Chapter 13

2.7K 303 53
                                    

Budayakan Vote sebelum membaca!

Happy reading guys!

.

.

.

Suara irisan daging menggema di gedung kosong, dengan di temani bau anyir darah yang memenuhi udara. Mata oranye menatap kosong pemandangan di depannya, tangannya tak bisa berhenti mengoyak-ngoyak daging mentah yang terletak pada meja.

"Masih lama kah?"

"Bentar lagi, aku belum puas main."

Thorn memutar matanya malas, kenapa orang psikopat di depannya ini begitu lama? Ingin rasanya Thorn menusuk kepala orang itu dengan pisau bedah.

"Aku beri kau 5 menit."

"Ck."

Setelah berkata, Thorn melangkah keluar gedung tua yang bau dan kotor tersebut. Si pelaku berdecak, tetapi melihat wajah berdarah yang terkoyak di depannya membuat dia kembali tersenyum bahagia. Tepat 7 menit kemudian orang itu membakar mayat manusia yang sudah tak berbentuk itu.

"Ah... Puas sekali."

Blaze menyalakan rokoknya, tatapannya penuh dengan kesenangan. Siapa yang menyangka bahwa setelah reinkarnasi, sifat haus darahnya masih ada. Mau tidak mau dia berkeliling Malaysia untuk mencari manusia yang bisa dimainkan.

Blaze segera menghapus semua jejaknya dengan mandi. ketika Ia keluar gudang kosong terdapat Thorn yang tengah berbicara dengan seseorang lewat telpon.

"ANJING! SIALAN TU MUSON!!"

"Bahasamu, Thorn."

"Maaf gempa."

.....

Beberapa saat menunggu, akhirnya Thorn selesai menelpon. Dia berjalan ke arah Blaze dengan wajah tertekuk.

"Kau kenapa hah?"

Thorn dengan kesal menjelaskan semuanya, SEMUANYA. Perlahan perempatan imajiner muncul di dahi Blaze, dia kembali mengeluarkan pisau daging dari sakunya.

"AWAS SAJA KAU, TAUFAN!"

_________________________

"Jam berapa kau pulang? Jangan terlalu malam, besok adalah penerbangan kita ke variety show."

"I know, jemput saja aku jam sembilan malam."

Hari ini sudah sore, kini hali tengah bersiap untuk pergi ke pesta kru.Dua hari ini Halilintar benar-benar ngebut, dia berusaha menyelesaikan semua adegannya lebih cepat. Pada akhirnya, dia berhasil.

"Taufan! Bagaimana penampilan ku?"

Hali berbalik menghadap Taufan dan berpose keren, terlihat ia sangat menanti pujian akan penampilannya sekarang.

"Biasa saja."

'Tetap manis dan tampan seperti biasanya.'

Taufan menyambung perkataannya dalam hatinya, sayangnya dia tidak tahu. Hali yang masih kesal karna harus pergi ke Variety secara mendadak, langsung bad mood mendengar jawaban Taufan yang terkesan apa adanya.

"Jadi maksudmu aku jelek?"

"Huh? Tidak aku-

"Aku diantar supir saja, kau tidak usah menjemput aku."

Tanpa menunggu Taufan, Hali segera pergi ke luar dan meminta sopir mengantarnya.

'marah tuh ...'-batin Taufan meringis.
.......

I'm The Antagonis!?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang