Chapter 8

2.8K 297 14
                                    

Budayakan Vote sebelum membaca!

Happy reading guys!

.

.

.

        Gempa menatap kesal pada dua sosok yang mirip dengannya, terutama pada kembarannya yang bermata silver. Solar tengah bersandar dengan nyaman di kasur sambil berselfie ria, mengabaikan Gempa yang menatapnya marah dan Ice yang terlihat ingin melempar pisau padanya.

"Kamu bajingan, mengapa kau kemari?"

"Bahasamu, Ice."

Ice berdecih kesal atas teguran Gempa, sementara Solar hanya menatap datar keduanya. Setelah pertemuan absurdnya tadi dengan Hali, Solar ikut masuk kedalam hotel. Dengan beralasan bahwa dompetnya di curi, dia membujuk Hali untuk mau menampung satu orang lagi di kamar hotelnya.

Untungnya Hali menyetujuinya walau penuh dengan was-was, kini sang pemilik kamar yang asli tengah mandi, menyisakan ketiga adiknya yang penuh kecemburuan di dalam kamar.

"Solar, seharusnya kau mengabari kami kalau akan datang. Agar kami bisa menjemputmu."

"Dan membiarkan kalian memesan kamar hotel yang jauh dari keberadaan bayi untuk-ku?, omong-kosong!"

Solar mencibir, dia tau sekali tabiat kelima transmigrasi ini. Semuanya adalah jelmaan iblis berwajah malaikat, mereka hanya akan menjadi malaikat untuk Hali lalu menjadi iblis untuk semua orang bahkan satu sama lain. Sayangnya solar juga sama saja seperti itu.

Awalnya Gempa dan Ice menerima saja keberadaan Solar yang datang tiba-tiba, namun setelah mereka pikir-pikir... Jika Solar ikut menginap dan mereka berempat tidur dikasur yang sama, berarti salah satu diantara mereka bertiga tidak akan kebagian posisi tidur di samping Hali!!

Kesadaran itu langsung membuat Ice dan Gempa yang semulanya biasa saja, menjadi penuh permusuhan. Solar juga memang mengincar tempat di samping Hali, makanya dari tadi dia sudah stay duluan di kasur.

Adu mulut pun dimulai, seandainya mereka sedang tidak bersama Hali. Dapat di pastikan ada peluru, pisau, dan bom yang berterbangan di udara.

"Kau baru datang! Kenapa kau mau seenaknya saja!?"

"Justru karna itulah kalian harus mengalah! Kalian sudah memonopoli bayi itu dari lama! Kita berenam sudah sepakat untuk berbagi!"

"Sudah cukup kalian berdua! Ayo kita minta kak Hali yang memutuskan!."

Solar dan Ice saling memandang atas saran gempar, mereka pun dengan tidak rela mengangguk. Suara pintu terbuka membuat mereka menoleh, terlihat kepala secara perlahan muncul dari celah pintu kamar mandi.

"Gem, tolong ambilkan bajuku di meja nakas... Ketinggalan."

Hali dengan malu-malu berbicara, betapa pikunnya dia meninggalkan pakaiannya.

[ Tuan sudah tua, makanya pelupa. (⁠ノ⁠^⁠_⁠^⁠)⁠ノ]

'berisik!'

Sementara itu ketiga orang lainnya tersenyum kecil, 'imut' pikir mereka bersamaan. Solar dengan jahil menggoda.

"Kak, kenapa kau tak keluar saja hm? Lagi pula kita semuanya lelaki."

Ice yang mendengar itu pun menginjak kaki Solar dengan keras, membuat Solar meringis karna terkejut. Gempa segera mengambil pakaian yang dimaksud Hali dan menyerahkannya, beberapa menit kemudian Hali keluar dari kamar mandi, menggunakan setelan piyama kuning bercorak petir merah dan handuk kecil di kepalanya.

I'm The Antagonis!?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang