Andra seorang remaja pria dari kampung, namun demikian pribadinya tidaklah kampungan. hari itu ia berlari-lari kecil menuju satu ruangan paling ujung di sebuah kampus ternama di kota, sampai di depan ruangan itu dia meminta izin ke seorang ibu-ibu yg duduk di satu kursi paling depan karena jam sudah menunjukkan pukul 10.15 wib.
"Assalamualaikum, selamat pagi bu"
sambil memperkenalkan diri Andra dengan tulus meminta maaf dan memohon izin untuk dapat mengikuti tes penerimaan mahasiswa baru di kampus tersebut.
"Maaf Bu saya datang terlambat, saya Andra salah satu peserta yang mengikuti tes ini".
Dengan raut wajah yg agak sinis si ibu mempersilahkan Andra untuk segera duduk dan mengerjakan ujian tsb karena sdh dimulai sejak beberapa menit yang lalu.
"Lain kali kamu jangan sampai terlambat ya! ya udah sana itu tempat duduk kamu".
Andra terlihat percaya diri mengerjakan ujian tersebut, bahkan 10 menit sebelum waktu habis Andra sudah menyelesaikan ujian.
"Ok juga kamu, datang paling akhir tapi udh selesai duluan, semoga aja hasilnya bagus ya" ucap ibu pengawas tersebut, sambil tersenyum Andra bergegas meninggalkan ruangan tersebut.
Andra merupakan tipe seorang remaja pria yg memang tidak terlalu banyak omong, otaknya lumayan cerdas, beberapa bidang olah raga dia kuasai, dari segi penampilan dia berparas tampan blasteran, walaupun secara keturunan sebenarnya tidak ada garis keturunan 'bule' di keluarga Andra.
Seminggu waktu berlalu, seperti yang sudah Andra duga dipapan pengumuman nama nya tertulis di peringkat atas sebagai salah satu peserta yang lulus ujian dan diterima di fakultas ekonomi dikampus tersebut.
Fakultas ekonomi di kampus ini termasuk salah satu favorit bagi calon-calon mahasiswa karena nama besarnya sudah bertahun-tahun berhasil mencetak orang sukses. Tapi kenyataannya bukan itu alasan utama orang berlomba-lomba masuk disini, ada hal lain terutama untuk remaja pria alasannya karena memang banyak gadis-gadis cantik disini. Itu jugalah yg menjadi salah satu alasan Andra ada disini.
awal perkuliahan telah dimulai....
Alex, Jery, Dika adalah yang dikemudian hari mereka bersama Andra merupakan sahabat dekat. Mereka akhirnya menjadi dekat karena memiliki banyak kesamaan dari mereka, mulai dari hobi yang sama dibeberapa bidang olahraga, dan kesamaan keempatnya pada ketidaksukaan akan orang-orang yang banyak omong, sok 'si paling' dan yang terpenting mereka sama-sama merupakan pria jomblo untuk saat ini.
Entah kebetulan atau memang sudah takdir mereka ber-empat dalam hampir semua mata kuliah bisa dibilang kemampuan nya diatas rata-rata sehingga bersama beberapa orang mahasiswa lain mereka terpilih menjadi mahasiswa yang dimasukkan ke dalam sebuah kelas khusus di fakultas tersebut. Yang artinya hanya orang-orang spesial saja yang ada di dalam kelas tersebut.
Bagi Andra ini merupakan suatu kebanggaan namun selayaknya 'pria cool' ia berusaha bersikap biasa saja.
Suatu hari di jam kosong sambil duduk-duduk dihalaman kampus Andra dan sahabat-sahabat nya bersenda gurau menunggu jam kuliah berikutnya, bak doctor strange andra melihat beberapa detik waktu kedepan bahwa dari lantai atas ada sosok yang memperhatikan nya, setidaknya hal inilah yg selalu ada dipikiran andra ketika ia sedang berada dikampus, berharap ada sesosok gadis cantik yang sedang memperhatikan nya diam-diam, yang kemudian mereka saling pandang, kemudian saling suka, dan happy ending.
Sampai akhirnya pada suatu kuliah matematika ekonomi, dalam kelas tersebut Andra terinspirasi dan memikirkan tentang probabilitas atau peluang mendapatkan seorang pacar, dimana secara statistik peluangnya adalah sebagai berikut dari jumlah keseluruhan mahasiswa FE tersebut adalah 2430 orang dimana 1422 diantaranya adalah berjenis kelamin perempuan dan 1008 adalah berjenis kelamin laki-laki, berdasarkan data tersebut bahwa jumlah seorang laki-laki berpeluang mendapatkan 1,4 perempuan namun data tersebut diasumsikan bahwa semua mahasiswa perempuan tidak memiliki pacar (status single) dan mengesampingkan fakta-fakta bahwa banyak diantara mereka yang terlihat diantar jemput seorang pria (berpacaran), bahwa pria-pria di fakultas lain di kampus ini juga banyak yang 'berpetualang' dalam tujuan serupa di sini.
