4. Zero salah target

435 56 6
                                    

Zolla menguap lebar tanpa di tutup sambil mengucek matanya yang kemungkinan terdapat kotoran di sana.

Ia baru bangun dari tidur dan tak lansung menuju kamar mandi. Seperti kebiasaanya, masih dengan wajah bantalnya Zolla akan bersantai di balkon beberapa menit sebelum mandi dan bersiap ke sekolah.

"Huhuhuuuuu hahahahaaaaa"

"Heheheeeee hohohoooookkkk....uhuk' uhuk'"

Senandung bak orang India Zolla terhenti kala mendapatkan seseorang berada di balkon rumah sebrang yang juga mengarah ke kamarnya.

Azella terbatuk sangking kagetnya. Gadis itu mengucek matanya kembali, memastikan siapa cowok yang tak mengenakan atasan dan sedang berolahraga di balkon tersebut.

Mata Zolla membulat sempurna saat yakin jika cowok itu bukan hantu melainkan Seorang Edward.

Yah... Edward, cowok yang katanya ketua geng motor itu.

Tunggu.....

Kenapa bisa ada Edward di rumah sebelah? Apa cowok ini putra mami Delina? Wahh kebetulan sekaleh..

"Zolla!!"

Kesenangan Zolla di hentikan dengan teriakan dari bawah. Zolla mengalihkan tatapannya mendapati mami Delina sedang berada di taman depan rumah wanita itu sambil melambai- lambai ke arahnya.

Zolla membalas lambaian itu dengan cengiran khasnya.

"Ngapain mam?" Tanya nya basa basi dan tentunya dengan sedikit berteriak.

"Mau bersihin taman rencananya tapi keknya udah bersih kan ya?"

Mendengarnya Zolla reflek menatap setiap sudut taman depan rumah tetangganya yang memang terlihat jelas dari atas.

"Iya mam, tinggal siram aja lagi" ucap Zolla tanpa segan.

"Yasudah mami lanjut nyiram tamannya dulu"

Zolla mengacuhkan jempolnya lalu beranjak masuk kembali ke kamarnya. Tak lupa menatap si pangeran Edward sekilas. Ia kira cowok itu sedang menatapnya ternyata masih sibuk berolahraga.

Tanpa Zolla sadari, Edward sempat menatap aneh ke arah Zolla dan maminya yang nampak akrab padahal mereka baru semalam menempati rumah ini.

....

Zolla menatap terus menerus jam yang melingkar di pergelangan nya. Jam sudah hampir pukul 07:30 sedangkan ia belum juga berangkat.

Karna mobil satu di bawa ayahnya dan satunya lagi bocor serta Zolla yang belum memiliki motor membuat gadis itu bingung sendiri untuk berangkat ke sekolah.

Jika jalan ia akan telat nantinya, menunggu ojol atau taxi online pun tak ada yang dekat dan sama saja akan telat.

Ia yang berada di depan pagar rumahnya mendengar pagar tetangganya terbuka.

Zolla tersenyum, jika itu Edward atau maminya Zolla akan nekad menumpang.

Sesuai dugaanya, Edward keluar dengan motor mahalnya. Zolla sontak lansung merentangkan tangannya mencoba menghentikan Edward yang ingin melajukan motornya.

"Nebeng dong kak, yahh anggap aja sebagai pendekatan antar tetangga baru" ucap Zolla setelah berhasil menghentikan motor Edward.

Edward tak menjawab, cowok itu bak orang tuli di balik helm full face nya.

"Ah kelamaan"

Tanpa tau malu dan menunggu persetujuan si pemilik Zolla segera melangkah mendekat menaiki motor Edward.

"Turun"

Zolla yang mendengar nya memukul punggung Edward kesal.

"Bilang dari tadi kalo gak mau, gak... Gak ada, gue udah naik, tinggal jalan aja susah lu kak" tolak Zolla masih betah di jok belakang edward

Satu Atau Dua?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang