8. Jepitan

318 45 6
                                    

Zolla sekarang sedang duduk nyaman di jok motor Edward, dengan pria itu yang sedang fokus melajukan motornya.

Setelah Edward memejamkan matanya, tidur sejenak dan Zolla yang hampir menghabisi semua makanan di kulkas serta sedikit berbincang dengan ketiga teman Edward, pria itu memutuskan untuk mengantar Zolla kembali kerumahnya.

Jam masih pukul 20: 22, jalanan masih ramai begitu juga dengan banyaknya penjual makanan di sepanjang jalan.

Motor Edward berhenti saat ada lampu merah, mata Zolla fokus pada penjual gantungan kunci dll di tepian jalan tak jauh dari lampu merah.

Zolla yang tertarik menepuk pelan punggung Edward, walau tak di hiraukan pria itu, Zolla tetap mencondongkan tubuhnya.

"Pinjem duit bro, ntar gue ganti. Gak papa deh kalo ada bunganya" ucap Zolla berharap pengendara lain tak mendengarnya.

Edward tak menjawab, namun Zolla yakin Edward mendengarnya.

Tak mau menyerah begitu saja, Zolla kembali menepuk punggung Edward namun kali ini cukup keras.

"Ayolah, ntar gue ganti kok... ayolah babang Edward, lo mau anak kita kenapa- kenapa? Mamaknya ngidam ini" ratu Zolla lagi, ingatlah sekarang dia berpacu dengan lampu merah yang mungkin beberap detik lagi menjadi hijau.

Zolla sudah mengeluarkan jurus rayuanya, sekarang jurus terakhir yang menurutnya akan ampuh.

"Lo pinjemin gak? Atau gue teriakin lo penculik? Atau gue turun dan menghilang biar lo kenak marah mami lo?"

Benar saja, jurus terakhir Zolla berhasil. Terdengar decakan dari Edward lalu pria itu mengeluarkan dompetnya, menyerahkan uang seratus ribu pada Zolla.

Setelah mendapatkan apa yang ia mau, Zolla turun dari motor Edward lalu melangkah menuju penjual itu dengan cepat. Bersamaan itu lampu merah telah berubah hijau membuat para pengendara mulai melajukan kendaraan mereka.

Sementara itu, Zolla sudah mulai memilih barang- barang yang menurutnya unik. Pilihan Zolla jatuh pada gantungan kunci Squidward, Patrick dan Spongebob. Karna ia suka ketiganya maka Zolla beli ketiganya, lalu Zolla juga memilih dua jepitan Spongebob dan Squidward.

Tersenyum senang, Zolla membayar belanjaan ya lalu berbalik mencoba mencari keberadaan Edward yang mungkin masih menunggunya.

Dan syukur saja pria itu masih setia menunggunya di tepian jalan tak jauh dari dirinya. Zolla melangkah mendekat lalu segera naik kembali ke motor Edward tanpa di minta.

...

Sekitar 15 menit, motor Edward akhirnya berhenti di depan rumah Zolla. Zolla turun dari motor Edward dengan bantuan pundak cowok itu.

"Tunggu"

Zolla buru- buru menghentikan Edward yang hendak melajukan motornya. Cowok itu menatap Zolla di balik helm nya bertanya.

tersenyum, Zolla dengan lancang meraih kunci motor Edward lalu menyangkutkan gantungan kunci Squidward di kunci motor tersebut. Setelahnya ia kembali meletakkan kuncinya pada tempatnya.

Setelah itu Zolla kembali lancang menarik jaket hitam Edward lalu memakaikan jepitan Squidward yang baru ia beli ke jaket Edward yang terbuka.

Gunanya mungkin memang untuk rambut namun tak mungkin Zolla membuka helm full face Edward.

"Jangan sampe ilang yah, gue tau lo kayak Squidward yang gak suka dan risih dengan kehadiran Spongebob di sisi lo, tapi sayangnya Spongebob gak peka dan tetap gak nyerah buat ajak Squidward main" ucap Zolla tersenyum manis sambil menunjuk jepitan Squidward di jaket Edward dan jepitan Spongebob yang baru ia gunakan di rambutnya.