Dari data tersebut setidaknya hal ini lah yang makin membuat Andra menggebu-gebu untuk mendapatkan tujuannya dikampus ini.
Sudah beberapa hari perkuliahan dikampus nya dimulai Andra pun sudah memperhatikan beberapa sasaran yang sudah masuk dalam radar nya, begitu juga ketiga temannya sudah membidik sasaran masing-masing dan mereka sepakat untuk bersaing secara sehat kalaupun diantara sasaran nya ada juga di dalam radar teman yang lainnya diantara mereka.
Kabar baiknya sejauh ini tidak ada 'benturan kepentingan' diantara mereka, ternyata sasaran mereka berbeda satu sama lainnya, setidaknya itu yang mereka akui.
Setelah memastikan hal itu Andra dan sahabat-sahabat nya segera melakukan tindakan kedua dalam memulai usahanya yaitu mendekati lebih personal kepada wanita sasaran nya itu.
Renata seorang gadis cantik, putih, berambut sebahu tidak terlalu tinggi, dengan bodi yang aduhai berhasil didapatkan nomor telepon nya setelah beberapa kali didekati oleh Andra. Kali ini setelah mendapatkan nomor telepon gadis itu Andra menargetkan akan mengajaknya jalan berdua.
Setelah jam kuliah Andra selesai hari ini (tentunya Andra mengutamakan kuliahnya dulu baru kemudian kegiatan lainnya karena Andra sadar orang tua nya jauh-jauh menyekolahkan nya kesini bukan untuk main-main dan menghambur-hamburkan uang)
Andra segera berinisiatif menghubungi Renata dan mengajaknya jalan. Dengan kata-kata dari mulut manisnya Andra berhasil mengajak jalan Renata dan mereka janjian untuk bertemu di depan ruang kelasnya Renata setengah jam lagi karena saat ini Renata masih kuliah di kelasnya.
Tepat jam 16.00 Andra sudah berada didepan ruang kelas Renata menunggu agar membuat kesan pertama nya terlihat seperti seorang pria yang sangat tepat janji.
Tidak lama keluarlah Renata dari dalam ruang kelas tersebut bersama teman-teman wanitanya yang lain, namun penampilan Renata terlihat lebih dominan karena kecantikannya memang memancarkan aura yang berbeda dari teman-teman nya yang lain hingga membuat Andra terpukau, dengan dibalut kaos putih lengan pendek serta jeans biru yang agak ketat membuat bodinya yang aduhai jelas terlihat seksi. Pria mana yang tidak melirik Renata, tak terkecuali Andra.
Andra sangat lah beruntung bahkan membuat iri banyak pria lainnya. Tapi bukan tanpa sebab Renata menerima ajakan Andra, karena walaupun terlihat sederhana, Andra secara fisik dengan wajah tampan blasteran yang ia miliki tentulah menjadi salah satu alasan Renata menerima ajakan nya untuk 'nge-date'. Tak sedikit pula wanita yang juga iri pada Renata karena beruntung bisa bersama Andra.
"Hai Ren..." sapa Joni kepada Renata,
dengan sedikit canggung Renata menjawab,
"hai an...jadi gimana hari ini kamu mau ajak aku kemana?
"Nonton?, nongkrong di cafe? Atau jalan ke mall?" Jawab andra sambil bertanya balik berharap Renata yang menentukan pilihannya.
"Oke, berarti kamu minta aku yang nentuin tempatnya ya, kalo gitu aku mau ajak kamu ke mall sekalian aku mau nyari buku disana", Ujar Renata.
Di mall tersebut memang terdapat beberapa toko buku dan bahkan ada salah satu toko buku terbesar dan terlengkap yaitu toko buku kilomedia. Tanpa berpikir panjang Andra pun mengiyakan ajakan Renata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Andra & Renata
RomanceSemakin berbicara lebih jauh kepada Andra dia sadar bahwa perasaan nya terhadap Andra juga semakin dalam. Andra bukanlah tipe laki-laki yang banyak bicara, namun terlihat dari cara bicaranya Andra pada dasarnya bukan lelaki tukang gombal yang hanya...