BAB 15 - Gelang & Kue Brownies

264 188 294
                                    

Jam istirahat telah tiba, murid-murid keluar kelas dan pergi ke kantin. Sebenarnya tidak semua murid ke kantin, ada juga yang bermain basket di lapangan, pergi ke taman, dan ada juga yang lebih memilih di kelas saja.

Bitna menuruni tangga sambil membawa papper bag berwarna coklat yang di dalamnya ada jaket milik Rendi yang sempat ia pinjam dan kue brownies buatannya.

Rendi mengajak Bitna bertemu di taman sekolah, katanya ada hal yang ingin Rendi bicarakan. Rencananya mereka akan bertemu saat jam istirahat tiba. Sekalian juga Bitna ingin mengembalikan jaket Rendi.

Setibanya di taman, Rendi sudah sampai terlebih dahulu. Bitna juga melihat Rendi membawa papper bag berwarna pink dengan pita di depannya.

Rendi mempersilahkan Bitna duduk di sebelahnya. Suasana taman yang dipenuhi dengan bunga-bunga menambah kesan romantis untuk kedua remaja itu.

"Ren aku balikin jaket kamu yang waktu itu sempat di pinjam, ini udah aku cuci ya," kata Bitna sambil menyerahkan papper bag.

"Thanks ya udah dicuciin, ga perlu repot-repot lagi deh gue ke laundry," kata Rendi yang menerima papper bag itu.

"Oh iya di dalamnya ada brownies juga, itu buat kamu."

"Siapa yang bikin? Lo atau bunda?"

"Kemarin aku belajar bikin brownies, tapi kebanyakan jadi aku kasih ke kamu. Enak kok kata bunda."

"Asik dapet gratisan makasih ya."

"Iya sama-sama."

"Makasih ya."

"Kok makasih lagi?"

"Biar bisa sama-sama lagi," Rendi menggombal.

"Apasih buaya," Jawab Bitna singkat. Ia memalingkan mukanya dari Rendi karena salah tingkah duluan.

"Jadi ada apa panggil aku ke sini? Mau ngomong apa?"

"Penting banget cuy, urusan negara."

"Emang lo Presiden? HAH?"

"Santai lah, ga gitu kok. Gue mau ngomong sama lu, gue serius ini."

"Ya sudah mau ngomong apa?"

Rendi menarik nafas panjang, "Gue suka sama lu," kata Rendi dalam satu tarikan nafas.

Bitna syok, bagaimana bisa orang berparas biasa aja seperti dirinya bisa disukai oleh orang seperti Rendi yang memiliki wajah bak Kpop idol?

Hati Bitna yang tadinya gersang kini seperti ditumbuhi ratusan bunga. Dari padang tandus menjadi ladang bunga mawar. Wajahnya Bitna berseri-seri mendengar pengakuan dari Rendi.

Tapi ia harus sadar diri, kalau untuk berpacaran sepertinya tidak akan bisa. Tetapi Bitna tetap menghargai effort Rendi yang berani mengutarakan perasaannya.

"Makasih Ren udah suka sama aku. Kamu hebat kok udah berani mengutarakan perasaan kamu di depan aku. Walaupun untuk pacaran sepertinya kita tidak akan bisa, tapi aku menghargai effort kamu," kata Bitna dengan bijak.

"Iya na gue tau kalau kita selamanya ga akan bisa bersama, gue juga ga maksa lu buat jadi pacar gue. Gue cuma mau mengutarakan apa yang gue rasain aja, dan sekalian gue mau kasih ini," Rendi membalas jawaban Bitna dengan bijak juga. Rendi memberikan papper bag itu untuk Bitna.

"Untuk lo na, di buka aja. Memang ga seberapa tapi gue harap lo suka hadiah dari gue."

Bitna membuka papper bag berwarna pink itu. Di dalamnya ada kotak kecil yang dihiasi pita dan kotak besar yang dihiasi pita juga tetapi ada sepucuk surat di selipan pitanya.

Pertama Bitna membuka kotak kecil terlebih dahulu. Di dalamnya berisikan dua buah gelang couple yang berwarna hitam dengan icon beruang madu dan beruang kutub.

Tidak hanya itu, di dalamnya lagi masih ada gantungan kunci couple dengan gambar beruang madu dan beruang kutub juga.