"Untuk uang lo gue ganti besok.... Bababy" ucap Zolla terdengar lembut dari biasanya, setelah itu gadis itu melambaikan tangan dan berlari masuk ke halaman rumahnya.

....

Pagi ini, Zolla bangun cukup awal karna alarm barunya, dan pagi ini zolla memilih untuk absen dulu nyantai di balkon kamarnya.

Gadis itu memilih untuk menyiapkan bekal serta sarapan untuk dirinya dan ayahnya. Setelah selesai ia segera bersiap- siap mandi serta memakai seragamnya.

Tak banyak yang Zolla lakukan saat bersiap- siap, gadis itu memilih mengikat dua rambutnya bak ekor kuda, mengenakan jepitan Spongebob barunya, lalu memakai sunscreen serta pelembab bibir.

Setelah nya, ia melangkah menuruni tangga dan mendapati ayahnya yang sedang membaca koran di temani kopi yang tadi Zolla buat.

"Ayo yah, sarapan" ajaknya.

Ayahnya melipat koran, menatap penampilan putrinya yang nampak lebih cantik hari ini.

"Kamu udah naksir cowok Zol?"

Zolla yang menyendokkan nasi goreng untuk ayahnya menatap pria itu heran.

"Pertanyaan macam apa itu" ucapnya sambil meletakkan sepiring nasi goreng di hadapan ayahnya lengkap dengan telor mata sapi di sana.

"Yah, ayah liat kamu hari ini beda, kelihatan lebih....."

"Cantik kan? Ah, ayah bisa aja tapi makasih loh, ayo makan nasi gorengnya yah, anggap aja hadia dari aku karna udah muji, bikin ngembang" potong Zolla percaya diri.

Ayah menggelengkan kepala atas tingkah aanknya itu, pria duda itu memilih untuk lanjut menyantap sarapan buatan anaknya.

"Yah, besok kalo ada uang beliin Zolla motor dong yah, biar gak nebeng ayah terus tapi hari" ucap Zolla memecah keheningan yang ada.

Ayahnya menatap Zolla sekilas lalu mengangguk kan kepalanya.

"Boleh, nanti ayah belikan, motor kayak mana yang kamu mau?" Tanya ayahnya, membuat Zolla bersorak senang.

"Kayak apa aja yah, udah di beliin aku udah bersyukur" ucap Zolla sambil tersenyum senang.

Zico tersenyum menatap putrinya itu, hah walau anaknya agak sengkelek gini, Zico cukup kagum dan bangga dengan anaknya yang amat mengerti kondisi keluarga kecil mereka.

Zico memang bisa di katakan tidak kekurangan dan juga tidak kelebihan harta, ia yang bekerja sebagai manajer di salah satu perusahaan tak hanya membiayai dirinya dan anaknya, namun juga ada cicilan rumah serta biaya pengobatan orang tuanya atau kakek Zolla yang saat ini terbaring di rumah sakit, jangan lupakan keperluan lainnya.

Dan Zolla merupakan salah satu anak pengertian yang tak banyak meminta ini itu pada Zico, gadis itu akan meminta jika ia benar-benar perlu sesuatu, seperti pagi ini. Dan putrinya itu selalu menerima apa adanya yang Zico belikan serta tidak memaksa ayahnya untuk benar- benar mengabulkan permintaanya.

"Ayah bangga sama kamu nak" ucap Zico berhasil membuat Zolla berhenti mengunyah nasi goreng nya.

"Ayah.... Bangga itu kalo nilai aku seratus atau juara satu atau menang olimpiade, tapi aku gak pernah dapat semua itu, jadi belum waktunya ayah bangg.... Zolla janji bakal dapat salah satu dari mereka biar ayah bangganya gak tanpa alasan gini" ucap Zolla bercanda, namun tekatnya tak bercanda.

Zolla memang akan mendapatkan salah satunya dan membuat ayahnya bangga gak ketulungan.










Vote comen

Satu Atau Dua?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang