Bagian 4:Pengakuan

47 10 0
                                    

Setelah kunjungannya ke rumah yang berisi mahasiswa KKN,Harel jadi semakin dekat dengan Aji.Terlebih lelaki itu selalu mengandalkan nya jika kelas sedang berlangsung

Saat ini contohnya,Aji menyuruh Harel untuk datang ke ruang konseling- ruangan yang menjadi tempat Aji selama mengajar beberapa bulan di sekolah.Dengan tumpukan buku teman sekelasnya,ia menghela nafas.Merasa menyesal karena sempat menawarkan diri pada Aji untuk meminta bantuannya tempo lalu

Dengan susah payah pula ia membuka pintu,beruntung pintu sudah dibuka dari dalam dan buku yang sudah berpindah pada lelaki didepannya setelah hampir saja terjatuh dari genggaman tangan mungil Harel

"Seharusnya bilang kalau kesusahan,saya jadi ga perlu minta bantuan kamu"

Harel berdecak,ia mendudukkan diri di sofa dengan kasar,bersandar disana dengan salah satu tangan yang menutupi mata

"Capek?" Pertanyaan tak berdasar yang dilontarkan Aji cukup membuatnya kesal,lagipula untuk apa lelaki itu bertanya ia lelah atau tidak

"Boleh membolos disini tidak pak?"

"Boleh,boleh di interogasi"

Menghela nafas lagi,ugh.Jika dipikir-pikir Harel kenapa sering sekali menghela nafas lelah ya,menyebalkan.Terdengar seperti manusia bosan hidup,juga seperti manusia pemalas yang hanya bisa mengeluh. Tapi hei! Sungguh,semenjak Aji- atau lebih tepatnya para mahasiswa itu datang ke lingkungannya,membuat Harel jadi tidak semangat hidup,otaknya bercabang memikirkan pemikiran-pemikiran tak berdasar yang membuat hatinya gelisah tak karuan

Juga sejak kapan ia bisa sedekat ini dengan Aji?,mengapa ia bisa dengan bebasnya bersikap menyedihkan di hadapan lelaki itu

Semakin dipikirkan semakin membuat pening,hingga Harel memutuskan untuk melangkah pergi

"Setelah ini jam kosong,kamu bisa beristirahat disini,nanti saya izinkan dengan alasan membantu saya"

Tangan yang sudah menyentuh gagang pintu itu tertahan,Harel menatap bingung pada Aji yang sedang sibuk memeriksa buku tugas yang ia bawa sebelumya

"Kenapa?" Aneh,kenapa ia harus bertanya seperti itu sih

"Apanya?" Netra itu bersitatap,netra kecoklatan milik Harel seolah tenggelam pada netra hitam kelam milik Aji yang menatapnya dalam,padahal jarak mereka terpaut hingga 10 langkah,namun Harel merasakan detak jantung tak beraturan

"Kenapa bapak seperti memperhatikan ku begini sih.Dimulai dari menemani bolos beberapa hari lalu,mengajak ke rumah tempat bapak tinggal,juga akhir-akhir ini bapak terlihat ingin mendekatkan diri"

"Memangnya salah?" Harel menggeleng,benar.Tidak ada yang salah sebenarnya,namun sungguh ia juga tidak mengerti dengan pikirannya sendiri

"Bapak ga mungkin suka sama aku kan?"

Menyesal.Harel menyesal saat melihat Aji berjalan mendekat sesaat setelah ia mengatakan hal tak masuk akal itu,tubuhnya sampai menabrak pintu seiring dengan Aji yang semakin mendekat tanpa jarak,membuat nafas keduanya beradu,membuat Harel semakin pening dengan wangi maskulin yang menguar dari tubuh Aji

"Kalau iya?"

"Kalau iya?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Terjawab. Semua kegelisahan juga alasan mengapa Harel sering menghela nafas lelah,terjawab saat ia membuka pintu utama rumah dan menemukan lelaki jangkung yang ditemuinya beberapa hari lalu sedang duduk nyaman dan mengobrol ringan bersama paman dan bibi di ruang tamu

Sampai akhirnya mereka saling beradu argumen di kamar dominasi ungu yang menjadi tempat ternyaman Harel

"Pulang ya? Setelah Abang selesai sama KKN,kamu ikut pulang sama Abang"

Harel menggeleng ribut,ia menangis sesenggukan dengan menyembunyikan wajah pada lipatan kakinya,menepis tangan Jevian yang hendak menyentuh bahunya

Ingatan masa lalunya terputar hingga membuat sesak,ingatan dimana orangtuanya seolah tidak menginginkan kehadirannya,ingatan dimana Harel yang dengan terang-terangan dibandingkan dengan Jevian- kakak kandungnya,ingatan dimana Jevian juga harus dicambuk untuk menggantikan posisinya

Kejadian itu terlalu menyakitkan bagi Harel yang masih menginjak bangku sekolah dasar,kejadian dimana ia akhirnya memilih pergi bersama pengasuh dan dokter pribadinya

Saat itu pertengkaran hebat terjadi di keluarga Reynolds,membuat bibi- pengasuh Harel ikut turun tangan,meski harus dicap kurang ajar,meski harus mendapat cacian,meski harus meninggalkan pekerjaan yang telah diemban selama puluhan tahun

Bahkan paman yang saat itu hendak berkunjung karena pemeriksaan kesehatan harus mengurungkan niatnya saat melihat Harel yang menangis sesenggukan dan berakhir turut serta membawa Harel keluar dari rumah tersebut

Mereka pergi dengan menggenggam tangan kecil Harel erat,juga tangan yang mencoba menutupi telinga lelaki yang baru menginjak usia delapan tahun itu

Harel masih ingat,seberapa menyeramkan nya Mami dan Papi nya saat itu,Harel masih ingat saat Jevian tidak bisa melakukan apapun selain mengintip melalui jendela kamar,Harel tidak mau,Harel terlalu takut dengan orangtuanya

Mengerti akan ketakutan Harel,Jevian memeluk Harel,meski harus mendapat pukulan ia terus mencoba memeluk tubuh bergetar itu. Racauan terdengar amat menyakitkan bagi telinga Jevian,racauan Harel yang mengungkapkan seberapa takut adiknya itu. Hingga saat Harel tidak lagi memberontak dan nafas yang terdengar tak beraturan membuat Jevian panik,ia dengan kalang kabut memanggil paman dan bibi hingga tubuh Harel diangkat untuk menuju tempat tidur

"Na-nafas Harel bi"

"Ga apa,Harel baik baik saja,tidak perlu terlalu khawatir"

Hingga beberapa menit Jevian bisa merasakan nafas Harel yang mulai membaik,adiknya tertidur dengan tenang membuat Jevian sedikit merasa lega namun juga merasa menyesal atas apa yang terjadi pada adik satu-satunya

Juga ia yang harus menelan kecewa karena Paman Sam yang tidak mengizinkan nya untuk menemui Harel untuk sementara

Jevian sangat ingin mengutuk orang tuanya yang sudah membuat Harel semenderita ini,Jevian sangat ingin menyadarkan kedua orangtuanya bahwa mereka sudah terlalu menyakiti putranya

"TUHKANN APA GUE BILANG LO SUKA SAMA HAREL"

Haruskah Jevian memanfaatkan hal itu untuk membuat Harel pulang? Haruskah Jevian menanggapi teriakan Yosha yang menggema di teras rumah atas tanggapannya terhadap perasaan teman satu KKN nya?




To be continued...
Thank you for reading, have a nice day everyone💗💐

So,This Is The Love? [Hoonsuk]Where stories live. Discover now