari-cari referensi tambahan untuk presentasinya nanti.
Ia membolak-balik halaman buku tersebut, ponselnya ia biarkan saja sedari tadi, enggan melihat notifikasi di ponselnya.
'Paling dia udah balik' ucap Melvin dalam hati lalu ia melanjutkan mengerjakan tugas bagiannya untuk kelompoknya nanti.
Hari sudah sangat sore, hingga langit mulai menggelap. Melvin melangkah terburu-buru keluar dari perpustakaan fakultasnya.
Saat ia sudah keluar dari koridor kampus, rintik-rintik hujan pun mulai turun. Melvin melangkah dengan terburu karena ia tidak ingin kehujanan lebih lama dan ingin segera sampai rumah.
/tin tin/
Namun seiring Melvin berjalan menuju halte kampus, dari kejauhan, terlihat sinar lampu mobil menyorotnya hingga Melvin menutup matanya karena merasa silau.
Melvin membulatkan matanya terkejut saat meilihat Jean berdiri tegap sambil memegang payung. Karena tidak ada pilihan lain selain terus melangkah, Melvin mau tidak mau, berjalan menuju pria yang semakin mendekat ke arahnya. Terlihat raut wajahnya yang khawatir menatapnya, bak anjing samoyed yang menatap tuannya yang sudah lama menghilang.
"Mel"
Melvin memeluknya. Entahlah, melihat raut wajah Jean tadi seketika Melvin merasa bersalah. Jean balas memeluknya sambil mengusap punggungnya yang basah terkena hujan.
"Lu kenapa sih Jean?"
"Emang gue kenapa?"
Keduanya masih berpelukan di bawah payung saat hujan mulai deras dengan Jean masih memegang payung dengan erat.
Wajah Jean yang terlihat kurang tidur itu menatap Melvin dengan sendu. Melvin perlahan mendekatkan wajahnya, dan langsung mencium Jean. Jean yang dapat perlakuan itu, menerima lumatan Melvin dan balas melumatnya. Beberapa saat kemudian, mereka melepas pagutannya. Jean memegang lehernya gugup.
"Ayo masuk" ujar Jean terbata yang diangguki oleh Melvin
Jean membukakan pintu mobilnya untuk Melvin dan lelaki itu langsung menuju ke kursi kemudinya.
Beberapa saat ia telah diantar pulang Jean, Melvin mulai melirik ponselnya. Ia mulai meraih ponsel itu dan langsung membuka kolom chat.
From Jean: