Jika sebelumnya kita hanya membicarakan Harel juga Aji,maka pada halaman kali ini. Mari kita mengenal Jevian lebih jauh. Jevian Reynolds yang menjadi sulung bagi keluarga Reynolds.
Katanya,hidup Jevian itu serba ada,serba mewah juga tidak takut untuk kehilangan apapun,namun sayangnya Jevian juga takut,takut akan kehilangan dirinya sendiri.
Jevian bukan lelaki dengan segala ekspresi yang akan membuat orang-orang di sekitarnya khawatir,Jevian hanya akan menunjukkan raut bahagia,raut tersenyum nya pada orang-orang di luaran sana.
Hidup menjadi bagian keluarga Reynolds tak sepenuhnya tentang bahagia. Benar,mungkin orang-orang akan berpikir.
tidak apa hidup tanpa kasih sayang asalkan punya uang. Namun jika kita benar-benar merasakan nya,apa benar akan mendatangkan bahagia yang amat membahagiakan? Bagi Jevian tidak,jika boleh memilih ia ingin memiliki keduanya. Keluarga bahagia,juga uang yang tak ada habisnya,serakah ya? Tapi memang begitu adanya.
Sedari kecil Jevian sudah di suguhkan banyak dokumen penting,anak yang baru menginjak kelas 3 menengah pertama itu harus berkutat dengan banyaknya laporan perusahaan,setiap malamnya sekertaris sang ayah akan datang membawakan berlembar-lembar kertas lalu Jevian akan membuat kesimpulan bahkan solusi dari setiap kata yang tertuang disana.
Jevian tumbuh menjadi anak yang tidak terlalu mengenal emosi,ia tidak bisa dengan jelas bagaimana mengungkapkan perasaanya. Entah sedih,senang,kecewa,marah atau apapun itu,selama ini Jevian hanya berpura- pura agar dirinya tidak dianggap monster oleh teman-temannya.
Mungkin memang hanya satu yang Jevian tahu dan harus Jevian ingat di luar kepalanya. Tersenyum setiap kali berpapasan dengan kolega papa,tunjukkan potensi juga membanggakan hal-hal yang diraihnya melalui prestasi sekolah,juga beberapa les yang di embannya.
Atas hal itu Jevian selalu tertawa,Jevian selalu tunjukkan raut senyumnya karena kata papa Jevian tidak boleh menangis,kata papa Jevian tidak boleh lemah,kata papa Jevian tidak boleh terlihat menyedihkan,bahkan jika amarah menguasai Jevian,papa akan mengajarinya bagaimana marah yang tak merugikan,marah yang akan terlihat berwibawa agar tak dianggap rendah,marah yang hanya dengan tatapan saja orang-orang akan merasa bersalah.
Jevian berhasil mempelajari nya dengan baik,seperti yang dilakukan nya saat ini,sulung Reynolds itu berjalan dengan dagu terangkat,seolah memberitahukan pada dunia bahwa ia berkuasa.
Suara sepatu Jevian bahkan terdengar mengerikan dari suara pembukaan podcast horor,bahkan saat pintu besar berwarna putih bersih itu dibuka,Jevian masih dengan raut angkuhnya.
"Papi ga pernah nyangka kalo putra hebat papi mau pulang"
"Aku cuma mau kasih laporan keuangan"
Pun saat kedua lelaki berbeda usia itu saling berbicara,masih terdengar sangat dingin juga menantang,tidak pernah ada sedikitnya suara yang mampu menghantarkan rasa hangat pada dada juga indera pendengar.
5 menit setelah papi mendudukkan diri di depan Jevian,Mami datang dengan raut kusut juga tas yang di simpan sembarangan.
'butik pasti sibuk akhir-akhir ini'
itu yang menjadi pemikiran Jevian sesaat setelah melihat Mami duduk dengan memijat keningnya yang berkerut.
25 menit berlalu,papi masih sibuk dengan laporan keuangan,mami juga terlihat sedang memejamkan mata. Sedangkan Jevian sibuk melihat ruang tamu keluarga Reynolds,ruang tamu yang dilihat dari sisi manapun terdapat ornamen mewah dengan warna putih yang mendominasi.
"Bagus,ga ada yang papi khawatirkan tentang keuangan. Tapi untuk design apartemen,kamu sanggup Jevian?"
Salah satu hal yang membuat keluarga Reynolds berkuasa adalah bagaimana mereka menjalankan bisnisnya yang tidak hanya satu namun beberapa.
YOU ARE READING
So,This Is The Love? [Hoonsuk]
FanfictionPercayalah pada sesuatu dan tidak hidup dengan kebohongan-Gandhi- Satu kutipan itu seolah mengingatkan Aji bahwa ia harus percaya pada sesuatu.Hatinya, yang mengatakan bahwa ia tertarik pada lelaki kecil dengan nama Harel Reynolds. Maka mungkin,kegi...