BAB 2 - Back To Korea

311 227 96
                                    

Setelah mobil mereka sudah pergi Bitna masuk ke kamar dan membereskan kamar nya. Tak lupa juga ia mencuci mangkok dan gelas yang tadi di gunakan.

Bitna kembali mengambil buku diary ungu yang usang itu. Lalu Bitna memasukan buku nya ke dalam koper. Bitna akan membaca buku itu, tapi tidak sekarang. Mungkin ia akan baca saat sudah tiba di Korea, atau di asrama, atau di kampus, atau juga di pesawat.

"Kak matiin lampu kamar nya tidur sudah malam, besok kamu pagi-pagi harus sudah bangun".
"Iya bunda".

_________________

Kringg! Kringg! Kringg!
Jam weker pink berbentuk hello kitty berbunyi menandakan sudah pukul 5 pagi. Bitna terbangun dari tidur nya dan segera ke kamar mandi.

byur! byur! byur!
Bitna mandi dengan semangat 45, ia senang sekali kembali ke Korea. Bukan nya tidak betah di kampung halaman, tetapi saat ini di Korea sedang masuk musim semi. Banyak bunga cherry blossom bermekaran di sepanjang jalan.

Setelah selesai mandi, Bitna masuk ke kamar dan memakai baju, tak lupa juga ia menunaikan sholat subuh. Bitna mengenakan pakaian terbaik nya untuk musim semi di Korea, Blouse warna pink dengan motif bunga dan celana jeans.

Bitna turun ke bawah untuk sarapan bersama keluarga nya, ini menjadi sarapan terakhir di rumah bersama keluarganya sebelum ia kembali lagi ke asrama. Bunda Ratna memasak menu special kesukaan Bitna yaitu Nasi goreng, telur ceplok balado, dan capcay saus tiram.

"Puas-puasin makan yang banyak ya nak, biar di sana kamu ga kangen sama masakan Bunda". Ucap Bunda Ratna saat mengambilkan Bitna nasi.

"Ga mungkin ga kangen bun" ucap Bitna yang menerima piring dari bunda nya. "Ya iyalah lu kan tukang makan hahaha" Diego tertawa puas setelah meledek kakak nya. Diego memang suka jahil dengan Bitna, bahkan bisa membuat Bitna emosi dengan kejahilan nya.

"Heh bocah lu lebih rakus ya"

"Biarin"

"Ngeledek lo cil?"

"Iya, ngapa ga seneng?"

Perdebatan kecil antara adik dan kakak membuat suasana di meja makan menjadi ribut. "Sudah-sudah kalian berdua sudah besar jangan ribut terus" bunda Ratna menengahi perebatan itu, di susul dengan ayah Rizky yang ikut menasehati mereka berdua. "Diego, nanti kalau kakak kamu udh di Korea baru kamu nyesel".

"Bener tuh yah, pasti lo nanti kangen kan sama gue?"
"Kangen sama duit lo doang si" lagi-lagi Diego kembali berulah. Tapi hanya Diego yang bisa meramaikan suasana rumah, tanpa Diego rumah akan terasa sepi, karena Diego pelawak di rumah.

_______________

Bandara Soekarno Hatta

"Inaa, kita datang!" Seru Hanna dan Desya sambil berlari ke arah Bitna. Kedua nya membawa totebag berwarna coklat."Asik bingkisan lagi" ujar Bitna kegeeran di dalam hati

"Assalamu'alaikum om dan tante" kedua nya memberi salam dan mencium tangan ayah dan bunda. "Wa'alaikumsalam Hanna, Desya".

"Aduh pake repot-repot segala kak, bawain bingkisan buat Diego" Diego kegeeran. Lalu mendapat tatapan sinis dari Bitna. Mata nya seperti mengisyaratkan jangan cari-cari perhatian. Pasalnya, Diego kalau bertemu orang pasti akan caper.

"Enak aja, ini buat gue" Bitna membantah. "Iya ini buat lo na. gue sama Anna bawain seblak instan, jadi lo kalo mau nyeblak ga perlu repot-repot ke sini dulu hehehe". Desya memberikan totebag coklat dan di terima oleh Bitna.

Di dalam totebag banyak frozen food yang siap di makan kapan saja. Ada seblak instan, otak-otak, cilok, dan baso aci. Itu semua makanan kesukaan nya Bitna, sahabat nya benar-benar perhatian untuk Bitna.

Bitna ArunikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang