SELAMAT MEMBACA
♥♥♥
Raya hampir kehilangan suaranya pagi itu karena kejutan menjijikkan dari pemuda yang kini tertawa terbahak-bahak di pintu kelasnya. Tak lain adalah James Arthur Wiryawan, kakak kelas yang terkenal sebagai "si pembuat onar."
Sebagai panitia tata tertib festival sekolah, Raya harus berhadapan dengan geng pembuat onar yang ditakuti seluruh sekolah. Tugasnya adalah menjaga agar festival berlangsung lancar dan aman. Namun, Raya menjalankan tugasnya dengan terlalu baik, sehingga James merasa terusik dan memulai permainan kecil untuk membalas dendam.
Wajah Raya memerah malu karena menjadi pusat perhatian. Dia menatap jijik bangkai kecoak di lipatan halaman bukunya, dengan sisa cairan yang mengotori teks yang hendak dibaca.
"Ih, apaan tuh? Jorok banget buku lu, cegil!" James tertawa tanpa dosa.
Wajah Raya masam. Dia melempar bukunya dengan keras ke arah James. Ujung buku sejarahnya menghantam dahi lebar pemuda blasteran itu.
"Pft! Hahaha! Mampus—EEEEHH!!" Raya terkejut melihat James tumbang seperti pohon seketika kelas XI IPA 1 menjadi heboh.
James pingsan, bukan karena lemah, tapi karena terkejut. Tubuhnya gagah dan terkenal tahan banting. Kebengisannya saat tawuran membuatnya ditakuti. Namun, kini dia tumbang karena buku sejarah.
Semua sorot mata tertuju pada Raya Aulia Pratiwi, sosok mungil yang berkeringat dingin. Tatapan mereka meminta pertanggungjawaban dari korban yang kini menjadi pelaku.
Raya menelan ludah, bisa gawat kalau teman-teman James tahu. Apa lagi mereka sangat solid. Moto geng mereka "Senggol bacok" itu benar-benar serius. Dengan langkah gemetar, Raya menghampirinya tubuh James. Mata tajam yang senang melotot kepadanya kini terpejam tak berdaya.
Raya menelan ludah, khawatir kalau teman-teman James mengetahuinya. Mereka sangat solid dan memiliki moto "Senggol Bacok" yang sangat serius.
Dengan langkah gemetar, Raya mendekati James yang tergeletak. Mata tajamnya yang biasanya melotot kini terpejam tak berdaya.
"Raya, buruan angkat Kak James!" seru teman-teman sekelasnya.
Raya menatap mereka memelas. "Bodo amat lah," gumamnya.
Raya mencoba mengangkat James, tapi beratnya membuatnya kewalahan. "Woi, yang laki-laki! Bantuin!"
Tapi, tidak ada yang berani membantu karena tatapan mengancam James yang pura-pura pingsan.
Raya berdecak kesal dan merangkul tubuh James dengan sekuat tenaga. Meski kakinya gemetaran, dia melangkah menuju UKS.
Dalam hati, Raya terus menyemangati diri. "Raya kuat, Raya bisa. Go! Go! Go! Raya!"
Di parkiran belakang, lima kawan James menggelengkan kepala melihat tingkah lakunya.
"Kasian Raya, si Bos terlalu jahil," kata Agil.
"Bantuin sana," Celetuk Jaka sambil mengunyah permen karet.
"Emoh! Sek sayang nyawa aku." jawab Agil tak mau mencari masalah dengan James.
"Biarin, bos lagi tantrum abis kalah main bareng Bang Mahes." Ujar Fikri yang dikenal dengan gaya rambut buzzcutnya. Seragamnya yang berantakan dan sepatu sneaker kuning favoritnya membuatnya menjadi langganan BK kedua setelah James.
Andre yang menyimak mulai penasaran. "Kalah berapa?"
"Selisih tipis," jawab Bram sebagai saksi kedua kekalahan james malam itu. Kedua matanya tak lepas dari sosok mungil Raya, dia ingin membantu tetapi tidak bisa jika menyangkut kesenangan james.

KAMU SEDANG MEMBACA
J A M E S
Roman pour AdolescentsRaya tidak pernah mengira bahwa hidupnya akan diguncang habis oleh James, si Pembuat onar. Semua berawal dari ketidaksengajaan Raya yang berani membentak James ketika hari pertama festival sekolah dimulai, hari pertama datang bulannya datang dan h...