Chapter 2

3.6K 336 17
                                    

Budayakan Vote sebelum membaca!

Happy reading.

.

.

.

Sudah seminggu sejak Hali kembali ke masa lalu, selama itu pula Hali hanya bersantai mengendurkan semua ketegangan sarafnya. Hali saat ini tengah mencoret-coret sebuah kertas yang berisi rencana untuk menyelamatkan masa depannya agar tidak menghitam.

RENCANA MASA DEPAN:

1.Membuat karier lebih sukses agar Ruby tak bisa mengganggu-nya.

2.Menjalin hubungan yang baik dengan keenam saudaranya.

3.Lari dan sembunyi dari plot novel.


Hali mengetukkan jarinya pada sandaran kursi dan berpikir keras, jika dia mengambil rencana ketiga. Dia akan hidup susah dimasa depan dan terutama kemana dia bisa pergi? Sedangkan Hali sudah berpisah rumah dengan para pemeran utama saja dia masih tetap jatuh.

'Rencana pertama...'

"Memang sulit, tapi itu bisa berguna."

'bukan hanya bisa mencegahku jatuh, ini juga membuatku bisa semakin menjauh dari mereka berenam....'

Sejak terbangun Hali telah memikirkan membuat beberapa rencana untuk menjauhi saudara-saudaranya tapi...

"Tiqom."

[Ya, tuan?^∆^]

Sebuah suara langsung membalasnya, belakangan ini dia dan Tiqom semakin dekat, banyak hal yang bisa di tanyakan padanya dan itu sangat membantu.

"Kapan Blaze dan Thorn akan kemari?"

[Mereka akan tiba setengah jam lagi Tuan!(⁠っ⁠.⁠❛⁠ ⁠ᴗ⁠ ⁠❛⁠.⁠)⁠っ]


Nah, itu dia masalahnya. Seminggu ini Blaze selalu menempel seperti perangko padanya, dia akan selalu datang setiap hari. Bukan dia saja, tapi Thorn juga ikut-ikutan.

Blaze dan Thorn selalu datang sambil membawa berbagai makanan dan hadiah, seolah seperti membujuk seorang anak. Awalnya Hali menolaknya karna risih, tapi sayangnya mereka tau kelemahan Hali, yaitu benda berbau Pikachu.

'ugh... Aku tidak tega menolak tuan pika..'

[Apa anda merindukan mereka tuan?(⁠〃゚⁠3゚⁠〃⁠)]

Rindu? Mungkin sedikit, jujur saja Hali merasa senang dengan perhatian mereka berdua belakangan ini. Dia sangat bahagia. Tapi di sisi lain dia takut kecewa lagi, membuat Hali bimbang.

'namun...'

Hali mencoret-coret kertas itu lagi, lalu tersenyum kecil.

"Ayo jalankan rencana pertama dan rencana kedua sebagai cadangan!."

'kalau-kalau terjadi sesuatu, aku bisa berharap mereka mau membantuku.'

Hali menyimpan kertas itu di bawah kasur agar tidak di temukan orang lain, tidak lama setelah itu Suara bell terdengar. Wajah Hali langsung berseri, dia berlari kecil ke ruang tamu untuk membuka pintu.

Di depan pintu Hali berhenti, menarik napas dalam lalu mengubah ekspresi wajahnya menjadi wajah datar. Hali membuka pintu dan langsung di terjang oleh pelukan hingga terjungkal ke belakang.

"Kak Hali! Thorn kangen loh~~"

"Oi Thorn! Bagaimana kalau kak Hali terluka!?"

Blaze memarahi Thorn yang menurutnya kekanak-kanakan, padahal dalam hatinya dia hanya cemburu karna tidak bisa memeluk sang kakak.

I'm The Antagonis!?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang