Bab 15

1.1K 73 0
                                    

Selamat membaca!
Maaf kalo ada kata yang kurang







3 bulan usai pernikahan Daniel dan indah, pernikahan mereka masih terbilang sangat muda. Usia kandungan indah pun sudah 9 bulan dan hanya menunggu hari untuk bayinya lahir

Daniel pun sudah bersiap siap atas kelahiran bayi dengan memasukan baju baju bayi kedalam koper, sehingga kala bayi itu lahir mereka langsung menuju rumah sakit

"Kamu yakin sayang mau lahiran normal aja gak mau sesar? " Daniel yang berulang kali menanyakan indah karna takut membuat indah kesakitan saat pasca melahirkan

"Iya mas. Sudah gak usah khawatir" Ucap indah sedang bersender di headbord dan menonton drakor juga tidak lupa ngemil

"Hmmm, dedek nanti kalo sudah mau keluar jangan susahin dan jangan bikin mommy sakit ya" Daniel mendekati indah dan melihat perutnya juga mengelus sambil berbicara pada sang anak



Tiba tiba saat berbicara pada anaknya tangan Daniel yang sedari mengelus perut indah merasakan getaran dari perut indah seketika indah pun terkejut

"Aduhh...kenceng banget dia nendang mas" Indah mengelus perutnya

"Dedek baru papa bilangin jangan bikin mama sakit kan" Ucap Daniel seolah olah sedang memarahi anaknya dan mengelus perut indah juga

"Masih sakit sayang? " Tanya Daniel

"Sudah enggak mas takut dia dimarahin papanya" Ucap indah terkekeh. Daniel pun tersenyum dan berbaring di samping indah sambil memeluknya sampai akhirnya ia tertidur












Keesokan harinya

"Assalamu'alaikum" Salam cindy dan shani yang masuk ke dalam rumah ondah

"Walaikumsalam ma ayo masuk" Balas indah menyambut  mamanya dan mertuanya

"Daniel mana ndah? " Tanya Cindy

"Itu macin dia lagi siapin kamar tamu buat macin sama paje dan mama sama papa nanti" Jawab indah. Shani dan Cindy mengangguk mengerti

Macin itu panggilan indah ke Cindy singkatannya mama Cindy, kalo paje panggilan indah ke jeenan singkatannya dari papa jeenan. Begitu pula Daniel memanggil shani dan gracio. Kalau shani mahshan, kalau gracio pahcio (biar mudah aja bedain -author😗)

Mereka pun menuju ruang keluarga untuk berbincang bincang ringan

"Ehh ma, mahshan sudah datang. Papa sama pahcio dimana? " Tanya Daniel

"Mereka didepan lagi nurunin barang" Balas Cindy

"Oh, oke ma Daniel mau bantu dulu" Ujar Daniel dan meninggalkan ruang keluarga






Jam makan siang pun tiba, kali ini mereka sedang makan bersama di meja makan sambil membicarakan anak yang sebentar lagi akan lahir

"Mas belikan ini nih yang aku catet di kertas ini, nanti kamu beli di supermarket ya" Ucap indah

"Sekarang? " Tanya Daniel

"Tahun depan mas" Jawab indah kesal dengan pertanyaan daniel

"Hehehe, kan cuman nanya sayang. Ya sudah aku berangkat sekarang ya" Daniel mengambil kunci mobil dan mengecup kening istrinya. Langsung menuju mobilnya

"Iya mas. Hati hati jangan ngebut" Ujar indah. Indah pun melihat mobil Daniel yang sudah mulai berjalan, ia pun memasuki rumah




Saat hendak memasuki kamarnya. Tiba tiba air ketubannya pun pecah membuat ia terduduk di lantai dan kesakitan, beruntung terdapat orang tuanya di rumahnya ia pun langsung berteriak

Aku Ingin Hidup Bersamamu [𝐄𝐍𝐃]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang