Bagian 9:Kembalinya jiwa yang hilang

71 16 1
                                    

Tatapannya kosong,sejak seminggu ini Harel hanya menatap keluar jendela,menatap halaman rumah dari lantai dua,tidak membalas sapaan Leanna maupun Sam. Tidak membalas hal usil yang biasa Aji lakukan,juga tidak bereaksi apa-apa saat Jevian duduk di sebelahnya.

Mungkin kejadiannya memang tidak separah itu bagi sebagian orang,namun Harel tetap terguncang,sensasi tangan yang memegang bahunya masih terasa,suara pukulan juga teriakan kesakitan masih menghantui pikirannya.

Sesaat suara-suara itu menjadi suara pukulan Jevian,lalu beralih pada pukulan papi,suara teriakan dari siswa berandal,lalu beralih pada teriakan mami dan papi nya,terus seperti itu hingga membuat Harel pingsan berkali- kali,tangan kecil itu bahkan harus terinfus, berkali-kali pula dilepas paksa hingga darah berceceran di lantai.

Diluar hujan,hari ini hari Senin,hari kesukaan Harel,biasanya lelaki itu akan menyambut pagi dengan semangat, memberikan rentetan motivasi pada orang yang ia temui di sekolah,namun si pemberi motivasi itu beralih menjadi si penerima,si pemilik senyum semanis melebihi makanan manis itu menunjukkan raut menyedihkan untuk pertama kali,netra yang selalu berkilau kehilangan cahayanya,tersesat entah dimana.

Aji membuka pintu perlahan,rutinitas nya setiap berangkat dan pulang sekolah,hanya untuk memastikan bahwa Harel nya baik-baik saja. Harelnya ya,agak kurang ajar melabeli nya seperti itu disaat ia sendiri tidak memiliki hubungan istimewa dengan Harel.

Sudah,mari beralih pada Aji yang sudah memegang pundak Harel pelan,hingga membuat Harel memekik ketakutan,kembali ia mengingat tangan-tangan kotor yang menyentuhnya dengan kurang ajar.

Aji sudah terbiasa,sedikit merasa panik karena ia melupakan hal yang harus ia hindari,nafas Harel terdengar tak teratur,dadanya naik turun membuat Aji sebisa mungkin menuntun Harel untuk bernafas lebih nyaman.

"Harel,ga apa. Ini saya,nafas pelan pelan heum? Ga apa ini saya Aji,saya bukan orang jahat"

Aji merasa senang saat Harel sudah bernafas dengan benar,lelaki yang lebih kecil itu mendongak,menatap tepat pada manik hitam kelam milik Aji,bertahan selama beberapa menit hingga Aji kembali mendorong kepalanya untuk masuk kedalam pelukan,Aji usap lembut kepala belakang Harel,ia ucapkan ribuan kata penenang,hingga senyum semakin menghiasi bibir Aji kala perutnya menerima lingkaran tangan dari Harel,lelaki kecil itu membalas pelukannya,semakin menenggelamkan wajah disana hingga tertidur nyaman.

.

.

.

.

Entah bagaimana awalnya,ia sampai tertidur bersebalahan dengan Harel yang menjadikan salah satu tangannya sebagai bantal oleh lelaki kecil itu,tangan satunya yang terbebas merapikan poni yang masih panjang hingga menutupi mata,tersenyum melihat betapa damai nya tidur si kecil.

Jika boleh Aji ingin melihat pemandangan indah ini di setiap ia bangun,namun itu terlalu berlebihan sepertinya,terlebih mengingat ia belum mempunyai hubungan apapun dengan Harel.

Usapan tangannya terhenti saat Harel mencoba membuka mata,lelaki kecil itu mengerjap beberapa kali hingga mata itu terbuka sepenuhnya,bukan teriakan ketakutan,juga bukan tangis sesenggukan,melainkan senyum manis yang sempat hilang juga tubuhnya yang dipeluk hingga nyaris terjungkal,tanpa sadar Aji menangis,ia menyembunyikan kepala Harel di ceruk lehernya

"Maaf Harel, maaf karena marah dan biarin kamu pulang sendirian"

Aji bisa rasakan gelengan di lehernya,juga pelukan yang semakin erat hingga membuat sesak,namun tidak seberapa sesak saat semingguan ini Aji nyaris kehilangan dunianya. Harel Reynolds,yang benar-benar sudah mengisi relung hatinya,yang benar- benar mengisi penuh kepala juga menjadi poros dunianya.

Kembalinya Harel di sambut tangisan bahagia dari Leanna juga Sam,bahkan wanita 30an itu sampai harus menekan-nekan pipi Harel untuk membuktikan bahwa apa yang dilihatnya bukan ilusi semata. Jevian yang baru sampai dengan pakaian sedikit basah,melempar laporan asal,bahkan tas yang berisi laptop itu dilempar hingga mengenai ujung meja mengahasilkan bunyi nyaring yang sudah dipastikan laptop nya sudah menghasilkan retak.

Makan malam kali ini tidak terlalu menyedihkan karena kembalinya cahaya yang sempat redup selama beberapa hari terakhir. Leanna bahkan dengan semangat diiringi  air mata yang terus turun,tak henti memberikan lauk pada piring Harel, memberikan makanan terbaik pada lelaki hebat itu,mengusap rambutnya sayang saat Harel melahap makanannya dengan senyum yang selalu terlihat menggemaskan.

Harelnya kembali,jiwa yang sempat lupa arah pulang itu sudah menempati tempat seharusnya,pemilik senyum manis juga mata berkilau itu kembali hadir di tengah tengah mereka,mengubur segala kegelisahan hati yang membelenggu rongga dada.







Triple update or double update?
Aku ga yakin,karena aku kira BAB 7 udah aku update tepat di hari ulang tahun Hyunsuk,tapi kayaknya belum ya?

Stupid(me) hahaha
Ok.ga apa,karena banyak hari yang emang engga akan sesuai sama apa yang udah dan belum terselesaikan,kita cuma perlu cara buat selesaikan permasalahannya.

Sampai ketemu di bab selanjutnya,semoga kalian masih sanggup baca cerita Aji Harel yang ketunda update dan moment gemesnya.

Jangan lupa vote dan komen buat apresiasi kecil,jangan lupa bahagia dan bersyukur atas hal baik dan buruk yang kalian jalani hari ini
💐💗

So,This Is The Love? [Hoonsuk]Where stories live. Discover now