Zolla dan ayahnya sudah siap menyambut kedatangan Delina dan anaknya, mereka menyediakan beberapa hidangan di ruang tamu dan tinggal menunggu tamu mereka datang.
Sambil menunggu Zolla dan ayahnya bersantai di sofa sambil menonton sinetron yang sering Zolla tonton.
Perhatian ayah dan anak itu teralihkan dengan bunyi bel rumah. Zolla segera bangkit lalu berlari kecil untuk membuka pintu.
"Hai sayang" sapa Delina sambil merentangkan tangan hendak memeluk Zolla. Zolla dengan senang hati membalas pelukan itu.
"Ayo mam, masuk"
Setelah beberapa saat Zolla mulai mempersilahkan mami Delina masuk. Wanita itu menepati janjinya dengan membawa anaknya.
Edward sekarang sedang berdiri di belakang maminya, lalu saat sang mami mulai masuk ke dalam Zolla dengan centilnya menghalangi jalan cowok itu.
"Mau masuk kan? Peluk aku kuncinya" ucapnya bercanda, tersenyum semanis mungkin hingga memperlihatkan dua lesung pipinya.
Edward menatap gadis di hadapannya datar, dan tanpa berperasaan mendorong Zolla ke samping.
Zolla memegangi lengannya yang terbentur menatap kesal Edward yang sudah masuk lebih dulu. Ia meringis mengelus lengannya.
"Gue kan bercanda, ah aduuu gini ni jadi orang jelek"
Sambil menggerutu gadis itu ikut melangkah masuk tak lupa setelah menutup pintu dapan kembali.
Langkahnya terhenti saat melihat Delina dan ayahnya saling tatap di posisi masih berdiri.
"Ada apa ini?"
Zolla menatap Edward yang juga nampak keheranan, Edward menatap nya sekolah lalu kembali menatap dua orang yang sedang saling bertatapan.
"Ayah, mami"
Mendengar panggilan Zolla dua manusia itu segera memutuskan pandangan, menatap Zolla dan Edward sambil tersenyum seperti tak terjadi apa- apa.
"Aneh, mami dan ayah kenapa?? Jawab jujur kalo gak aku sama kak Edward kawin lari ni" ancam Zola. Membuat Edward di sampingnya menatap datar ke arah gadis itu.
Mami Delina tertawa pelan sedangkan ayahnya menggeleng mendengar ucapan anaknya.
"Ayah dan mami Delina teman satu sekolah dulunya"
Zolla yang mendengarnya melotot kaget, lalu sedetik kemudian wajahnya kembali normal.
"Oh bagus deh, ayo mam duduk" ajak Zolla menuntun Delina duduk di salah satu sofa.
"Oh iya, terima kasih ya Zolla"
"Iya mam, ayo di cicipi masakan ayah, mami pasti suka... Oh mami kan satu sekolah dengan ayah, pasti pernah mencoba masakan ayah" lanjut Zolla ceria.
"Iya, nah kamu juga makan masakan mami yah"
Zolla dengan senang hati menerima toples dari Delina.
"Oh iya, mas ini anakku Edward dan dia satu sekolah dengan Zolla, iyakan Zol?"
"Iya yah, kak Edward kakak kelas aku
"Wah bagus dong"
Malam itu Zolla dan mami Delina serta ayahnya sibuk mengobrol, dengan ayahnya dan Delina yang menceritakan masa lalu mereka serta Zolla yang sering memberikan komentar serta pertanyaan.
Sedangkan Edward? Jangan di tanya, pria itu hanya diam saja menjadi pendengar yang baik.
....
Pagi harinya, Zolla seperti biasa akan bersantai sejenak di balkon kamarnya. Apalagi dengan pemandangan cogan di balkon sebelah tentunyaembuat Zolla semakin rajin bersantai di balkon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Atau Dua?
RandomSatu atau dua Pilih Zero atau Edward? Zolla bingung akan itu... Edward si manusia sok cuek, sok dingin, sok kalem namun sayangnya tampan, menawan, mempesona. Sedangkan Zero? Cowok playboy yang katanya tobat dan serius mencintai Zolla. Tampan? Tentu...