"Ya ampun lucu banget Ren gelangnya, gantungannya juga lucu."

"Gue beli gelang dan gantungan kunci itu biar kita couplean, sebagai sahabat."

Hanya sebagai sahabat, tidak lebih! Tidak ada kata pacaran di antara mereka.

"Oh gitu ya, lucu Ren, aku suka," Bitna tersenyum gemas.

"Mau pake?"

"Mau dong."

"Mau pake yang mana?"

"Mau pake yang beruang madu," jawab Bitna sambil menunjuk gelang beruang madu itu.

Rendi memakaikan gelang itu ke tangan manis Bitna. Bitna juga tak mau kalah, ia memakaikan gelang beruang kutub ke tangan gagah milik Rendi. Keduanya tersenyum gemas, gelang couple itu melingkar di pergelangan tangan masing-masing.

Bitna membuka kotak selanjutnya. Kotak besar dengan sepucuk surat yang diselipkan di atas pita. Ia membaca surat itu.

"Dear Bitna, I have crush on you. Ketika lo membaca surat ini, bacanya pakai hati ya karena gue nulisnya juga pakai hati.

Gue Rendi Graviel Bratajaya mengaku telah menyukai lo sejak pertama kali kita bertemu. Gue jatuh cinta bukan karena fisik lo, tapi gue kagum sama sifat baik lo sama orang-orang.

Gue kasih lo hadiah ini supaya bisa lebih bermanfaat untuk lo, dan mungkin benda ini juga bisa merubah hidup lo.

Salam cinta, Rendi Graviel Bratajaya"

Bitna tertegun membaca surat itu, baru pertama kali di dalam hidupnya ada laki-laki yang begitu luar bisa perjuangannya karena menginginkannya. Sampai kapanpun ia akan mengenang masa-masa saat bersama Rendi.

"Effort kamu gede banget Ren, aku beruntung kenal kamu. Makasih ya, makasih banyak," ucap Bitna sambil menahan air matanya karena terharu.

"Gue juga beruntung kenal orang baik kaya lo."

Andaikan mereka bisa bersama, mungkin mereka akan menjadi couple goals. Sayangnya, mereka dipisahkan oleh tembok yang tinggi. Sekuat apapun mereka berusaha tetapi tetap saja hasilnya nihil.

Bitna membuka kotak besar itu yang isinya satu paket skincare lengkap. Bitna senang sekali, karena Bitna memang berniat membeli skincare itu. Tetapi sekarang Rendi sudah membelikannya jadi keinginan Bitna sudah tercapai.

"Ya ampun, ini kan satu set skincare yang lagi pengen banget aku beli, makasih ya kamu tau aja deh."

"Kebetulan dong? Syukurlah kalau lo suka, semoga lo cocok ya pake itu."

Bitna menyimpan hadiah dari Rendi itu. Ia berniat setelah pulang sekolah akan menceritakannya pada bunda Ratna. Dan mencoba hadiah itu.

"Oh iya, brownies dari aku ga kamu cobain?"

"Oh iya, saking ke asikan tadi ya ngomongnya. Ini baru mau gue cobain."

Rendi membuka kotak kue brownies lalu memakannya satu potong. "Enak, manis kaya yang buat," Rendi kembali menggombal, Bitna menanggapinya dengan senyuman.

Tidak, ia juga salah tingkah. Mukanya memerah bak kepiting rebus. Bitna mengalihkan pandangannya dari Rendi dan menyembunyikan wajah saltingnya

"Lu ga mau nyoba juga?"

"Gapapa Ren makan aja, itu kan buat kamu."

"Gapapa juga kok kalau makannya sama-sama," Kata Rendi. Lalu Rendi mengambil sepotong kue brownies dan menyuapi Bitna dengan kue browmies itu.

Kedua remaja itu makan brownies sambil suap-suapan. Bitna dan Rendi selalu saja mendapatkan momen romantis. Sungguh kebahagiaan yang tidak pernah Bitna lupakan. Bahagia itu sederhana bukan?

- Bersambung -

Cie... Bitna Rendi, mana nih yang naik kapal mereka? Tapi ga bisa berlayar ya Chingu hihii :)

Selamat berpuasa dan... Terimakashii

Bitna ArunikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang