BAB 7 - Diary Depresi Bitna

252 182 200
                                    

Bitna terbangun dari tidurnya karena kebelet ingin buang air kecil. Bitna segera ke kamar mandi untuk buang hajat. Selesai dari kamar mandi ia segera kembali ke kamar.

Saat baru masuk ke kamar Bitna ingat Rendi memberikan buku berwarna ungu untuknya. Bitna membuka tasnya yang ada di kursi belajar dan mengambil buku itu.

"Aku sekarang punya tempat cerita, buku ini akan aku beri judul Diary Depresi Bitna," Ujarnya sambil memeluk buku ungu yang sekarang menjadi miliknya. "Makasih ya Rendi udah perhatian sama aku," Bitna tersenyum kegeeran.

Bitna mengambil label dan spidol, lalu menggoreskan tinta spidol itu ke label putih 'Diary Depresi Bitna' lalu ia tempel label itu di bagian depan buku.

Bitna mulai menuliskan kisahnya dimulai dari tadi pagi saat dimarahi ayah sampai tadi saat ia dipukuli oleh ayahnya. Setelah selesai menuliskan kisah mirisnya di halaman pertama Bitna menyimpan buku itu di dalam tasnya dan kembali ke kasur untuk tidur.

_______________

Di sekolah

Bitna yang sedang asyik bermain ponsel sambil mendengarkan lagu menggunakan earphone dikejutkan dengan kehadiran Tari yang tiba-tiba memukul keras mejanya.

Brak!
"Heh gendut! Lo liat kan kemarin siapa yang di pilih. Makanya jadi orang tuh jangan terlalu ngotot!" ucap Tari sambil menjitak kepala Bitna.

"Selamat ya Tari," Bitna menjulurkan tangannya lalu tangan Tari dan Bitna bersalaman "Semoga Kalah!" ujar Bitna lalu ia tersenyum sinis.

"HEH APA LO BILANG?!!" Tari marah mengeluarkan suara yang keras hingga membuat semua orang yang ada di kelas menoleh ke arah mereka.

"Semoga kalah," Bitna mengulangi ucapannya. Tari naik pitam ia langsung menjambak rambut Bitna

"Tari lo udah keterlaluan! Lepas Tari!" ujar salah satu seorang murid.

"Yang berani ikut campur urusan gue sama si gendut ini, gue bikin nasibnya sama kaya si gendut!" Bantah Tari sambil menunjuk semua orang yang ada di dalam kelas.

Lalu Tari menggenggam tangan Bitna dengan keras dan membawa gadis itu keluar. "WOOOWW!! Ada mak lampir marah-marah gaes," celetuk seorang murid, dan murid itu mendapat tatapan sinis dari Tari.

Tari membawa Bitna ke toilet belakang sekolah yang sudah lama tidak di pakai. Tari melempar Bitna ke dinding hingga kepala gadis itu terbentur dengan sangat keras, akibatnya Bitna merasakan pusing yang amat sangat.

"UDAH BERANI LO SAMA GUE?!" Bentak Tari

"Emang kamu Tuhan?" Bitna mengejek Tari

Plak! Tamparan keras mendarat di pipi Bitna.

"Puas lo bikin gue malu di kelas?!" Bentaknya lagi.

"Kan kamu yang marah-marah, berarti kamu yang bikin malu diri kamu sendiri," Bitna tertawa kecil.

Bugh!
Tari menendang perut Bitna hingga gadis itu terjatuh di lantai kamar mandi. Tari mengangkat kerah baju Bitna dan mengancamnya "Berani sama gue, gue bikin lo lebih parah dari ini!" Lalu Tari pergi meninggalkan Bitna yang tersungkur di lantai.

Dengan sisa tenaga yang ada Bitna bangun dan beranjak pergi ke kelas dengan berjalan tertatih-tatih. Sampai di tangga Bitna tidak kuat lagi akhirnya Bitna pingsan dan terjatuh.

Bitna ArunikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang