Bagian 5:Jangan sakit lagi

53 9 0
                                    

Aji tidak fokus,lelaki itu terus memandangi bangku pojok barisan kedua dimana Harel duduk.Bangku itu kosong,juga surat izin yang diberikan Marshell atas nama Harel Reynolds

Deskripsi yang terdapat disurat itu menjelaskan bahwa Harel tidak masuk karena sakit.Berpikir apa mungkin karena ungkapan rasanya di ruang konseling kemarin membuat Harel terbebani

Aji mengacak rambutnya frustasi,kemarin juga ia tidak bisa menjelaskan apapun karena pintu di dorong kuat oleh orang diluar sana,membuat Harel dan Aji harus menyingkir hingga Ciara yang berhasil masuk menatap aneh keduanya.Bahkan saat pulang sekolah,ia tidak menemukan lelaki manis itu dimana pun

Benar-benar membuat kepalanya pening,semakin pening saat Ciara mencoba menarik atensinya dengan suara yang dibuat menyedihkan

"Pulang bareng ya Ji,lagian kan kita serumah"

Serumah katanya? Aji ingin menyangkal,namun untuk apa,memang benar kok ia serumah dengan Ciara

"Ga bisa Ra,gue ada urusan setelah pulang sekolah"

Ciara mencebik,ia menarik buku yang sedang dibaca Aji dengan kasar hingga bagian sampulnya robek setengah.Tidak ingin marah,juga malas terus berdebat,Aji membereskan peralatannya juga buku para murid kelas XII IPS 2

Berniat pulang dan membeli sampul baru untuk buku yang dirusak Ciara,tidak ingin dicap buruk juga mendapat amukan dari Harel karena tidak bisa menjaga buku miliknya

Berniat pulang dan membeli sampul baru untuk buku yang dirusak Ciara,tidak ingin dicap buruk juga mendapat amukan dari Harel karena tidak bisa menjaga buku miliknya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Aji menatap gerbang rumah itu dengan gugup,kedua tangannya terkepal erat seolah menyemangati diri untuk menghadapi perang,berlebihan!

Detak jantungnya semakin bertalu saat pintu gerbang terbuka menampilkan seorang wanita 40an menatapnya terkejut. Tangannya semakin berkeringat saat di persilahkan duduk di sofa ruang tamu setelah memperkenalkan diri,juga wanita itu yang sudah pergi ke lantai atas untuk memanggil Harel

"Bibi tinggal sebentar ya? Harel tidak apa kan? Paman akan segera pulang"

Yang ditanya mengangguk pelan.Hingga 10 menit berlalu,kedua orang disana masih enggan mengeluarkan suara

Aji justru menatap wajah merah penuh keringat itu gemas,dahinya tertempel plester penurun demam,seperti anak kecil

"Ngapain?" Suara seraknya entah mengapa terdengar lebih candu dari minuman isotonik kesukaannya

"Cuma...ya cuma mau jenguk"

"Aku gapapa,bapak bisa pergi"

Tepat setelah itu pintu utama terbuka, menampilkan paman Sam yang terkejut mendengar perkataan Harel

"Ga sopan Harel"

Menyebalkan.Sangat menyebalkan saat melihat Aji duduk di hadapannya dengan menikmati makan malam masakan bibi Leana,makanan yang Harel tidak ingin bagi pada siapapun

"Ga akan dihabisin Harel,bibi masak banyak,ayo makan yang bener supaya besok bisa sekolah"

Terpaksa ia menelan makanan dengan susah payah terlebih dengan indera perasanya yang terasa pahit hingga susah menelan makanan,semakin merengut saat Leana memberikan perhatian pada Aji

Sam yang berada di sebelahnya mengelus punggung itu pelan

"Kamu tidak akan kehilangan perhatian bibi"

Mengerti bahwa Harel takut bibi nya memberi perhatian pada orang lain dan melupakan dirinya.Trauma diabaikan membuat Harel benar-benar hidup dengan nafas tercekat,ia tidak bisa melihat orang- orang terdekatnya menemukan orang yang lebih menarik atensi mereka dan melupakan Harel

Namun juga kekhawatirannya perlahan mengabur saat bibi mulai menanyakan kegiatan Harel di sekolah juga membicarakan bagaimana hari-hari Harel,meski sedikit memalukan dan membuat kesal,setidaknya bibi nya itu tidak melupakannya,juga tawa Aji yang terdengar lembut di telinga

"Setelah ini langsung minum obat dan tidur ya,maaf kalau saya buat kamu merasa terganggu"

"Sangat" Aji mengangkat alis

"Bapak. Sangat mengganggu"

menganggu hati,siapa suruh suara ketawanya ganteng banget

"Kalau begitu nanti sebelum dateng saya tanya dulu kamu terganggu apa engga ya?"

Harel semakin mencebik kesal

"Udah pulang sana"

Bahunya didorong keras,namun Aji malah terkekeh pelan,sebelum kakinya meninggalkan area rumah Harel,ia berbalik dan mengacak rambut hitam lebat itu gemas

"Jangan sakit lagi,kelas jadi lebih berisik tanpa kamu.Hati saja juga berisik karena khawatir"

Sialan,jantung Harel tidak aman terlebih saat melihat senyum lebar yang ditunjukkan hingga punggung itu hilang di belokan

Harel,tidak boleh jatuh cinta.Tidak boleh!

To be continued...

So,This Is The Love? [Hoonsuk]Where stories live. Discover now